Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Effect

Tabel 19. Dampak ekonomi lanjutan di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Pengeluaran Tenaga Kerja Proporsi Pengeluaran di Kawasan Wisata Dampak Ekonomi Lanjutan Rp Petugas kebersihan 14 1.077.881 94,26 14.224.149 Angkutan wisata 5 833.333 91,02 3.792.499 Petugas parkir 4 1.655.000 94,26 6.240.012 Kios makanan 46 1.442.772 95,68 63.500.435 Toilet 2 1.350.000 92,59 2.499.930 Rata-rata 90.257.025 Sumber: Data Primer, diolah 2013 Total pengeluaran tenaga kerja di sekitar kawasan wisata Pantai Gondoriah adalah sebesar Rp 90.257.025 namun total pengeluaran tersebut terdapat biaya yang tidak dikeluarkan di dalam kawasan dengan proporsi 6,43 dan total pengeluaran didalam kawasan wisata dengan proporsi sebesar 93,56. Dampak ekonomi lanjutan diestimasi dari pengeluaran total tenaga kerja lokal per bulan dengan memperhitungkan proporsi pengeluaran tenaga kerja di tingkat lokal. Berdasarkan Tabel 19, dampak ekonomi lanjutan dari kegiatan wisata di Pantai Gondoriah adalah sebesar Rp 90.257.025 per bulannya.

7.5 Nilai Efek Pengganda Multiplier Effect

Nilai efek pengganda digunakan untuk mengukur dampak dari pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal. Efek pengganda dapat diestimasi dari pengeluaran pengunjung selama melakukan kegiatan wisata di Pantai Gondoriah . Terdapat tiga ukuran dalam mengukur dampak ekonomi wisata di tingkat lokal, yaitu 1 Keynesian local income multiplier merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari pengeluaran pengunjung terhadap pendapatan masyarakat lokal, 2 ratio income multiplier tipe I, yaitu nilai yang diperoleh dari dampak langsung dari pengeluaran pengunjung, 3 ratio income multiplier tipe II, yaitu nilai yang diperoleh dari dampak lanjutan. Nilai efek pengganda berdasarkan ketiga ukuran tersebut dapat dilhat pada Tabel 20. Tabel 20. Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di Pantai Gondoriah Tahun 2013 Multiplier Nilai Keynesian Income Multiplier 1,12 Ratio Income Multiplier Tipe I 2,38 Ratio Income Multiplier Tipe II 2,56 Sumber: Data Primer, diolah 2013 Berdasarkan data yang diperoleh untuk menentukan besarnya dampak ekonomi di Pantai Gondoriah, diperoleh nilai Keynesian Multiplier Effect yaitu sebesar 1,12 yang artinya setiap terjadi peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar satu rupiah, maka akan berdampak langsung sebesar 1,12 rupiah terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe I adalah sebesar 2,38 artinya setiap peningkatan sebesar satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,38 rupiah terhadap pendapatan tenaga kerja berupa pendapatan pemilik usaha dan upah tenaga kerja. Selanjutnya nilai yang diperoleh dari Ratio Income Multiplier Tipe 2 sebesar 2,56 yang artinya apabila terjadi peningkatan sebesar satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,56 rupiah pada pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja, dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja ditingkat lokal. Keberadaan Wisata Pantai Gondoriah memberikan dampak secara nyata terhadap perekonomian masyarakat sekitar, terutama bagi masyarakat yang membuka usahanya di kawasan wisata Pantai Gondoriah. Dampak ekonomi yang besar terjadi pada penelitian ini yang dapat dilihat pada nilai Keynesian Income Multiplier yang diperoleh sebesar 1,12. Menurut META 2001 apabila nilai Keynesian Income Multiplier lebih besar dari satu, maka suatu kawasan wisata memiliki dampak ekonomi yang besar, ratio Income Multiplier Tipe I dan ratio Income Multiplier Tipe II apabila lebih besar atau sama dengan satu ≥1 dapat dikatakan memiliki dampak ekonomi terhadap kegiatan wisata. Nilai Multiplier dapat ditingkatkan dengan memberikan fasilitas bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha. Unit usaha yang dibuka juga dapat menarik jumlah tenaga kerja lokal untuk bekerja di unit usaha tersebut. Selain itu juga harus terus ditingkatkan kebersihan lingkungan di dalam kawasan untuk memberi rasa nyaman bagi pengunjung. VIII ANALISIS TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN STAKEHOLDER

8.1 Analisis stakeholder dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah

Analisis stakeholder perlu dilakukan untuk menentukan pihak-pihak yang terlibat untuk merumuskan kebijakan yang terkait dengan pengelolaan wisata pantai Gondoriah. Stakeholder merupakan individu, kelompok atau lembaga yang kepentingannya dipengaruhi oleh kebijakan yang tindakannya yang sangat mempengaruhi kebijakan. Stakeholder yang memiliki memiliki kepentingan tinggi merupakan stakeholder primer dimana kepentingannya dipengaruhi secara langsung oleh kebijakan, sedangkan stakeholder yang memiliki kepentingan yang tidak dipengaruhi secara langsung merupakan stakeholder sekunder Wijayanti, 2009. Kebijakan yang akan dirumuskan berhubungan dengan pengelolaan wisata Pantai Gondoriah, sehingga diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak. Stakeholder yang dianggap berperan dalam merumuskan kebijakan adalah meliputi key person, masyarakat lokal, pelaku usaha. Key person terdiri dari lembaga pemerintah dan non pemerintah meliputi dinas-dinas terkait, polisi, PNPM pariwisata, serta LPM lembaga pemberdayaan masyarakat. Masing- masing pihak tersebut memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda- beda. Pihak yang terlibat di dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah dianalisis tingkat pengaruh dan kepentingannya. Daftar sejumlah stakeholder dapat dilihat pada Tabel 21 yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan matriks kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan Pantai Gondoriah. Kepentingan masing-masing stakeholder dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan budaya. Pengaruh stakeholder yang berbeda-beda dipengaruhi oleh politik, birokrasi dan struktural. Analisis Tabel 21 menunjukkan tingkat kepentingan dan pengaruh dari masing-masing stakeholder yang digambarkan pada Gambar 5. Gambar tersebut menjelaskan bahwa stakeholder yang paling dominan dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah adalah Dinas Pariwisata dan Pemerintah kota, dan yang paling lemah adalah Polisi Pamong Praja Pol PP. .