8.5 Indonesia 6.8 7.0 Dinamika Perubahan Disparitas Regional Di Pulau Jawa Sebelum Dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah

provinsi lainnya, maka selain perlu meningkatkan penyediaan sarana prasarana pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hal lain yang perlu dilakukan adalah terus membuka peluang agar kesempatan untuk bekerja dan berusaha semakin luas. Tabel 4.5. Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15 Tahun ke Atas Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin di Pulau Jawa Tahun 2005 dan 2006 Angka Melek Huruf 2005 2006 Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan DKI Jakarta 99.3 97.4 99.1 97.4 Jawa Barat 96.9 92.3 97.0 92.8 Jawa Tengah 92.3 82.6 92.7 83.9 DI Yogyakarta 92.5 81.2 92.3 80.7 Jawa Timur 91.5 80.5 92.1 82.4 Banten 97.5 93.7 97.0 92.9 Jawa 95.0

88.0 95.4

88.4 Indonesia

92.8 88.3

93.1 89.7

Sumber: BPS 2007. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPS 2007 juga dapat diketahui data rata-rata lamanya penduduk bersekolah di tiap-tiap wilayah. Pada kasus Pulau Jawa, penduduk di beberapa provinsi tahun 2005 dan 2006 memiliki rata-rata lama sekolah yang berada di atas rataan nasional, yaitu Provinsi DKI Jakarta, DIY, dan Banten Tabel 4.6. Tabel 4.6. Rata-rata Lama Sekolah Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin di Pulau Jawa Tahun 2005 dan 2006 dalam tahun Rata-rata Lama Sekolah tahun 2005 2006 Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan DKI Jakarta 10.4 9.3 10.7 9.6 Jawa Barat

7.8 6.8

7.9 7.0

Jawa Tengah 7.2 6.1 7.4 6.3 DI Yogyakarta 9.0 7.7 9.4 7.7 Jawa Timur 7.3 6.1 7.5 6.3 Banten 8.5 7.5 8.3 7.3 Jawa 8.4

7.3 8.5

7.4 Indonesia

7.8 6.8

7.9 7.0

Sumber: BPS 2007. Rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Jawa Barat sama dengan rataan nasional, sedangkan dua provinsi lainnya Jawa Tengah dan Jawa Timur justru lebih rendah dari rataan nasional. Dari ketiga provinsi di Pulau Jawa dengan nilai di atas rataan nasional, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan nilai rata-rata lama sekolah yang tertinggi, meskipun besarnya hanya mencapai 10.4 tahun 2005 dan 10.7 tahun 2006. Nilai ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk di Jakarta berpendidikan setingkat SLTA, sedangkan di provinsi lainnya kecuali di Provinsi DIY, penduduknya rata-rata berpendidikan setingkat SLTP. Dengan fakta tersebut, sebenarnya tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia khususnya Pulau Jawa relatif masih rendah, meskipun bila dibandingkan dengan pulau yang lain, Jawa masih lebih unggul. Kapasitas SDM merupakan salah satu kunci pembangunan, sehingga hal ini menjadi tantangan yang harus dijawab melalui proses pembangunan wilayah di Pulau Jawa. Provinsi DKI Jakarta dan DIY memiliki nilai rata-rata lama sekolah yang lebih baik karena keduanya mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang cukup memadai. Selanjutnya ditinjau dari angka partisipasi sekolah berdasarkan kelompok umur 1 menunjukkan bahwa kondisi partisipasi sekolah penduduk di Pulau Jawa memiliki kemiripan karakteristik. Pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun angka partisipasi sekolah cukup baik pendidikan setingkat SD dan SLTP dan selanjutnya besarnya persentase angka tersebut semakin menurun secara signifikan pada kelompok umur 16-18 tahun dan 19-24 tahun pendidikan setingkat SLTA dan Perguruan Tinggi. Angka partisipasi sekolah yang paling baik terdapat di Provinsi DIY, yang ditunjukkan dengan nilai persentasenya yang paling tinggi dibandingkan kelima provinsi lainnya di Pulau Jawa pada semua kelompok umur, sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Usia Sekolah di Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa dalam Angka Partisipasi Sekolah Provinsi 7-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-24 tahun DKI Jakarta 98.46 90.76 60.26 15.84 Jawa Barat 97.64 79.70 45.62 8.88 Jawa Tengah 98.47 83.41 51.31 9.26 D.I.Yogyakarta 99.35 90.55 71.18 39.71 Jawa Timur 98.22 85.99 56.79 10.28 Banten 97.36 80.35 48.65 10.36 Jawa 98.25

85.13 55.64