bahkan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa aglomerasi ekonomi di Kawasan Jabodetabek yang notabene mewakili ketiga provinsi tersebut mulai diwarnai oleh
masalah pengangguran. Hal ini tentunya tidak terlepas dari fenomena migrasi ke kota yang terjadi secara berlebihan, dimana sebagian besar penduduk yang
bermigrasi tersebut didominasi oleh tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih unskilled labour. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat
tertampung, sehingga masalah pengangguran kian berkembang di ketiga provinsi tersebut.
Tabel 4.4.
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa
Tahun 2006-2008
TPT TPAK
2006 2007
2008 2006
2007 2008
Provinsi Feb
Agust Feb
Agust Feb
Feb Agust
Feb Agust
Feb
DKI 14.3
11.4 13.3
12.6 11.1
62.7 64.9
61.0 65.0
65.9 Jabar
14.5 14.6
14.5 13.1
12.3 61.8
61.4 60.7
62.5 61.9
Jateng 8.2
8.0 8.1
7.7 7.1
71.1 68.6
71.2 70.2
71.5 DIY
6.3 6.3
6.1 6.1
6.0 70.3
69.2 71.7
68.6 70.0
Jatim 7.7
8.2 7.5
6.8 6.2
68.9 67.4
67.7 69.0
69.7 Banten
16.3 18.9
16.1 15.8
14.2 61.4
62.4 61.7
61.6 64.4
Jawa 11.2
11.2 10.9
10.3 9.5
66.0 65.7
65.7 66.1
67.2 Indonesia
10.5 10.3
9.8 9.1
8.5 66.7
66.2 66.6
67.0 67.3
Sumber: Statistik Indonesia 2008. Keterangan: Diolah dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas.
Kondisi Sosial Pendidikan
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah tersedianya cukup sumberdaya manusia
yang berkualitas. Ukuran yang biasa digunakan untuk menilai kualitas sumberdaya manusia diantaranya adalah angka melek huruf, rata-rata lama
sekolah dan angka partisipasi sekolah. Angka melek huruf penduduk berumur 15 tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan di Pulau Jawa sudah cukup baik.
Meskipun demikian, angka melek huruf terbesar masih terdapat di 3 provinsi di wilayah Barat yaitu Jakarta, Jawa Barat dan Banten sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel 4.5. Hal ini bukan hanya menunjukkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan pada ketiga provinsi tersebut cukup baik, namun juga
mengindikasikan bahwa banyak tenaga terdidik yang bermigrasi dan menetap di ketiga provinsi tersebut. Karena itu, untuk meningkatkan angka melek huruf di
provinsi lainnya, maka selain perlu meningkatkan penyediaan sarana prasarana pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hal lain yang perlu
dilakukan adalah terus membuka peluang agar kesempatan untuk bekerja dan berusaha semakin luas.
Tabel 4.5. Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas Menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin di Pulau Jawa Tahun 2005 dan 2006
Angka Melek Huruf 2005
2006 Provinsi
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan
DKI Jakarta 99.3
97.4 99.1
97.4 Jawa Barat
96.9 92.3
97.0 92.8
Jawa Tengah 92.3
82.6 92.7
83.9 DI Yogyakarta
92.5 81.2
92.3 80.7
Jawa Timur 91.5
80.5 92.1
82.4 Banten
97.5 93.7
97.0 92.9
Jawa 95.0
88.0 95.4
88.4 Indonesia
92.8 88.3
93.1 89.7
Sumber: BPS 2007.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPS 2007 juga dapat diketahui data rata-rata lamanya penduduk bersekolah di tiap-tiap wilayah. Pada
kasus Pulau Jawa, penduduk di beberapa provinsi tahun 2005 dan 2006 memiliki rata-rata lama sekolah yang berada di atas rataan nasional, yaitu Provinsi DKI
Jakarta, DIY, dan Banten Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Rata-rata Lama Sekolah Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin di Pulau
Jawa Tahun 2005 dan 2006 dalam tahun
Rata-rata Lama Sekolah tahun 2005
2006 Provinsi
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan
DKI Jakarta 10.4
9.3 10.7
9.6 Jawa Barat
7.8 6.8
7.9 7.0
Jawa Tengah 7.2
6.1 7.4
6.3 DI Yogyakarta
9.0 7.7
9.4 7.7
Jawa Timur 7.3
6.1 7.5
6.3 Banten
8.5 7.5