3. Mengidentifikasi tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola objek wisata pantai Gondoriah.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pantai Gondoriah yang terletak di Pariaman Sumatera Barat. Persepsi terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam
saat ini di Pantai Gondoriah penilaiannya diberikan oleh responden pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja, key person dan masyarakat lokal. Pengunjung yang
akan menjadi responden adalah wisatawan nusantara baik yang berkelompok maupun individu. Unit usaha dan tenaga kerja lokal yang menjadi responden
adalah masyarakat lokal yang berada di sekitar Pantai Gondoriah. Analisis stakeholder yang dilakukan pada penelitian ini hanya melihat tingkat pengaruh
dan kepentingan stakeholder dalam mengelola wisata Pantai Gondoriah untuk melihat pengelolaan di Pantai Gondoriah sudah baik atau belum yang dapat dilihat
dari peranan masing-masing pihak terkait pengelolaan wisata di Pantai Gondoriah.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata Bahari
Secara umum pengertian pariwisata merupakan perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana
biasanya hidup dan bekerja termasuk juga usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut seperti usaha jasa pariwisata biro perjalanan wisata, agen perjalanan
wisata, pramuwisata, konvensi, informasi pariwisata, usaha sarana dan prasarana akomodasi, rumah makan, angkutan wisata dan usaha-usaha yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pariwisata. Pariwisata itu meliputi beberapa jenis, salah satunya adalah wisata bahari Burkart dan Medik, 1987.
Wisata bahari merupakan salah satu dari jenis wisata yang telah dikenal saat ini. Wisata bahari adalah jenis pariwisata alternatif yang berkaitan dengan
kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut. Wisata bahari banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air
dengan memanfaatkan danau, sungai, pantai, teluk atau laut lepas seperti untuk kegiatan jet sky, berenang, menyelam ataupun menikmati pemandangan bawah
laut. Menurut Sastrayudha 2010 rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan
masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi obyektif wilayahnya, oleh karena itu dalam
pengembangan kawasan wisata bahari hendaknya dimulai pendekatan terhadap masyarakat setempat.
2.2 Pendukung Jasa Wisata
Menurut Damanik dan Weber 2006 kelompok pendukung jasa wisata adalah kelompok usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa
wisata tetapi seringkali bergantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk itu. Kelompok pendukung pariwisata tersebut terdiri dari:
a. Pemerintah
Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan peruntukkan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata.
Selain itu pemerintah bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan
panduan bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing. b.
Masyarakat lokal Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan
wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya mereka yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan
kualitas produk wisata. Masyarakat lokal merupakan “pemilik” langsung atraksi
wisata yang dikunjungi sekaligus dikonsumsi wisatawan. Masyarakat lokal ini sering kali sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata
sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Oleh sebab itu, peran mereka terutama tampak dalam bentuk penyediaan tenaga kerja. Selain itu
masyarakat lokal juga memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan wisata. c.
Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga pemerintah non lokal, regional dan internasional yang
melakukan kegiatan di kawasan wisata sebelum pariwisata berkembang di kawasan tersebut. Kegiatan yang biasanya dilakukan berhubungan dengan
konservasi dan regulasi kepemilikan serta pengusahaan sumberdaya alam setempat. Selain itu, organisasi non pemerintah ini juga melakukan kerjasama
dengan masyarakat.
2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata
Suatu kawasan wisata yang relatif kecil cenderung tidak memperhitungkan dampak ekonomi secara luas sehingga dampak penerimaan devisa dan pendapatan
daerah tidak diperhitungkan. Dampak yang diperhitungkan dalam analisis dapat dilihat dari aspek pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga-harga,
distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta pembangunan sekitar kawasan wisata.