Nilai Efek Pengganda Multiplier Effect
Keterangan : 1=Dinas kebudayaan dan pariwisatadisbudpar 8 =LPM
2=Badan lingkungan hidup BLH 9 =Dinas kesehatan
3=Dinas pekerjaan umum PU 10=Pnpm pariwisata
4=Dinas perikanan dan kelautan 11=Pelaku usaha
5=Dinas koperasi dan pergadangan 12=Masyarakat lokal
6=Pol PP 13=Pemerintah kota
7=Polisi Gambar 4. Pemetaan stakeholder dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah
Berdasarkan hasil pemetaan aktor menurut kepentingan dan pengaruhnya dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah kuadran A subjek adalah
masyarakat lokal, pelaku usaha, LPM, dan PNPM Pariwisata. Artinya kelompok ini memiliki kepentingan yang tinggi dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah
tetapi memiliki tingkat pengaruh yang rendah. Stakeholder pertama yang masuk ke dalam kuadran A adalah Pelaku usaha yang tidak terlalu dilibatkan didalam
mengambil keputusan dan kebijakan yang menyangkut pengelolaan objek wisata. Pelaku usaha memanfaatkan objek wisata pantai sebagai tempat untuk membuka
usaha. Selain itu, pelaku usaha juga ikut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan pantai dengan melakukan pembuangan dan pengumpulan sampah
hasil kegiatan usahanya pada tempat yang disediakan. Peranan pelaku usaha dalam menjaga kebersihan masih belum terlaksana seutuhnya karena masih
terdapat sampah di sekitar lokasi tempat berjualan. Sedangkan untuk tingkat
pengaruh, unit usaha memiliki peranan dalam memuaskan pengunjung dengan produk yang ditawarkan.
Stakeholder kedua yang termasuk ke dalam kuadran A adalah masyarakat lokal yang memiliki kepentingan yang tinggi di Pantai Gondoriah. Sebagian
masyarakat yang berada di sekitar pantai memiliki mata pencarian di sekitar objek wisata misalnya dengan membuka usaha rumah makan ataupun menjadi tenaga
kerja di rumah makan. Terlebih lagi apabila pada lebaran atau acara tabuik tidak sedikit masyarakat yang mendapatkan keuntungan dari usahanya. Masyarakat
lokal juga dilibatkan dalam pengambilan suatu kebijakan karena masyarakat lokal memiliki peranan di dalam melakukan pengawasan terhadap norma-norma adat
yang berlaku. Aturan yang berlaku di masyarakat misalnya pengunjung tidak diperkenankan menggunakan pakaian yang tidak pantas selama melakukan
kunjungan ke objek wisata Pantai Gondoriah. Apabila ada pengunjung yang melanggar maka masyarakat sekitar akan memberikan teguran kepada pengunjung
tersebut. Masyarakat juga memiliki peranan di dalam menjaga kebersihan pantai, misalnya tidak membuang sampah rumah tangga di dalam kawasan wisata
sehingga pengunjung yang datang merasa nyaman. Peranan dari masyarakat lokal untuk menjaga kebersihan belum terlaksana sepenuhnya karena masih terdapat
masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Stakeholder ketiga yang terdapat pada kuadran A adalah LPM yang
memiliki kepentingan untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat dalam segi sosial, ekonomi, dan budaya serta menjadi fasilitator yang menghubungkan
antara masyarakat dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Terutama dalam pelaksaan acara tabuik biasanya LPM ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata untuk membentuk kepanitian yang akan mengurus jalannya kegiatan. Selain itu LPM juga memiliki pengaruh dalam mengkoordinir penyaluran dana
bantuan agar dapat tersalurkan secara efektif. Penyaluran dana bantuan masih belum tersalurkan secara merata, masih terdapat unit usaha yang belum
mendapatkan bantuan yang disebabkan kurang efektifnya pendataan terhadap unit usaha yang harus mendapatkan bantuan.
Stakeholder terakhir yang masuk ke dalam kuadran A adalah PNPM Pariwisata yang memiliki kepentingan sebagai penyalur bantuan wisata dan
mengembangkan seni dan budaya. Penyaluran bantuan akan dikoordinasikan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan LPM. Misalnya dalam memberikan bantuan
terhadap pedagang di sekitar kawasan wisata. PNPM Pariwisata memiliki pengaruh dalam menyalurkan dana bantuan agar dapat tersalurkan secara efektif
dan tepat sasaran, namun di dalam pelaksanaannya masih belum terlaksana secara efektif. Hal ini disebabkan karena masih banyak unit usaha yang tidak terdapat di
dalam data sebagai penerima bantuan. Kuadran B pemain ditempati oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
Pemerintah Kota, Dinas PU, dan Dinas Perikanan dan Kelautan. Kelompok ini memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam pengelolaan wisata Pantai
Gondoriah baik dalam hal perumusan kebijakan ataupun membuat peraturan formal dan non formal. Peraturan formal yang terkait dengan pengelolaan objek
wisata misalnya dalam pembangunan jalan atau penetapan tempat lokasi berjualan yang boleh ditempati oleh para pedagang. Sedangkan contoh peraturan non formal
misalnya peraturan yang dibuat oleh masyarakat untuk pengunjung agar tidak melakukan tindakan yang melanggar norma-norma yang berlaku.
Stakeholder pertama yang masuk ke dalam kuadran B adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki
kepentingan di dalam pengembangan objek wisata Gondoriah, karena dalam pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata memiliki kepentingan antara lain untuk mengembangkan pariwisata, meningkatkan atraksi, promosi, dan menjaga
kelestarian alam. Upaya Dinas Budaya dan Pariwisata di dalam menjaga kelestarian alam yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menjaga kelestarian dan kebersihan pantai. Penyuluhan kepada masyarakat belum berjalan secara baik yang disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari masyarakat
itu sendiri. Upaya meningkatkan daya tarik wisatawan setiap hari Sabtu dan Minggu
didakan berbagai acara seperti pertunjukan seni dan budaya minang, dan berbagai acara hiburan untuk menghibur pengunjung. Hal ini mengingat jumlah kunjungan
wisatawan paling banyak pada hari sabtu dan minggu. Selain itu, untuk mempromosikan wisata Pantai Gondoriah setiap sekali setahun tepatnya pada