5.90 Dinamika Perubahan Disparitas Regional Di Pulau Jawa Sebelum Dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah

Sumber: PDRB KabupatenKota di Indonesia BPS, diolah. Gambar 5.25. Persentase Besarnya Kontribusi PDRB Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan terhadap Nilai PDRB Total di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Dari besarnya laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing kawasan dari tahun 1986-2007 Tabel 5.20, dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi di kawasan metropolitan lebih tinggi dibandingkan kawasan non metropolitan dengan nilai rata-rata masing-masing sebesar 6.46 dan 5.07. Tabel 5.20. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun Metropolitan Non Metropolitan Total Jawa 1986-1990 9.36 6.94 8.36 1990-1993 10.04 7.58 9.07 1993-1997 11.43 6.90 9.71 1997-2000 -3.59 -0.32 -2.45 2000-2003 5.26 3.76 4.70 2003-2007 6.24 5.58 6.00 Rata-rata 6.46

5.07 5.90

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto KabupatenKota di Indonesia Tahun 1986-2007 BPS, diolah. Diamati dari besarnya PDRB per kapita di masing-masing kawasan sebagaimana tersaji pada Gambar 5.26, dapat diketahui bahwa PDRB per kapita di kawasan metropolitan jauh lebih tinggi dibandingkan besarnya PDRB per kapita di kawasan non metropolitan. Meskipun tingginya nilai PDRB per kapita belum dapat menggambarkan besarnya personal income, namun hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di kawasan metropolitan lebih tinggi dibandingkan kawasan non metropolitan. 64.0 63.5 62.6 65.0 61.9 60.5 58.8 36.0 36.5 37.4 35.0 38.1 39.5 41.2 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007Tahun P e rs e n ta s e Non Metropolitan Metropolitan Gambar 5.26. Perkembangan PDRB per Kapita di Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Gambar 5.27 berikut ini mendeskripsikan perbandingan antara kawasan metropolitan dan kawasan non metropolitan di Pulau Jawa ROJ, terutama dilihat dari parameter luas wilayah, jumlah penduduk dan besarnya kontribusi PDRB yang disumbangkan. Gambar 5.27. Proporsi Luas Wilayah, Rata-rata Jumlah Penduduk dan Besarnya Kontribusi PDRB Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Dari Gambar 5.27 di atas, dapat dilihat bahwa disparitas pembangunan antar wilayah yang terjadi di Pulau Jawa antara kawasan metropolitan dan non metropolitan ROJ disebabkan oleh kuatnya pengaruh kawasan metropolitan sebagai penggerak dalam perekonomian di Pulau Jawa. Sebab, kawasan metropolitan dengan luas wilayah yang hanya mencapai 16.54 dan berpenduduk sekitar 33.78 dari total penduduk Pulau Jawa, ternyata berkontribusi menyumbangkan PDRB lebih dari 60. Sementara, kawasan non metropolitan yang luas wilayahnya mencapai 83.46 dan dihuni oleh 66.22 penduduk Pulau Jawa ternyata hanya menyumbangkan kurang dari 40 total PDRB Jawa. - 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun P D R B p e r k a p it a R p t h M etro po litan No n M etro po litan Jawa 16.5 33.8 62.3 83.5 66.2 37.7 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Luas Penduduk PDRB Param eter P ro p o rs i Non Metropolitan Metropolitan Besarnya Derajat Disparitas Antara Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan dengan Indeks Williamson dan Indeks Theil Entropy Hasil analisis disparitas antara kawasan metropolitan dan non metropolitan di Pulau Jawa ROJ dengan metode indeks Williamson Tabel 5.21, menunjukkan bahwa dari tahun 1986 hingga 2000 besarnya derajat disparitas antar kawasan secara konsisten mengalami peningkatan dari 0.346 menjadi 0.422. Pada tahun 2003 angka tersebut relatif tetap, sehingga tidak mengalami pergeseran dari posisi semula 0.422. Namun, pada tahun 2007 disparitas antar kedua kawasan tersebut sedikit berkurang, yang ditandai dengan menurunnya derajat disparitas yaitu dari yang semula 0.422 menjadi 0.410. Secara grafis, dinamika perubahan besarnya