Analisis stakeholder dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah

mengembangkan seni dan budaya. Penyaluran bantuan akan dikoordinasikan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan LPM. Misalnya dalam memberikan bantuan terhadap pedagang di sekitar kawasan wisata. PNPM Pariwisata memiliki pengaruh dalam menyalurkan dana bantuan agar dapat tersalurkan secara efektif dan tepat sasaran, namun di dalam pelaksanaannya masih belum terlaksana secara efektif. Hal ini disebabkan karena masih banyak unit usaha yang tidak terdapat di dalam data sebagai penerima bantuan. Kuadran B pemain ditempati oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemerintah Kota, Dinas PU, dan Dinas Perikanan dan Kelautan. Kelompok ini memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah baik dalam hal perumusan kebijakan ataupun membuat peraturan formal dan non formal. Peraturan formal yang terkait dengan pengelolaan objek wisata misalnya dalam pembangunan jalan atau penetapan tempat lokasi berjualan yang boleh ditempati oleh para pedagang. Sedangkan contoh peraturan non formal misalnya peraturan yang dibuat oleh masyarakat untuk pengunjung agar tidak melakukan tindakan yang melanggar norma-norma yang berlaku. Stakeholder pertama yang masuk ke dalam kuadran B adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki kepentingan di dalam pengembangan objek wisata Gondoriah, karena dalam pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki kepentingan antara lain untuk mengembangkan pariwisata, meningkatkan atraksi, promosi, dan menjaga kelestarian alam. Upaya Dinas Budaya dan Pariwisata di dalam menjaga kelestarian alam yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian dan kebersihan pantai. Penyuluhan kepada masyarakat belum berjalan secara baik yang disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Upaya meningkatkan daya tarik wisatawan setiap hari Sabtu dan Minggu didakan berbagai acara seperti pertunjukan seni dan budaya minang, dan berbagai acara hiburan untuk menghibur pengunjung. Hal ini mengingat jumlah kunjungan wisatawan paling banyak pada hari sabtu dan minggu. Selain itu, untuk mempromosikan wisata Pantai Gondoriah setiap sekali setahun tepatnya pada bulan Muharam diadakan pesta pantai. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki peranan yang besar di dalam kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai acaranya. Pesta pantai ini juga diikuti oleh serangkaian acara tabuik, sehingga mengundang daya tarik pengunjung yang ingin melihat acara tabuik yang dilaksanakan sekali setahun di Pantai Gondoriah. Apabila dilihat dari sisi pengaruhnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki pengaruh yang paling tinggi di dalam pengambilan keputusan dari suatu kebijakan, karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang paling memiliki wewenang dibandingkan stakeholder lainnya. Stakeholder kedua yang terdapat di dalam kuadran B adalah Pemerintah Kota. Pemerintah kota memiliki kepentingan untuk melakukan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan wisata. Dinas Kebudayaan dan pariwisata akan melaporkan kegiatan dan program apa yang akan dilakukan di objek wisata Gondoriah kepada pemerintah pusat. Pemerintah kota memiliki pengaruh didalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan wisata Pantai Gondoriah. Stakeholder ketiga yang terdapat di dalam kuadran B adalah Dinas Pekerjaan Umum PU yang memiliki kepentingan untuk membuat tata bangunan dan pembangunan fisik jalan tanpa merusak kelestarian sumberdaya yang ada, dan perencanaan kawasan terpadu di wisata Pantai Gondoriah. Dinas PU memiliki pengaruh dalam mengambil suatu kebijakan untuk meningkatkan kualitas tata bagunan dan jalan di dalam kawasan wisata Pantai Gondoriah. Perananan Dinas PU belum terlaksana secara keseluruhan, karena masih terdapat tata bangunan seperti wahana permainan yang belum mengalami perbaikan. Stakeholder keempat adalah Dinas Perikanan dan Kelautan yang memiliki kepentingan dalam menyediakan fasilitas keselamatan terhadap pengunjung dalam bentuk kapal penyelamat, menjaga lingkungan perairan dan kelestarian sumberdaya laut. Apabila ada pengunjung yang tenggelam maka Dinas Perikanan dan Keluatan akan bekerjasama dengan Tim SAR untuk melakukan pencarian. Apabila dilihat dari pengaruhnya Dinas Perikanan dan Kelautan memiliki pengaruh di dalam pengembangan wisata Pantai Gondoriah yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan wisata ke Pulau Angso Duo. Kuadran C penonton ditempati oleh Pol PP dan Dinas Koperasi dan Perdagangan. Kelompok ini tidak terlalu memiliki pengaruh dan kepentingan dalam pengelolaan wisata pantai Gondoriah. Pol PP berperan dalam menjaga keamanan dan penertiban lingkungan. Pol PP akan menertibkan pedagang yang tidak berjualan di tempat yang telah disediakan. Dinas Koperasi dan Perdangan berperan sebagai pengembangan unit usaha kecil dan menengah misalnya dalam bentuk pemberian beberapa pelatihan mengenai pengembangan usaha dari masing-masing pedagang. Pelatihan