38.40 42.31 34.89 Antar KabKota 61.60 57.69 1.29 Dinamika Perubahan Disparitas Regional Di Pulau Jawa Sebelum Dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah

dapat diketahui bahwa sumber disparitas yang berasal dari disparitas antar kawasan between regions memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan disparitas dalam kawasan within regions. Hal ini berarti bahwa derajat disparitas antar kabupatenkota dalam masing-masing kawasan mempunyai nilai yang lebih besar dominan dibandingkan dengan disparitas antar kedua kawasan tersebut, dimana disparitas antar kabupatenkota dalam kawasan metropolitan berkontribusi lebih besar dalam menyumbangkan disparitas within regions dibandingkan disparitas antar kabupatenkota dalam kawasan non metropolitan Gambar 5.30. Tabel 5.23. Persentase Dekomposisi Indeks Theil Entropy pada Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986- 2007 dalam Dekomposisi Disparitas Indeks Theil Entropy Disparitas Kawasan 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Antar Kawasan 1

43.78 38.40

39.22 42.31

35.74 34.89

33.66 Antar KabKota

Dalam Kawasan 1

56.22 61.60

60.78 57.69

64.26 65.11

66.34 Metropolitan 2 70.91 76.20 74.54 71.92 70.74 72.93 75.47 Non Metropolitan 2 29.09 23.80 25.46 28.08 29.26 27.07 24.53 Disparitas Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber: Hasil Analisis. Keterangan: 1 Persentase terhadap disparitas total. 2 Persentase terhadap disparitas antar kabupatenkota dalam kawasan. 33.66 34.89 35.74 42.31 39.22 38.40 43.78 66.34 65.11 64.26 57.69 60.78 61.60 56.22 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun P e rs e n ta s e A ntar Kawasan metropo litan vs ROJ A ntar KabKo ta dalam Kawasan Gambar 5.30. Grafik Persentase Dekomposisi Indeks Theil Entropy pada Kawasan Metropolitan dan Non Metropolitan di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Sebelum OTDA Setelah OTDA

3. Disparitas Antara Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek

Kawasan metropolitan terbesar di Pulau Jawa, bahkan di Indonesia saat ini adalah Kawasan Jabodetabek. Menurut UU 262007 tentang Penataan Ruang, kawasan metropolitan merupakan kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya satu juta jiwa. Kawasan Jabodetabek tumbuh dan berkembang dengan Jakarta sebagai kawasan perkotaan inti, sedangkan kawasan di sekitarnya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berfungsi sebagai hinterland-nya. Besarnya pengaruh Kawasan Jabodetabek bagi perkembangan Pulau Jawa, bahkan mengingat peranannya yang begitu strategis dalam konstelasi pembangunan nasional, memperkuat dugaan bahwa salah satu penyebab terjadinya disparitas antar wilayah di Pulau Jawa adalah semakin terpolarisasinya pembangunan di kawasan tersebut. Alasan itulah yang menyebabkan mengapa disparitas antara Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek juga dikaji dalam penelitian ini. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kawasan Jabodetabek merupakan kawasan metropolitan yang terdiri dari gabungan beberapa kawasan perkotaan dengan inti dan plasma yang memiliki keterkaitan fungsional. Bahkan, karena populasi penduduk di kawasan ini yang jumlahnya lebih dari sepuluh juta jiwa, maka Jabodetabek bukan lagi disebut kawasan metropolitan, melainkan kawasan megapolitan. Tabel 5.24 dan Gambar 5.31 berikut ini menyajikan secara rinci data dan dinamika pertumbuhan jumlah penduduk di Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa tahun 1986-2007. Tabel 5.24. Jumlah Penduduk Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 jiwa Tahun Jabodetabek Non Jabodetabek Jumlah 1986 15,392,096 85,671,700 101,063,796 1990 16,563,089 89,737,003 106,300,092 1993 18,696,185 92,745,051 111,441,237 1997 20,997,337 96,323,221 117,320,558 2000 21,316,943 100,864,939 122,181,882 2003 22,616,078 104,446,317 127,062,395 2007 24,398,393 106,787,822 131,186,215 Sumber: Sensus Penduduk SP dan Supas Survei Penduduk Antar Sensus. Statistik Indonesia, BPS. 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun J u m la h P e n d u d u k ji w a Jabodetabek Non Jabodetabek Gambar 5.31. Dinamika Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Besarnya persentase rata-rata jumlah penduduk pada masing-masing kawasan tahun 1986-2007 Tabel 5.25, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah penduduk yang menghuni Kawasan Jabodetabek adalah sekitar 17.05 dari total penduduk Pulau Jawa, sedangkan sisanya 82.95 tinggal di luar Jabodetabek. Sementara itu, ditinjau dari besarnya laju pertumbuhan penduduk Tabel 5.26, dapat diamati bahwa dari tahun ke tahun besarnya laju pertumbuhan penduduk, baik di Kawasan Jabodetabek maupun di Kawasan Non Jabodetabek berfluktuatif. Namun, yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa besarnya laju pertumbuhan penduduk di Kawasan Jabodetabek selalu lebih tinggi dibandingkan di Kawasan Non Jabodetabek, dengan nilai laju pertumbuhan rata-rata masing-masing adalah sebesar 2.30 dan 1.10. Tabel 5.25. Persentase Jumlah Penduduk Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek terhadap Jumlah Penduduk Total di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun Jabodetabek Non Jabodetabek 1986 15.23 84.77 1990 15.58 84.42 1993 16.78 83.22 1997 17.90 82.10 2000 17.45 82.55 2003 17.80 82.20 2007 18.60 81.40 Rata-rata 17.05 82.95 Sumber: Sensus Penduduk SP dan Supas. Statistik Indonesia, BPS diolah. Tabel 5.26. Laju Pertumbuhan Penduduk Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun Jabodetabek Non Jabodetabek Total Jawa 1986-1990 1.90 1.19 1.30 1990-1993 4.29 1.12 1.61 1993-1997 3.08 0.96 1.32 1997-2000 0.51 1.57 1.38 2000-2003 2.03 1.18 1.33 2003-2007 1.97 0.56 0.81 Rata-rata 2.30

