13.30 26.30 5.30 5.27 5.90 Dinamika Perubahan Disparitas Regional Di Pulau Jawa Sebelum Dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah

24.46 dan 13.30. Sedangkan dua provinsi dengan persentase kontribusi PDRB terendah adalah Provinsi Banten 6.38 dan DIY 1.89. Tabel 5.12. Persentase Besarnya Kontribusi PDRB Masing-masing Provinsi terhadap Nilai PDRB Total di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten 1986 30.56 25.63 14.01 2.22 27.59 - 1990 33.13 23.80 13.68 2.04 27.35 - 1993 32.74 24.82 13.77 1.92 26.75 - 1997 31.94 27.64 12.83 1.77 25.82 - 2000 29.87 22.61 13.35 1.79 26.13 6.25 2003 30.31 23.12 12.82 1.78 25.59 6.38 2007 30.75 23.57 12.62 1.71 24.85 6.51 Rata-rata 31.33

24.46 13.30

1.89 26.30

6.38 Sumber: Produk Domestik Regional Bruto KabupatenKota di Indonesia Tahun 1986-2007 BPS, diolah. Keterangan: Sejak tahun 2000 Provinsi Jawa Barat mengalami pemekaran, terbagi menjadi Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Setelah pemekaran. Tabel 5.13. Laju Pertumbuhan Ekonomi Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Banten Total Jawa 1986-1990 11.17 5.99 7.58 5.57 8.07 - 8.36 1990-1993 8.56 10.89 9.36 6.59 8.13 - 9.07 1993-1997 8.87 13.65 7.33 6.98 8.50 - 9.71 1997-2000 -4.45 -1.39 -1.20 -2.08 -2.07 - -2.45 2000-2003 5.25 5.56 3.19 4.49 3.91 5.51 4.70 2003-2007 6.45 6.60 5.51 4.74 5.10 6.62 6.00 Rata-rata 5.98