terhadap unit usaha belum direalisasikan. Apabila dilihat dari tingkat pengaruh dari Pol PP dan Dinas Koperasi dan Perdagangan tidak terlalu memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan tetapi dilibatkan secara tidak langsung misalnya didalam mendengarkan pendapat. Kuadran D aktor ditempati oleh Polisi, Dinas Kesehatan dan BLH. Kelompok ini memiliki pengaruh yang tinggi tetapi tidak memiliki kepentingan yang tinggi terhadap pengelolaan wisata Pantai Gondoriah. Stakeholder pertama yang termasuk ke dalam kuadran D adalah Polisi berperan dalam menjaga kemanan dan memberikan informasi wisata dengan mendirikan pos pelayanan pengunjung. Polisi biasanya bertugas pada hari sabtu dan minggu saja, karena pada dua hari itu dipadati oleh pengunjung. Apabila dilihat dari tingkat pengaruhnya polisi memiliki pengaruh yang tinggi di dalam menjaga kemanan agar tercipta kenyamanan bagi pengunjung yang datang. Stakeholder kedua yang termasuk ke dalam kuadran D adalah Dinas Kesehatan yang memiliki peranan di dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pengunjung. Pos pelayanan kesehatan ini juga terdapat di dalam kawasan wisata. Tetapi pos pelayanan ini hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu. Apabila ada pengunjung yang membutuhkan pertolongan di pos kesehatan terdapat tenaga medis yang siap membantu. Pos kesehatan dibuka mulai dari siang hingga sore karena tenaga medis yang masih sedikit. Stakaholder ketiga yang termasuk ke dalam kuadran D adalah Badan Lingkungan Hidup BLH yang memiliki kepentingan didalam meningkatkan kebersihan Pantai Gondoriah. Petugas kebersihan yang bertugas di wisata Pantai Gondoriah berjumlah 12 orang yang setiap pagi dan siang bertugas untuk membersihkan lingkungan di sekitar objek wisata. Khusus untuk hari libur dan acara-acara tertentu yang dilakukan di Pantai Gondoriah petugas kebersihan BLH lebih lama bekerja dari hari biasanya. Apabila dilihat dari pengaruhnya, BLH memiliki pengaruh di dalam merumuskan kebijakan terutama yang menyangkut pengelolaan kebersihan di wisata Pantai Gondoriah. Berdasarkan pemetaan Stakeholder penting untuk melihat proporsi keterlibatan stakeholder yang dapat dikelompokkan menjadi stakeholder secara langsung dan tidak langsung yang dipisahkan oleh diagonal pada Gambar 4. Stakeholder yang dilibatkan secara langsung adalah Dinas Budaya dan Pariwisata, Pemerintah Kota, masyarakat lokal, Dinas PU, Dinas Perikanan dan Kelautan, BLH, dan LPM. Sedangkan stakeholder yang tidak harus dilibatkan secara langsung adalah Pol PP, Polisi, pelaku usaha dan Dinas Kesehatan, dan PNPM Pariwisata. Stakeholder ini harus tetap dilibatkan secara tidak langsung misalnya mendengarkan pendapat. Perananan masing-masing pihak dari analisis stakeholder di Kawasan wisata Pantai Gondoriah dapat dikatakan belum terlaksana secara baik. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa pihak yang belum menjalankan peranannya secara optimal terutama di dalam pengelolaan sumberdaya alam, sehingga dapat menimbulkan penurunan kualitas sumberdaya. Oleh karena itu diharapkan semua pihak dapat menjalankan tugasnya secara keseluruhan agar pengelolaan wisata Pantai Gondoriah dapat lebih baik. IX KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan

1. Secara umum kondisi kegiatan wisata Pantai Gondoriah saat ini dapat disimpulkan sudah baik, yang dapat dilihat dari penilaian terhadap fasilitas, aksesbilitas, kondisi sosial dan lingkungan. Sementara itu, untuk kondisi sumberdaya alam menurut penilaian multi stakeholder baik dan tidak terlalu banyak sampah yang berserakan, belum mengalami pencemaran udara, panorama alamnya masih terjaga, dan kondisi pantainya masih baik. Kegiatan wisata di Pantai Gondoriah saat ini belum merusak lingkungan. 2. Objek wisata Pantai Gondoriah memiliki dampak ekonomi langsung adalah Rp 502.308.304, dampak ekonomi tidak langsung adalah Rp 695.120.645, dampak ekonomi lanjutan adalah Rp 90.257.025 per bulannya. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,12, nilai Ratio Multiplier Income Tipe I adalah 2,38 dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 2,56. Keberadaan wisata Pantai Gondoriah memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat lokal. 3. Saat ini pengelolaan wisata Pantai Gondoriah belum terlaksana secara baik. Pengelolaan yang baik dapat memenuhi dua kondisi yaitu dapat meningkatkan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan agar tercipta wisata yang berkelanjutan. Pengelolaan yang baik membutuhkan suatu kebijakan, sehingga di dalam merumkuskan kebijakan tersebut terdapat stakeholder yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung. Pihak yang terlibat secara langsung dalam merumuskan kebijakan di Pantai Gondoriah diantaranya Dinas budaya dan pariwisata, pemerintah kota, LPM, masyarakat lokal, Dinas PU, dan Dinas Perikanan dan Kelautan, BLH, sedangkan pihak yang tidak terlibat secara langsung meliputi Dinas Koperasi dan Perdagangan, Pol PP, Polisi, pelaku usaha, PNPM Pariwisata dan Dinas Kesehatan .

