Selama ini sebagian besar penduduk Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa. Jumlah penduduk di Pulau Jawa begitu besar dan terus bertambah setiap
tahunnya, namun tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk. Data tahun 2008 menunjukkan bahwa Pulau Jawa dengan luas yang hanya mencapai
6.77 dari total luas daratan Nusantara, dihuni sekitar 58 dari total penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, 17.91 penduduk tinggal di Provinsi Jawa Barat,
14.28 di Jawa Tengah, dan 16.23 di Jawa Timur. Besarnya jumlah penduduk di Pulau Jawa menyebabkan kepadatan penduduk pulau tersebut menjadi sangat
tinggi, yaitu 938 jiwakm
2
tahun 2000 dan menjadi 1,027 jiwakm
2
di tahun 2008 lihat Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Masing-
masing Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2000-2008
Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk jiwakm2
Provinsi 2000
1
2005
2
2007
3
2008
3
2000
1
2005
2
2007
3
2008
3
DKI Jakarta 4.08
4.04 4.02
4.00 11,294
12,012 12,245 12,355
Jawa Barat 17.42
17.81 17.87
17.91 967
1,060 1,092
1,108 Jawa Tengah
15.22 14.50
14.35 14.28
952 972
987 995
D.I.Yogyakarta 1.52
1.53 1.52
1.52 996
1,074 1,096
1,107 Jawa Timur
16.95 16.59
16.35 16.23
745 781
790 794
Banten 3.95
4.13 4.18
4.20 898
1,006 1,045
1,065
Jawa 59.13
58.60 58.29
58.14 938
996 1,017
1,027 Indonesia
100.00 100.00
100.00 100.00
110 118
121 123
Sumber: Statistik Indonesia 2008. Keterangan: Persentase penduduk terhadap total jumlah penduduk nasional.
1
Hasil Sensus Penduduk SP 2000.
2
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus SUPAS 2005.
3
Hasil Proyeksi Penduduk, diolah dari hasil Survei Penduduk Antar Sensus SUPAS 2005.
Dari data yang disajikan pada Tabel 4.3. di atas, dapat dilihat bahwa Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi di Pulau Jawa dengan tingkat kepadatan
penduduk yang paling tinggi, yaitu mencapai 12,355 jiwakm
2
pada tahun 2008. Berdasarkan data persentase penduduk sebagaimana disajikan pada Tabel
4.3, dapat diketahui bahwa dari tahun 2000 hingga 2008 proporsi penduduk di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terhadap jumlah penduduk
nasional secara konsisten mengalami penurunan, sementara di Provinsi Jawa Barat dan Banten secara konsisten mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan
bahwa di Pulau Jawa dari tahun ke tahun terjadi pemusatan sebaran penduduk ke wilayah Bodetabek Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagai wilayah
penyangga Jakarta yang notabene masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat dan Banten. Sedangkan proporsi penduduk Provinsi DIY relatif tetap
terhadap total penduduk nasional pada selang waktu tersebut tahun 2000-2008. Sementara apabila dilihat proporsi jumlah penduduk Pulau Jawa terhadap jumlah
penduduk nasional, maka proporsi penduduk Pulau Jawa sedikit mengalami penurunan. Kecenderungan ini tentunya cukup baik untuk mendorong
keberimbangan sebaran jumlah penduduk secara nasional. Namun untuk wilayah Bodetabek justru terus terjadi pemusatan sehingga proporsi penduduk Provinsi
Jawa Barat dan Banten semakin meningkat.
Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK dan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demografi. Pada kondisi Agustus 2007, di Indonesia terdapat 164,12 juta penduduk usia kerja dimana sekitar 60.67 dari mereka
berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK merupakan
ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja 15+.
TPAK di Pulau Jawa pada bulan Agustus 2007 sebesar 66.12, yang berarti telah mengalami peningkatan sebesar 0.71 dibandingkan dengan kondisi
bulan Agustus 2006 yang besarnya 65.65. Peningkatan TPAK ini antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi nasional yang semakin membaik,
sehingga memberikan pengaruh terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Secara langsung naik turunnya faktor produksi ini akan memberikan dampak
terhadap tinggi rendahnya faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sementara itu, hasil Sakernas Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2008
menunjukkan bahwa TPAK di Pulau Jawa kembali meningkat dari kondisi tahun 2007, yakni sebesar 67.23 Tabel 4.4.
Sementara itu, ditinjau dari besarnya tingkat pengangguran terbuka TPT sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa TPT di Pulau
Jawa terkonsentrasi di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Ketiganya memiliki tingkat pengangguran terbuka di atas nilai rataan Pulau Jawa
bahkan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa aglomerasi ekonomi di Kawasan Jabodetabek yang notabene mewakili ketiga provinsi tersebut mulai diwarnai oleh
masalah pengangguran. Hal ini tentunya tidak terlepas dari fenomena migrasi ke kota yang terjadi secara berlebihan, dimana sebagian besar penduduk yang
bermigrasi tersebut didominasi oleh tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih unskilled labour. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat
tertampung, sehingga masalah pengangguran kian berkembang di ketiga provinsi tersebut.
Tabel 4.4.
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Masing-masing Provinsi di Pulau Jawa
Tahun 2006-2008
TPT TPAK
2006 2007
2008 2006
2007 2008
Provinsi Feb
Agust Feb
Agust Feb
Feb Agust
Feb Agust
Feb
DKI 14.3
11.4 13.3
12.6 11.1
62.7 64.9
61.0 65.0
65.9 Jabar
14.5 14.6
14.5 13.1
12.3 61.8
61.4 60.7
62.5 61.9
Jateng 8.2
8.0 8.1
7.7 7.1
71.1 68.6
71.2 70.2
71.5 DIY
6.3 6.3
6.1 6.1
6.0 70.3
69.2 71.7
68.6 70.0
Jatim 7.7
8.2 7.5
6.8 6.2
68.9 67.4
67.7 69.0
69.7 Banten
16.3 18.9
16.1 15.8
14.2 61.4
62.4 61.7
61.6 64.4
Jawa 11.2
11.2 10.9