1.10 1.29

Sumber: Sensus Penduduk SP dan Supas Survei Penduduk Antar Sensus. Statistik Indonesia, BPS diolah. Besarnya nilai PDRB di masing-masing kawasan Tabel 5.27 dan dinamika pertumbuhannya dari tahun 1986-2007 Gambar 5.32 menunjukkan adanya disparitas pada kedua kawasan tersebut, dimana Kawasan Jabodetabek dengan jumlah penduduk sekitar 17 dari total penduduk Jawa, berkontribusi lebih dari dua pertiga bagian PDRB yang disumbangkan oleh Kawasan Non Jabodetabek yang notabene dihuni oleh jumlah penduduk yang jauh lebih banyak. Tabel 5.27. Besarnya Produk Domestik Regional Bruto PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Juta Rupiah Tahun Jabodetabek Non Jabodetabek Jumlah 1986 134,845,404 212,368,440 347,213,844 1990 185,800,580 277,524,662 463,325,242 1993 242,104,290 347,236,418 589,340,708 1997 356,785,990 461,435,763 818,221,753 2000 319,198,056 438,993,407 758,191,463 2003 370,645,459 494,419,644 865,065,103 2007 469,870,330 602,809,860 1,072,680,190 Sumber: Produk Domestik Regional Bruto KabupatenKota di Indonesia 1986-2007. Keterangan: Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan telah distandarisasi. Gambar 5.32. Dinamika Pertumbuhan PDRB Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 1986 1990 1993 1997 2000 2003 2007 Tahun P D R B ju ta r u p ia h Jabodetabek Non Jabodetabek Dari Tabel 5.28 dapat dilihat bahwa besarnya persentase kontribusi PDRB yang disumbangkan oleh Kawasan Jabodetabek semakin meningkat dari tahun ke tahun, dimana persentase rata-ratanya mencapai 41.77. Sebaliknya, besarnya persentase kontribusi PDRB Kawasan Non Jabodetabek semakin lama cenderung makin menurun dengan persentase rata-rata sebesar 58.23. Tabel 5.28. Persentase PDRB Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek terhadap PDRB Total di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun Jabodetabek Non Jabodetabek 1986 38.84 61.16 1990 40.10 59.90 1993 41.08 58.92 1997 43.61 56.39 2000 42.10 57.90 2003 42.85 57.15 2007 43.80 56.20 Rata-rata 41.77 58.23 Sumber: PDRB KabupatenKota di Indonesia. Tahun 1986-2007 BPS, diolah. Dari besarnya laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing kawasan dari tahun 1986-2007 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.29 di bawah ini, dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kawasan Jabodetabek lebih tinggi dibandingkan Kawasan Non Jabodetabek dengan nilai rata-rata masing-masing sebesar 6.66 dan 5.39. Hal ini semakin memperkuat dugaan akan besarnya dominansi Kawasan Jabodetabek terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Adapun dinamika perubahan laju pertumbuhan ekonomi di Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek tahun 1986-2007 disajikan secara grafis pada Gambar 5.33. Tabel 5.29. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jabodetabek dan Non Jabodetabek di Pulau Jawa Tahun 1986-2007 Tahun Jabodetabek Non Jabodetabek Total Jawa 1986-1990 9.45 7.67 8.36 1990-1993 10.10 8.37 9.07 1993-1997 11.84 8.22 9.71 1997-2000 -3.51 -1.62 -2.45 2000-2003 5.37 4.21 4.70 2003-2007 6.69 5.48 6.00 Rata-rata 6.66

5.39 5.90