9.2 Saran

1. Pengelolaan di objek wisata Pantai Gondoriah semestinya harus memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Sistem pengelolaan harus melaksanakan peranannya secara keseluruhan. 2. Guna meningkatkan dampak ekonomi dari kegiatan wisata bagi masyarakat lokal, pemerintah daerah harus aktif dalam pembangunan kawasan wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal dalam aktivitas wisata di Pantai Gondoriah. 3. Peningkatan fasilitas pendukung kegiatan wisata perlu dilakukan untuk menimbulkan rasa nyaman bagi pengunjung. Pemeliharaan fasilitas pendukung wisata sebaiknya dilakukan secara berkala dan tidak hanya dilakukan jika fasilitas tersebut sudah mengalami kerusakan. Fasilitas yang harus mendapatkan perhatian dari pihak pengelola adalah tempat bermain anak, tempat informasi wisata, dan penunjuk arah. 4. Aktivitas wisata dalam jangka panjang perlu dilihat apakah memiliki dampak terhadap lingkungan atau tidak dengan menghitung daya dukung lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA Agustina VS. 2009. Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata Gunung Salak Endah. [Skripsi]. Bogor ID: Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Ariyanto. 2004. Ekonomi Pariwisata. http:bahankuliah.blogsome.com200805 31konsep-pariwisata. Diakses pada tanggal 17 April 2012. Badan Perencanaan dan pembangunan nasional. 2012. Pengembangan Model Ekonometrika.http:www.Bappenas.go.idget-file-severnode7409. Diakses pada tanggal 08 Mei 2012. [BIG] Badan Informasi Geospasial. 2012. Panjang garis pantai Indonesia. http:www.metrotvnews.commetronewsread201310181188980Jumlah- Pulau-di-Indonesia-Berkurang-4.042-Buah . Diakses pada tanggal 12 Desember 2013. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia 2013-2011. http:www.bps.go.idtab_subview.php?tabel=1 daftar=1id_subyek=16notab=18. Diakses pada tanggal 11 januari 2013. Burkart AJ dan Medik S. 1987. Pengertian pariwisata. http:mangkutak. wordpress.com20090105dasar-pengertian-pariwisata. Diakses pada tanggal 11 januari 2013. Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan ekowisata. Yogyakarta ID: ANDI. Daryanto A. 2004. Penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat sebagai modal sosial pembangunan. 9 1:1-8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. 2013. Jumlah kunjungan ke kota Pariaman. PariamanID: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. 2012. Profil wisata Kota Pariaman. PariamanID: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman. Ekayani M dan Nuva. 2013. Economics of ecotourism. Di dalam: Kim, Seong-il, Mihee Kang, Dian Sukmajaya, editor. Opportunities and challenges of ecotursim in ASEAN countries.SeoulID: Depatment of Forest Sciences, College of Agriculture and Life Sciences, Seoul National University, hlm 192- 213. Hamidah N, Sunarti, Nurjannati T. 2006. Perilaku wirausaha masyarakat pesisir dalam pengembangan industri pariwisata bahari. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial. 181: 1-7. Ismayanti. 2010. Pengantar pariwisata. Jakarta ID: Grasindo. Leri IAA. 2011. Dampak pengeluaran wisatawan terhadap perkembangan sektor ekonomi di Provinsi Bali. [Tesis]. Denpasar ID: Universitas Udayana Denpasar. [META] Marine Ecotourism for Atlantic Area. 2001. Planning for marine ecotourism in the EU Atlantic Area. Bristol ID: University vof the West of England. Meta A. 2009. Analisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten. [Skripsi]. Bogor ID: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rajasena D, Manaloor V, Abrahamet BG. 2012. Socio-Economic aspects of sustainable ecotourism development: The Case of Kerala. India: Centre for the Study of Social Exclusion and Inclusive Policy CSSEIP. Riduwan. 