Kualitas Produksi Rajungan Ijin Pertambangan dan Produksi Pasir Laut

59 laut dibandingkan dengan produksi sebelum dilakukan penambangan pasir laut dilakukan uji T dengan taraf α 5 untuk mengetahui apakah terjadi penurunan yang signifikan. Hasil uji T menunjukan bahwa t hitung memiliki nilai 2,187 sedangkan t tabel memiliki nilai 2,100 , oleh karena t hitung lebih besar dari pada t tabel maka Ho : u1 = u2 ditolak dan berarti terjadi penurunan produksi rajungan yang signifikan pada saat setelah dilakukan penambangan pasir laut dibandingkan dengan produksi rajungan sebelum penambangan pasir laut.

5.4 Kualitas Produksi Rajungan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di peraiaran Kabupaten Serang sebelum terjadi penambangan pasir laut yaitu pada bulan Maret hingga April 2003 oleh Suadela 2004 didapatkan rata –rata Panjang karapas CL rajungan sebesar 5,59 cm ± 0,68 sedangkan rata-rata lebar karapas CW rajungan mencapai 11,56 cm ± 1,24 dan rata-rata berat tubuh rajungan 121,75 gram ± 50,19 . Pada saat penambangan pasir laut dilakukan didapat rata-rata panjang karapas CL rata-rata 5,04 cm ± 0,96 cm sedangkan rata–rata lebar karapas CW sebesar 10,3 cm ± 1,9 cm dan rata-rata berat tubuh BW sebesar 92,69 gram ± 71,58 gram. Perbandingan rata-rata panjang karapas CL , lebar karapas CW dan berat tubuh BW sebelum penambangan pasir laut dan setelah penambangan pasir laut terdapat perbedaan yang semakin mengecil hal ini berarti secara kualitas baik panjang karapas CL , lebar karapas CW dan berat tubuh BW rajungan pada saat penambangan pasir laut terjadi penurunan kualitas. 60 Tabel 20. Perbandingan kualitas rajungan Dimensi Ukuran Rata-rata + SD CL, cm 5,59 + 0,68 CW, cm 11,56 + 1,24 Sebelum Penambangan BW, gram 121,75 + 50,19 CL, cm 5,04 + 0,96 CW, cm 10,3 + 1,9 Setelah Penambangan BW, gram 92,69 + 71,58 Sumber : Data hasil pengolahan

5.5 Ijin Pertambangan dan Produksi Pasir Laut

Sebelum diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah pusat telah mengeluarkan ijin Kuasa Pertambangan KP Pasir laut kepada enam perusahaan. Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah maka dengan alasan kepentingan daerah dalam hal pengelolaan potensi Sumber Daya Alam SDA agar potensi bisa dimanfaatkan secara optimum namun lingkungan dapat terkendali maka Pemerintah Daerah Kabupaten Serang mengkaji ijin yang telah dikeluarkan pemerintah pusat. Pengkajian dan penerbitan ijin oleh daerah didasarkan aturan dan landasan hukum yang ada baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemohon ijin pertambangan pasir laut mengajukan permohonan kepada bupati. Kemudian diteruskan kepada dinas terkait untuk melakukan pengkajian administrasi. Apabila secara administrasi dapat diterima maka dinas bersama tim teknis melakukan kajian teknis. Apabila secara teknis dapat diterima maka dinas terkait memberikan rekomendasi kepada bagian hukum untuk dipersiapkan ijin pertambangan . Ijin Pertambangan diterbitkan setelah ditandatangani oleh Bupati. 61 TEKNIS K3 LINGKUNGAN STUDI KELAYAKAN AMDAL EKSPLOITASI PENGOLAHAN PENGANGKUTAN PENJUALAN SKIP -Teristis -Studi Literatur -Fotogramatis Foto udara, satelit Fisik, Ekonomi, Budaya Perencanaan Tambang Sistem, Alat, Volume KEPALA TEKNIK TAMBANG KTT Tugas fungsi : 1.Mengawasi kegiatan tambang 2. Mediator antara perusahaan dgn pemerintah Sarana SDM Operasinal Unsur yg diperiksa:

1. Adm Buku Tambang

2. Teknis

3. Lingkungan

4. K3

EKSPLORASI AMDAL, RKL RPL - Baku Mutu - Ambang Batas -Pengawasan -Menghentikan kegiatan tambang PELAKSANA INSPEKSI TAMBANG PIT Gambar 9. Mekanisme pengelolaan pertambangan PEMOHON BUPATI DINAS TIM TEKNIS DITOLAK BAGIAN HUKUM DITERIMA SURAT IJIN PERTAMBANGAN DAERAH Gambar 10. Skema pengurusan ijin pertambangan daerah 62 Pemerintah Kabupaten Serang telah mengeluarkan ijin kuasa pertambangan kepada beberapa perusahaan. Perusahaan yang telah memiliki ijin ekploitasi dan telah melakukan penambangan pasir laut adalah P.T. Jet Star yang memulai operasi penambangan pada bulan September 2003. Adapun produksi Pasir Laut sampai dengan bulan Maret 2005 seperti dalam Gambar 7. Berdasarkan hasil eksplorasi, luas penyebaran pasir mencapai 12.185.000 m 3 dengan ketebalan rata-rata 3.81 m. Cadangan terukur sebesar 28.647.316 m 3 serta dari perhitungan cadangan tersebut didapat cadangan tertambang sebesar 47.047.835 m 3 .

5.6 Biofisik Perairan