6.88 5.30

4.38 5.27

6.07 5.90

Sumber: PDRB KabupatenKota di Indonesia Tahun 1986-2007 BPS, diolah. Keterangan: Sejak tahun 2000 Provinsi Jawa Barat mengalami pemekaran, terbagi menjadi Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Setelah pemekaran tidak memperhitungkan Provinsi Banten. Dilihat dari besarnya laju pertumbuhan ekonomi masing-masing provinsi di Pulau Jawa dari tahun 1986 hingga 2007 Tabel 5.13, dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun besarnya laju pertumbuhan ekonomi pada masing-masing provinsi berfluktuatif. Namun, pada tahun 1997-2000 semua provinsi di Pulau Jawa mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi hingga nilainya negatif. Hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu, sehingga hampir seluruh wilayah di nusantara turut terkena dampak dari krisis tersebut, tidak terkecuali Pulau Jawa Tabel 5.13. Ditinjau dari besarnya PDRB per kapita di masing-masing provinsi Gambar 5.17, dapat terlihat bahwa Provinsi DKI Jakarta memiliki PDRB per kapita yang sangat tinggi, jauh lebih unggul dibandingkan provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa dan trend perkembangannya dari tahun ke tahun terus meningkat tajam. Sedangkan kelima provinsi lainnya memiliki PDRB per kapita yang masih berada di bawah rata-rata PDRB per kapita Pulau Jawa. Gambar 5.17. Perkembangan Besarnya PDRB per Kapita di Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Apabila keenam provinsi di Pulau Jawa diperbandingkan satu dengan lainnya, terutama dari segi luas wilayah, jumlah penduduk dan besarnya kontribusi PDRB yang disumbangkan, maka dapat dilihat bahwa disparitas pembangunan antar wilayah yang terjadi di Pulau Jawa dalam hal ini disparitas antar provinsi lebih disebabkan karena dominansi Provinsi DKI Jakarta yang memegang pengaruh kuat dalam perekonomian di Pulau Jawa Gambar 5.18. Gambar 5.18. Proporsi Luas Wilayah, Rata-rata Jumlah Penduduk dan Besarnya Kontribusi PDRB Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun - 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun P D R B p e r k a p it a R p t h DKI Jakart a Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Bant en Jawa 7.4 31.3 25.2 31.7 24.5 25.6 25.8 13.3 2.3 2.6 1.9 38.6 29.5 26.3 7.7 7.1 6.4 0.5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Luas Penduduk PDRB Param eter P ro p o rs i Banten Jaw a Timur DIY Jaw a Tengah Jaw a Barat DKI Jakarta 1986-2007 Besarnya Derajat Disparitas Antar Provinsi dengan Indeks Williamson dan Indeks Theil Entropy Disparitas pembangunan antar wilayah dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan indeks Theil entropy dan indeks Williamson. Hasil analisis disparitas antar provinsi dengan metode indeks Williamson menggunakan data PDRB per kapita tiap provinsi di Pulau Jawa tahun 1986-2007 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.14 dan Gambar 5.19, menunjukkan bahwa pada tahun 1986, besarnya derajat disparitas antar provinsi di Pulau Jawa mencapai angka yang cukup tinggi, yaitu 0.769. Angka tersebut berangsur-angsur menurun hingga tahun 1993 0.657, namun kembali meningkat sampai dengan tahun 2000 hingga mencapai 0.736. Namun demikian, pada masa setelah diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah mulai tahun 2000, besarnya derajat disparitas antar provinsi di Pulau Jawa menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Tabel 5.14. Besarnya Disparitas Antar KabupatenKota pada masing-masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Williamson Indeks Williamson Disparitas Antar KabKota 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Prov.DKI Jakarta 0.251 0.305 0.358 0.447 0.444 0.563 0.552 Prov.Jawa Barat 0.383 0.379 0.402 0.548 0.671 0.636 0.611 Prov.Jawa Tengah 0.627 0.593 0.685 0.733 0.694 0.658 0.711 Prov.DIY 0.344 0.351 0.351 0.404 0.389 0.435 0.393 Prov.Jawa Timur 0.908 1.008 1.049 1.223 1.173 1.152 1.165 Prov.Banten 0.625 0.645 0.650 Disparitas antar provinsi di P.Jawa 0.769 0.666 0.657 0.684 0.736 0.712 0.707 Sumber: Hasil Analisis. Keterangan: Kabkota di Provinsi Banten masih termasuk dalam Provinsi Jawa Barat. Dari Gambar 5.19 dapat disaksikan bahwa di antara keenam provinsi yang ada di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan derajat disparitas yang paling tinggi. Angka tersebut meningkat tajam dari tahun 1986 hingga tahun 1997, yaitu dari 0.908 menjadi 1.223, dimana pada tahun 1997 Provinsi Jawa Timur mengalami kondisi yang paling timpang selama periode waktu tersebut. Namun, tingginya derajat disparitas di Provinsi Jawa Timur tersebut kemudian berangsur-angsur turun pasca diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah. Sedangkan provinsi dengan derajat disparitas yang relatif rendah dibandingkan provinsi-provinsi lainnya adalah Provinsi DIY. Gambar 5.19. Dinamika Perubahan Derajat Disparitas Antar KabupatenKota Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Williamson Dengan indeks Theil entropy, besarnya derajat disparitas disparitas total dapat didekomposisikan menjadi dua, yaitu disparitas antar provinsi between province dan disparitas antar kabupatenkota dalam provinsi within province. Hasil analisis disparitas antar provinsi dengan menggunakan indeks Theil entropy menunjukkan bahwa besarnya disparitas total yang terjadi di Pulau Jawa memiliki kecenderungan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, yaitu sebesar 0.154 pada tahun 1986, menjadi 0.214 di tahun 2007 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.15 dan Gambar 5.20. Tabel 5.15. Besarnya Disparitas Antar Provinsi dan Disparitas Antar KabupatenKota dalam Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Theil Entropy Indeks Theil Entropy Disparitas Provinsi 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Antar Provinsi 0.098 0.127 0.118 0.110 0.111 0.114 0.121 Antar KabKota Dalam Provinsi 0.056 0.063 0.069 0.090 0.090 0.096 0.092 DKI Jakarta 0.005 0.008 0.011 0.015 0.015 0.018 0.017 Jawa Barat 0.009 0.008 0.009 0.019 0.017 0.018 0.018 Jawa Tengah 0.007 0.008 0.010 0.011 0.010 0.010 0.009 DI Yogyakarta 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.001 0.000 Jawa Timur 0.035 0.039 0.039 0.045 0.042 0.042 0.040 Banten 0.006 0.007 0.008 Disparitas Total 0.154 0.190 0.187 0.200 0.202 0.210 0.214 Sumber: Hasil Analisis Keterangan: Banten masih termasuk dalam Provinsi Jawa Barat. 0.251 0.305 0.358 0.447 0.444 0.563 0.552 0.383 0.379 0.402 0.548 0.671 0.636 0.611 0.627 0.593 0.685 0.733 0.694 0.658 0.711 0.344 0.351 0.351 0.404 0.389 0.435 0.393 0.908 1.008 1.049 1.223 1.173 1.152 1.165 0.769 0.666 0.657 0.684 0.736 0.712 0.707 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun In d e k s W il li a m s o n DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur B anten A ntar pro vinsi Sebelum OTDA Setelah OTDA 0.121 0.114 0.111 0.110 0.118 0.127 0.098 0.092 0.096 0.090 0.090 0.069 0.063 0.056 0.214 0.210 0.202 0.200 0.187 0.190 0.154 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun In d e k s T h e il E n tr o p y A ntar Pro vinsi A ntar KabKo ta dalam P ro vinsi Ketimpangan To tal Gambar 5.20. Dinamika Perubahan Besarnya Derajat Disparitas Antar Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Theil Entropy Ditinjau dari besarnya persentase dekomposisi indeks Theil entropy lihat Tabel 5.16, dapat diketahui bahwa sumber disparitas yang berasal dari disparitas antar provinsi menyumbangkan persentase lebih besar dibandingkan disparitas antar kabupatenkota dalam provinsi. Namun, apabila dilihat pola kecenderungannya dari tahun ke tahun, dapat diketahui bahwa persentase dekomposisi indeks Theil entropy yang berasal dari disparitas antar provinsi nilainya menurun hingga tahun 2003, namun pada tahun 2007 angka tersebut kembali menunjukkan adanya peningkatan Gambar 5.21. Tabel 5.16. Persentase Dekomposisi Indeks Theil Entropy Berdasarkan Disparitas Antar Provinsi dan Disparitas Antar KabupatenKota dalam Provinsi di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Dekomposisi Disparitas Indeks Theil Entropy Disparitas Provinsi 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Antar Provinsi 1

63.80 66.90