19 ini sering disebut teknik yang mengandalkan revealed WTP keinginan membayar
yang terungkap. Beberapa teknik yang termasuk ke dalam kelompok pertama ini adalah travel cost, hedonic pricing, dan teknik yang relatif baru yang disebut
random utility model. Kelompok kedua adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei di mana keinginan membayar atau WTP diperoleh langsung dari
responden, yang langsung diungkapkannya secara lisan maupun tertulis. Salah satu teknik yang cukup populer dalam kelompok ini adalah yang disebut
Contingent Valuation Method CVM, dan Discrete Choice Method.
2.5 Sumber Daya Pasir Laut
Tata nama tanah didasarkan kenampakan fisiknya, salah satu klasifikasi tanah adalah cara USCS unified Soil Classification system. Cara USCS
diusulkan pertama kali oleh Prof. Arthur Casagandre, didasarkan kepada sifat tekstur tanahsoil system unified dibagi kedalam tiga kelompok yaitu tanah
berbutir kasar, berbutir halus dan tanah organik. Simbol komponen : kerikil-G gravel, S sand, Lanau-Mmo, lempung-C clay, organik-O organic dan
gambut-Pt peat. Tanah berbutir kasar terdiri dari kerikil-tanah kerikilan G, dan pasir tanah pasiran S. Kerikil berdiameter lebih dari 4 empat milimeter,
sedangkan pasir berukuran antara 0,06 – 2,00 milimeter. Tanah berbutir halus terdiri dari lanau M dan lempung C, keduanya dibedakan dari batas cair dan
plastisnya. Tanah organik termasuk dalam fraksi ini. Tanah organik tinggi diklasifikasikan kedalam Pt, yang dicirikan dengan sangat mudah ditekan, dan
tanah lumpur dengan tekstur organik yang tinggi, komponen umum dari tanah ini adalah partikel-partikel daun, rumput, dahan dan bahan-bahan regas lainnya
Dahuri et al. 2001. Ombak yang terdapat didekat pantai, terutama didaerah pecahan ombak
breaker zone mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen pasir dan kerikil yang ada untuk
ditumpuk dalam bentuk gosong pasir sandbar. Ombak berperan sangat dominan dalam menghancurkan daratan erosi laut. Salah satu fungsi pasir laut adalah
meredam energi gelombang sebelum menghempas ke pantai. Bila dasar perairan pesisir dikeruk ditambang untuk diambil pasir lautnya, dasar perairan akan lebih
dalam ataupun lereng dasar perairannya menjadi lebih curam. Akibatnya adalah
20 tingkat energi gelombang yang menghempas ke pantai akan menjadi lebih tinggi
karena peredaman oleh dasar perairan telah berkurang. Hal ini berdampak pada makin intensifnya proses abrasierosi pantai Purba, 2003.
Berkaitan dengan pemanfaatan pasir laut, maka persyaratan yang harus dipertimbangkan adalah pada kedalaman berapa penambangan pasir dapat
dilakukan sehingga fungsi dasar perairan untuk meredam energi gelombang dapat dipertahankan. Dengan kata lain, proses hantaman gelombang di pantai tidak
meningkat akibat adanya penambangan pasir laut di perairan pesisir pantai tersebut.
Sedimen dasar perairan sebagai salah satu unsur dalam sumber daya kelautan disamping perairan dan organisme yang menempatinya. Sedimen dasar
perairan sebagai wadah terjadinya proses fisis dan kimia perairan juga sebagai subtrat bagi organisme hidup disamping sedimen itu sendiri senantiasa berubah
akibat proses alami yang terjadi. Mengetahui jenis dan komposisi sedimen tersebut akan sangat berguna untuk mengetahui potensi pasir dan tingkat
kesuburan bagi organisme tertentu . Endapan sedimen di perairan teluk banten selalu berubah-ubah tiap
bulannya karena dipengaruhi oleh energi arus. Endapan lumpur yang cukup luas terjadi pada bulan- bulan saat kecepatan arus lemah yaitu bulan april. Sedangkan
pada bulan agustus sampai dengan oktober merupakan kecepatan arus tinggi ditemukan endapan pasir dan pasir krikilan Helfinalis 2002.
Jenis sedimen dasar perairan di kabupaten serang pada umumnya terdiri dari pasir, lanau pasiran, pasir lanauan, dan lumpur pasiran. Pasir umumnya
tersebar di laut jawa dekat dengan pulau atau daratan hingga lepas pantai pesisir Kabupaten Serang bagian timur, terdapat pada kedalaman batimetri 0 hingga –35
m. Luas sekitar 580 km2, dengan tebal pasir 10 m sehingga volume potensi terukur diperkirakan dengan faktor koreksi 80 adalah 5.800.000.000 m3 x 80
= 4.640.000.000 m3. Lanau pasiran umumnya tersebar luas di laut jawa antara lepas pantai Kabupaten Tanggerang hingga lepas pantai Kabupaten Serang,
terdapat pada kedalaman batimetri -5 hingga –50 m dengan luas 50,34 km2. Lumpur pasiran sedikit kerikilan, umumnya tersebar dilaut jawa bagian timur
lepas pantai pesisir Propinsi Banten antara lepas pantai Kabupaten Tanggerang hingga lepas pantai Kabupaten Serang, terdapat pada kedalaman batimetri -5
hingga -50 m dengan luas sekitar 133,5 km2. Lanau umumnya terdapat dekat pantai perbatasan Kabupaten Serang dengan Kabupaten Tanggerang, terdapat
21 pada kedalaman 0 – 10 m dengan luas sekitar 14,5 km2. Berdasarkan hasil survei
potensi dasar laut dalam dokumen andal PT. Samudera Banten Jaya bahwa sedimen yang berada didasar perairan Kabupaten Serang didominasi oleh pasir
koral , lempung pasiran dan pasir halus dengan ketebalan1,5 hingga 7 meter.
2.6 Sumber Daya Rajungan