10.9 9.5 66.1 Indonesia 10.3 9.1 66.7 66.6 Indonesia 88.3 89.7 Dinamika Perubahan Disparitas Regional Di Pulau Jawa Sebelum Dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah

bahkan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa aglomerasi ekonomi di Kawasan Jabodetabek yang notabene mewakili ketiga provinsi tersebut mulai diwarnai oleh masalah pengangguran. Hal ini tentunya tidak terlepas dari fenomena migrasi ke kota yang terjadi secara berlebihan, dimana sebagian besar penduduk yang bermigrasi tersebut didominasi oleh tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih unskilled labour. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat tertampung, sehingga masalah pengangguran kian berkembang di ketiga provinsi tersebut. Tabel 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2006-2008 TPT TPAK 2006 2007 2008 2006 2007 2008 Provinsi Feb Agust Feb Agust Feb Feb Agust Feb Agust Feb DKI 14.3 11.4 13.3 12.6 11.1 62.7 64.9 61.0 65.0 65.9 Jabar 14.5 14.6 14.5 13.1 12.3 61.8 61.4 60.7 62.5 61.9 Jateng 8.2 8.0 8.1 7.7 7.1 71.1 68.6 71.2 70.2 71.5 DIY 6.3 6.3 6.1 6.1 6.0 70.3 69.2 71.7 68.6 70.0 Jatim 7.7 8.2 7.5 6.8 6.2 68.9 67.4 67.7 69.0 69.7 Banten 16.3 18.9 16.1 15.8 14.2 61.4 62.4 61.7 61.6 64.4 Jawa 11.2

11.2 10.9

10.3 9.5

66.0 65.7

65.7 66.1

67.2 Indonesia

10.5 10.3

9.8 9.1

8.5 66.7

66.2 66.6

67.0 67.3

Sumber: Statistik Indonesia 2008. Keterangan: Diolah dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas. Kondisi Sosial Pendidikan Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah tersedianya cukup sumberdaya manusia yang berkualitas. Ukuran yang biasa digunakan untuk menilai kualitas sumberdaya manusia diantaranya adalah angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka partisipasi sekolah. Angka melek huruf penduduk berumur 15 tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan di Pulau Jawa sudah cukup baik. Meskipun demikian, angka melek huruf terbesar masih terdapat di 3 provinsi di wilayah Barat yaitu Jakarta, Jawa Barat dan Banten sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.5. Hal ini bukan hanya menunjukkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan pada ketiga provinsi tersebut cukup baik, namun juga mengindikasikan bahwa banyak tenaga terdidik yang bermigrasi dan menetap di ketiga provinsi tersebut. Karena itu, untuk meningkatkan angka melek huruf di provinsi lainnya, maka selain perlu meningkatkan penyediaan sarana prasarana pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hal lain yang perlu dilakukan adalah terus membuka peluang agar kesempatan untuk bekerja dan berusaha semakin luas. Tabel 4.5. Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin di Pulau Jawa Tahun 2005 dan 2006 Angka Melek Huruf 2005 2006 Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan DKI Jakarta 99.3 97.4 99.1 97.4 Jawa Barat 96.9 92.3 97.0 92.8 Jawa Tengah 92.3 82.6 92.7 83.9 DI Yogyakarta 92.5 81.2 92.3 80.7 Jawa Timur 91.5 80.5 92.1 82.4 Banten 97.5 93.7 97.0 92.9 Jawa 95.0

88.0 95.4

88.4 Indonesia

92.8 88.3

93.1 89.7

Sumber: BPS 2007. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPS 2007 juga dapat diketahui data rata-rata lamanya penduduk bersekolah di tiap-tiap wilayah. Pada kasus Pulau Jawa, penduduk di beberapa provinsi tahun 2005 dan 2006 memiliki rata-rata lama sekolah yang berada di atas rataan nasional, yaitu Provinsi DKI Jakarta, DIY, dan Banten Tabel 4.6. Tabel 4.6. Rata-rata Lama Sekolah Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin di Pulau Jawa Tahun 2005 dan 2006 dalam tahun Rata-rata Lama Sekolah tahun 2005 2006 Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan DKI Jakarta 10.4 9.3 10.7 9.6 Jawa Barat

7.8 6.8

7.9 7.0

Jawa Tengah 7.2 6.1 7.4 6.3 DI Yogyakarta 9.0 7.7 9.4 7.7 Jawa Timur 7.3 6.1 7.5 6.3 Banten 8.5 7.5