Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan

25

2.7 Dampak Penambangan Pasir Laut

Saraswati 2005 menuturkan dalam penelitian pasir laut yang pernah dilakukan, bahwa penambangan pasir laut telah berdampak pada aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial.

2.7.1 Aspek Ekonomi

Secara ekonomi penerimaan PAD pemerintah daerah Kabupaten Serang dari retribusi pasir laut seharga Rp. 1.000,- per meter kubik dikalikan produksi pasir laut 2.194.103 meter kubik maka didapat penerimaan senilai Rp. 2.194.103.000,- per tahun. Penerimaan ini memberikan sumbangan sebesar 0,025 terhadap PDRB dan 3,547 terhadap PAD Kabupaten Serang. Apabila penambangan pasir laut dilarang maka pemerintah daerah Kabupaten Serang akan kehilangan penerimaan tersebut ditambah dengan kehilangan nilai ekonomi lain dari turunan kegiatan ekonomi penambangan pasir laut. Tetapi jika dilihat dari total nilai ekonomi yang hilang dibanding dengan potensi cadangan yang diperkirakan maka potensi ekonomi yang hilang ini diperkirakan sebesar 0,63 sehingga dari sisi perspektif ekonomi finansial, kerugian ekonomi akibat pelarangan penambangan pasir laut memang sangat kecil dibanding dengan potensi ekonomi yang mungkin dihasilkan.

2.7.2 Aspek Lingkungan

Kegiatan penambangan pasir laut memberikan pengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan perairan. Terdapat 3 tiga tahapan kegiatan penambangan pasir laut yang memberikan dampak langsung terhadap kualitas lingkungan perairan, yaitu tahap penggalian dredging, pemuatan dan pengangkutan hasil galian. Dampak langsung dari aktivitas penambangan pasir laut adalah penurunan kualits air berupa peningkatan kekeruhan dan kadar padatan tersuspensi TSS ; Total Suspended Solid, rusaknya wilayah pemijahan spawning ground dan daerah asuhan nursery ground. Kapal keruk yang melakukan aktivitas penggalian pasir dengan menggunakan Suction Cutter Dredger akan menimbulkan turbulensi pada saat cutter menghancurkan endapan pasir yang ada di dasar perairan sehingga akan terjadi peningkatan kekeruhan air 26 laut dan kadar TSS di dasar perairan tersebut. Peningkatan nilai kekeruhan dan kadar TSS di kolom dan permukaan perairan justru terjadi pada tahap pemuatan material galian yang dialirkan masuk ke dalam tongkang hopper barger dan pada tahap pengangkutan hasil galian. Pada kegiatan pemuatan bahan galian, seluruh material yang dihisap oleh suction dredger yang terdiri dari pasir, lumpur dan air akan terangkut. Material berat yaitu pasir akan mengendap pada bagian bawah tongkang, sedangkan lumpur dan air akan berada di permukaan tongkang dan kemudian melimpah kembali ke laut, baik ketika proses pemuatan masih berlangsung maupun selama proses pengangkutan bahan galian. Limpahan material galian tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap kekeruhan dan kadar TSS. Penyebaran dampaknya akan sangat tergantung kepada komposisi lumpur dan pola aliran air laut pada saat operasi penambangan pasir laut dilakukan.

2.7.3 Aspek Sosial