Fungsi Permintaan Wisata Analisis Permintaan Ekowisata Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

mahasiswa ini untuk ikut serta sehingga besarnya biaya perjalanan tidak menjadi penghambat mereka untuk datang ke PPKAB.

2. Total Penghasilan

Hipotesis dari total penghasilan adalah semakin tinggi total penghasilan pengunjung diduga akan meningkatkan rata-rata frekuensi kunjungan kegiatan pendidikan ke PPKAB, karena semakin tinggi tingkat pendapatan maka akan semakin tinggi konsumsi dan kecenderungan mengalokasikan penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Total penghasilan dalam penelitian ini secara statistik tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 yang artinya total penghasilan tidak memengaruhi tingkat kunjungan kegiatan pendidikan ke PPKAB secara signifikan. Tinggi rendahnya penghasilan pengunjung kegiatan pendidikan tidak menjadi penghambat pengunjung unutk datang ke PPKAB. Hal ini disebabkan karena seluruh responden kegiatan pendidikan masih berstatus pelajar atau mahasiswa yang belum memiliki penghasilan melainkan uang saku.

3. Umur

Hipotesis variabel umur pada penelitian ini adalah semakin muda umur pengunjung maka akan semakin meningkatkan frekuensi kunjungan ke PPKAB karena kegiatan pendidikan biasanya didominasi oleh pengunjung kalangan pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian variabel umur tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 yang artinya umur pengunjung tidak memengaruhi tingkat kunjungan kegiatan pendidikan ke PPKAB secara signifikan.

4. Jarak Tempuh

Hipotesis jarak tempuh pada penelitian ini diduga semakin jauh jarak tempuh pengunjung maka akan semakin menurunkan tingkat kunjungan kegiatan pendidikan ke PPKAB. Variabel jarak tempuh dalam penelitian ini tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 yang artinya variabel ini tidak memengaruhi tingkat kunjungan kegiatan pendidikan di PPKAB secara signifikan. jauh dekatnya jarak yang ditempuh pengunjung tidak menjadi hambatan untuk melakukan kegiatan pendidikan di PPKAB. Hal dikarenakan pengunjung kegiatan pendidikan yang datang ke PPKAB berasal dari berbagai wilayah.

5. Waktu Tempuh

Hipotesis waktu tempuh adalah semakin lama waktu yang ditempuh pengunjung diduga akan menurunkan tingkat kunjungan ke PPKAB. Waktu tempuh adalah lamanya waktu yang dihabiskan wisatawan diperjalanan untuk sampai ke lokasi PPKAB. Berdasarkan hasil regresi, variabel waktu tempuh berpengaruh nyata pada taraf uji 5 dan mempunyai koefisien negatif. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa semakin lama waktu tempuh seorang individu maka akan menurunkan rata-rata frekuensi kunjungan ke PPKAB. Hal ini karena sebagian besar pengunjung kegiatan pendidikan di PPKAB meneruskan perjalanan ke lokasi PPKAB dari kantor resort dengan berjalan kaki sehingga menempuh waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil wawancara, ini menyebabkan sebagian pengunjung kegiatan pendidikan enggan untuk kembali lagi ke PPKAB dengan berjalan kaki.

6. Waktu yang dihabiskan

Hipotesis waktu yang dihabiskan adalah semakin lama pengunjung menghabiskan waktu di PPKAB diduga akan meningkatkan frekuensi kunjungan kegiatan pendidikan di PPKAB, karena keindahan alam, kesejukan udara dan suasana hutan hujan tropis yang ditawarkan PPKAB memberikan sensasi relaksasi bagi yang datang sehingga pengunjung merasa nyaman berada di lokasi dan ingin berkunjung kembali ke PPKAB. Waktu yang dihabiskan responden di lokasi PPKAB dalam penelitian ini tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 sehingga variabel ini tidak memengaruhi tingkat kunjungan kegiatan pendidikan ke PPKAB secara signifikan. Berapapun lamanya waktu yang dihabiskan pengunjung di lokasi tidak memengaruhi tingkat kunjungan ke PPKAB.

7. Lama Mengetahui

Hipotesis lama mengetahui adalah semakin lama pengunjung mengetahui lokasi PPKAB diduga akan meningkatkan kunjungan kegiatan pendidikan di PPKAB. Lama mengetahui lokasi diartikan sebagai jumlah tahun pengunjung mengetahui keberadaan PPKAB. Variabel lama mengetahui lokasi berpengaruh nyata pada taraf uji 5 dan mempunyai koefisen yang positif, hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian. Oleh karena itu semakin lama individu mengetahui keberadaan PPKAB maka akan semakin meningkatkan rata-rata frekuensi kunjungan ke PPKAB. Hal ini disebabkan semakin lama mengetahui lokasi PPKAB, pengunjung semakin tahu bahwa PPKAB menawarkan suasana hutan hujan tropis yang cocok untuk kegiatan pendidikan lingkungan ataupun kegiatan praktikum yang berhubungan dangan hutan, satwa liar dan tumbuhan sehingga memiliki kecenderungan untuk kembali lagi ke lokasi.

7.4 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi PPKAB

Penentuan nilai ekonomi dari PPKAB didasarkan pada nilai surplus konsumen yang diestimasi dari fungsi permintaan rekreasi yang telah terbentuk sebelumnya. Menurut Fauzi 2010, setelah mengetahui fungsi permintaan, kita dapat mengukur surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi. Surplus konsumen total kunjungan per individu dapat diukur melalui formula SK = Y 2 2b, dimana Y adalah jumlah kunjungan yang dilakukan individu dan b adalah koefisien dari variabel biaya perjalanan. Perbedaan antara WTP wisatawan dengan pengeluaran aktual wisatawan merupakan surplus konsumen. Surplus konsumen dikenal sebagai manfaat bersih dan hal ini merepresentasikan suatu nilai value yang sangat berguna bagi penentu kebijakan, manajer dan pengambil keputusan yang lain berkaitan dengan kegiatan rekreasi dan industri wisata Marsinko et al 2002 dalam Wijayanti 2009. Berdasarkan rumus tersebut, dan berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan pendekatan biaya perjalanan didapatkan surplus konsumen pengunjung rekreasi alam sebesar Rp 259.804 per individu per kunjungan dan surplus konsumen pengunjung kegiatan pendidikan sebesar Rp 226.496 per individu per kunjungan. Terdapat perbedaan nilai surplus konsumen antara pengunjung kegiatan rekreasi alam dengan pengunjung kegiatan pendidikan. Nilai surplus konsumen kegiatan rekreasi alam lebih besar dibandingkan nilai surplus konsumen kegiatan pendidikan. Perhitungan surplus konsumen ini dapat dilihat pada lampiran 4. Nilai ekonomi merupakan agregat atau penjumlahan WTP. Nilai tersebut dapat diperoleh dengan mengalikan nilai surplus konsumen yang telah didapat sebelumnya dengan total kunjungan rekreasi alam tahun 2013 yaitu sebesar 722