Sistematika Rajungan Habitat dan Penyebaran

22 Rajungan Portunus pelagicus adalah sejenis kepiting renang atau swimming crab, disebut demikian karena memiliki sepasang kaki belakang yang berfungsi sebagai kaki renang, berbentuk seperti dayung. Karapasnya memiliki tekstur yang kasar, karapas melebar dan datar, sembilan gerigi disetiap sisinya; dan gigi terakhir dinyatakan sebagai tandu. Karapas tersebut umumnya berbintik biru pada jantan dan berbintik coklat pada betina, tetapi intensitas dan corak dari pewarnaan karapas berubah-ubah pada tiap individu, Kangas 2000.

2.6.1 Sistematika Rajungan

Moosa et al. 1980 menyatakan bahwa sistematika rajungan Portunus pelagicus adalah sebagai berikut : Filum : Antrhopoda Kelas : Crustacea Subkelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Sub Ordo : Reptantia Seksi : Branchyrhyncha Famili : Portunidae Sub Famili : Portunninae Genus : Portunus Spesies : Portunus pelagicus 1 Portunus pelagicus jantan 2 Portunus pelagicus betina Gambar 5 Rajungan Portunus pelagicus 1 jantan dan 2 betina 23 Rajungan merupakan jenis paling terkenal diantara jenis kepiting lainnya bahkan di Indonesia, Australia dan India, rajungan merupakan hasil perikanan yang penting bagi Industri perikanan dan sangat digemari, terbukti dengan banyaknya terdapat di pasar-pasar Soim, 1999

2.6.2 Habitat dan Penyebaran

Penyebaran rajungan Portunus pelagicus sangat luas, dapat hidup diberbagai ragam habitat mulai dari tambak, perairan pantai hingga perairan lepas pantai dengan kedalaman mencapai 60 m. Substrat dasar perairan berlumpur, berpasir, campuran lumpur dan pasir, beralga hingga padang lamun. Biasanya rajungan hidup didasar perairan, tetapi sesekali dapat juga terlihat berada dekat permukaan atau kolom perairan pada malam hari saat mencari makan ataupun berenang dengan sengaja dengan mengikuti arus Nontji, 1986 Moosa et al. 1980 menyebutkan bahwa Marga Portunus hidup pada beranekaragam habitat : dasar berpasir, pasir-lumpuran, lumpur-pasiran, pasir kasar dengan pecahan karang mati. Rajungan hidup di wilayah yang luas di pinggir pantai dan wilayah continental shelf, termasuk pasir, berlumpur atau berhabitat algae dan padang lamun dari zona intertidal wilayah pasang surut sampai perairan dengan kedalaman 50 m, CIESM 2000. Gambar 6 Siklus hidup rajungan Portunus pelagicus Kangas, 2000 24 Rajungan banyak terdapat di perairan Indonesia sampai perairan kepulauan Pasifik serta terdapat di sepanjang negara-negara Indo Pasifik Barat, Samudera Hindia, Asia Timur dan Tenggara Singapura, Philipina, Jepang, Korea, China, Teluk Benggala, Turki, Lebanon, Sicilia, Syiria, Cyprus, dan sekitar Australia CIESM, 2000. Rajungan jantan menyenangi perairan dengan salinitas rendah sehingga penyebarannya di sekitar perairan pantai yang dangkal. Sedangkan rajungan betina menyenangi perairan dengan salinitas lebih tinggi terutama untuk melakukan pemijahan, sehingga menyebar ke perairan yang lebih dalam dibanding jantan, Saedi 1997. Hal ini diperkirakan karena kondisi lingkungan yang berubah. Perubahan salinitas dan suhu di suatu perairan mempengaruhi aktivitas dan keberadaan suatu biota Gunarso, 1985. Tabel 1 Siklus perkembangan hidup dan habitat rajungan Portunus pelagicus Tahap Perkembangan Lokasi Ukuran Keterangan Dewasa Estuaria, teluk yang terlindungi dan perairan pantai sampai kedalaman 65 m CEISM, 2000 7 ≥CW≤9 cm, kumar et all, 2000 3,7 cm CL Rousenfell, 1975. vide Solihin, 1993 Usia sekitar satu tahun Bertelur Daerah pesisir pantai dekat teluk Thomson, 1974 Memijah Daerah pesisir pantai dekat teluk Thomson, 1974 Larva Perairan terbuka West Australian Government, 1997 CW ≤0.48 mm Sifat planktonik Juvenil Teluk terbuka lalu menuju muara dan berakhir disekitar perairan estuaria West Australian Government, 1997 CW antara 0.4 cm ≥CW≤1.0 cm Transisi dari plantonik menuju Benthik Muda Estuaria West Australian Government, 1997 Benthik Keterangan : CW = Carapace Width, CL = Carapace Length 25

2.7 Dampak Penambangan Pasir Laut