derajat disparitas antara kawasan metropolitan dan non metropolitan disajikan pada Gambar 5.28. Tabel 5.21. Besarnya Disparitas Antar KabupatenKota pada Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986- 2007 Menggunakan Indeks Williamson Indeks Williamson Disparitas Antar KabKota 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Kawasan metropolitan megapolitan 0.744 0.871 0.847 0.850 0.937 1.034 1.047 Kawasan non metropolitan Rest of Java 0.775 0.853 0.885 1.048 0.976 0.951 0.951 Disparitas antara kawasan metropolitan vs non metropolitan 0.346 0.370 0.369 0.412 0.422 0.422 0.410 Sumber: Hasil Analisis. Gambar 5.28. Dinamika Perubahan Besarnya Derajat Disparitas Antara Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Williamson 1.047 1.034 0.937 0.850 0.847 0.871 0.744 0.951 0.951 0.976 1.048 0.885 0.853 0.775 0.410 0.422 0.422 0.412 0.369 0.370 0.346 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun In d e k s W il li a m s o n Kawasan metro po litan megapo litan Kawasan no n metro po litan Rest o f Java M etro po litan vs No n M etro po litan Sebelum OTDA Setelah OTDA Disparitas antara kawasan metropolitan dan non metropolitan yang dianalisis dengan indeks Theil entropy menunjukkan bahwa besarnya derajat disparitas total yang terjadi di Pulau Jawa memiliki nilai yang sama persis dengan disparitas total pada saat membicarakan disparitas antar provinsi. Bedanya, jika pada disparitas antar provinsi sumber disparitas terbesar berasal dari disparitas antar kawasan between groups, namun pada disparitas antara kawasan metropolitan dan non metropolitan ROJ, sumber disparitas yang lebih tinggi disumbangkan dari disparitas dalam kelompok within groups, sebagaimana disajikan secara tabular dan grafis pada Tabel 5.22 dan Gambar 5.29. Tabel 5.22. Besarnya Disparitas Antara Kawasan Metropolitan vs Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Theil Entropy Indeks Theil Entropy Disparitas Kawasan 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Antar Kawasan 0.0674 0.0729 0.0732 0.0847 0.0728 0.0733 0.0719 Antar KabKota Dalam Kawasan 0.0866 0.1170 0.1135 0.1154 0.1309 0.1367 0.1417 Metropolitan 0.0614 0.0892 0.0846 0.0830 0.0926 0.0997 0.1069 Non Metropolitan 0.0252 0.0278 0.0289 0.0324 0.0383 0.0370 0.0348 Disparitas Total 0.1540 0.1899 0.1867 0.2001 0.2037 0.2100 0.2136 Sumber: Hasil Analisis. Gambar 5.29. Dinamika Perubahan Besarnya Derajat Disparitas Antara Kawasan Metropolitan vs Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Menggunakan Indeks Theil Entropy Dilihat dari besarnya persentase dekomposisi indeks Theil entropy pada kawasan metropolitan dan non metropolitan ROJ tahun 1986-2007 Tabel 5.23, 0.072 0.073 0.073 0.085 0.073 0.073 0.067 0.142 0.137 0.131 0.115 0.113 0.117 0.087 0.214 0.210 0.204 0.200 0.187 0.190 0.154 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun In d e k s T h e il E n tr o p y A ntar Kawasan metro politan vs ROJ A ntar KabKota dalam Kawasan Ketimpangan To tal Sebelum OTDA Setelah OTDA dapat diketahui bahwa sumber disparitas yang berasal dari disparitas antar kawasan between regions memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan disparitas dalam kawasan within regions. Hal ini berarti bahwa derajat disparitas antar kabupatenkota dalam masing-masing kawasan mempunyai nilai yang lebih besar dominan dibandingkan dengan disparitas antar kedua kawasan tersebut, dimana disparitas antar kabupatenkota dalam kawasan metropolitan berkontribusi lebih besar dalam menyumbangkan disparitas within regions dibandingkan disparitas antar kabupatenkota dalam kawasan non metropolitan Gambar 5.30. Tabel 5.23. Persentase Dekomposisi Indeks Theil Entropy pada Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986- 2007 dalam Dekomposisi Disparitas Indeks Theil Entropy Disparitas Kawasan 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Antar Kawasan 1

43.78 38.40