2007. Skala pengukuran variable-variabel penelitian. Bandung ID: Alfabeta. Rifqa. 2010. Analisis dampak ekonomi pemanfaatan sumberdaya pesisir sebagai kawasan wisata bahari terhadap pendapatan masyarakat lokal studi kasus Pantai Sawarna, Lebak, Banten. [Skripsi]. Bogor ID: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Riska A dan Purwanti EY. 2013. Analisis penerimaan daerah dari industri Jakarta pariwisata di Provinsi DKI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Semarang ID:23:1-15. Sastrayudha GS. 2010. Strategi pengembangan dan pengelolaan resort and leisure. https:www.google.comsearch?q=konsep20wisata20bahariie=utf8oe =utf-8aq=trls=org.mozilla:en US:officialclient=firefoxchannel=npso urce=hp . Diakses pada tanggal 4 Desember 2013. Siregar R. 2012. Analisis kelembagaan non pasar non-market institutions dalam efisiensi alokasi sumberdaya perikananstudi kasus: Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. [Skripsi]. Bogor ID: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Vanhove, N. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Elsevier ID: Burlington . Yoeti OA. 2008. Pemasaran Pariwisata. Jakarta ID: Angkasa. Wijayanti P. 2009. Analisis ekonomi dan kebijakan pengelolaan wisata alam berbasis masyarakat lokal di Kabupaten Administrasi kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. [Tesis]. Bogor ID: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Lampiran 1. proporsi pengeluaran pengunjung pantai gondoriah No Pengeluaran di Luar Kawasan Pengeluaran di Dalam Kawasan Total B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 1 15000 5000 20000 2 7500 50000 15000 2000 74500 3 100000 100000 50000 15000 2000 20000 287000 4 40000 23000 80000 4000 20000 182000 5 10000 12000 20000 42000 6 20000 100000 60000 180000 7 5000 35000 1000 41000 8 14000 1000 15000 9 9000 15000 224000 10 10000 15000 15000 150000 11 250000 50000 5000 60000 5000 2000 392000 12 10000 20000 2000 5000 37000 13 5000 5000 20000 30000 14 5000 10000 24000 5000 4000 10000 63000 15 102000 100000 50000 8000 5000 20000 285000 16 20000 9000 50000 1000 90000 17 75000 85000 5000 10000 15000 190000 18 5000 100000 2000 4000 110000 19 40000 20000 70000 1000 10000 151000 20 30000 70000 10000 110000 21 10000 30000 5000 2000 2000 51000 22 120000 90000 6000 10000 226000 23 90000 100000 70000 10000 25000 296000 24 50000 20000 13500 83500 25 30000 50000 70000 50000 230000 26 20000 50000 80000 27 20000 20000 30000 70000 28 11000 20000 2000 2000 35000 29 20000 30000 2000 52000 30 40000 50000 30000 120000 31 5000 15000 120000 32 5000 20000 225000 33 15000 40000 40000 15000 5000 120000 34 15000 5000 15000 5000 40000 35 15000 3000 15000 1000 5000 139000 36 20000 10000 5000 10000 5000 50000 37 15000 6000 15000 5000 46000 38 10000 50000 2000 62000 39 100000 50000 20000 5000 175000 40 28000 60000 5000 20000 113000 41 7500 75000 70000 1000 153500 42 30000 65000 90000 10000 10000 25000 230000 43 180000 200000 26000 75000 10000 20000 511000 44 110000 500000 100000 10000 15000 150000 885000 45 120000 200000 75000 5000 10000 410000 46 3000 30000 3000 36000 47 45000 50000 1000 96000 48 2500 10000 5000 17500 49 25000 10000 15000 5000 55000 50 29500 200000 20000 5000 254500 51 10000 50000 2000 1000 65000 52 15000 91000 5000 2000 113000 53 50000 95000 10000 1000 1000 10000 170000 54 150000 65000 5000 220000 55 50000 10000 75000 10000 5000 1000 10000 165000 56 15000 68000 4000 5000 92000 57 100000 20000 65000 3000 188000