Penelitian Terdahulu Analisis Permintaan Ekowisata Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

yang dikeluarkan ke lokasi yang dikunjungi. Oleh karena TCM dibangun atas dasar teori permintaan konsumen, maka surplus konsumen menjadi isu sentral dalam TCM. Surplus konsumen dalam TCM menunjukkan seberapa besar seseorang menilai suatu tempat wisata yang didasarkan pada kunjungan yang dilakukan Fauzi 2014. Setelah mengetahui fungsi permintaan, surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi dapat diukur. Nilai surplus konsumen ini yang akan digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata PPKAB. Surplus konsumen tersebut dapat diukur melalui formula : WTP ≈ Consumer Surplus = ....................... 2 dengan Y adalah jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i dan b 1 adalah koefisien dari biaya perjalanan Fauzi 2010. Nilai ekonomi wisata PPKAB merupakan total surplus konsumen pengunjung dalam suatu periode waktu. Nilai ekonomi wisata PPKAB diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : �� = � × � ................................................ 3 Keterangan: NE = Nilai ekonomi kawasan wisata dalam satu tahun SK = Surplus konsumen pengunjung per individu per kunjungan TN = Total jumlah pengunjung selama satu tahun V GAMBARAN UMUM

5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia tahun 1980. TNGGP mempunyai luas 22.851,03 hektar yang ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan. Seperti halnya kawasan konservasi lainnya di Indonesia pengelolaan kawasan TNGGP merupakan tanggung jawab dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Secara administratif kawasan TNGGP berada di tiga kabupaten yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Kantor pengelola yaitu Balai Besar TNGGP berada di Cibodas, dan dalam pengelolaannya dibagi tiga Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Bidang PTN Wil, yaitu Bidang PTN Wil I di Cianjur, Bidang PTN Wil II di Selabintana Sukabumi, dan Bidang PTN Wil III di Bogor. Penelitian dilakukan di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol PPKAB Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP. Kawasan ini terletak di zona pemanfaatan TNGGP. Secara administrasi pemerintahan, PPKAB termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi, meliputi Desa Benda dan Purwasari Kecamatan Cicurug, Desa Watesjaya dan Desa Bodogol Kecamatan Caringin. Tetapi secara pengelolaan PPKAB berada dibawah pengelolaan Kantor Bidang PTN Wil III Bogor. Kawasan PPKAB merupakan pintu gerbang sebelah barat TNGGP. Khusus region Bodogol luasnya sekitar 300 ha, berada pada koordinat antara 6 o 32’-6 o 34’ LS dan 106 o 50’-106 o 56’ BT Ario et al 2011. PPKAB berada pada ketinggian 800 m dpl dengan suhu rata-rata antara 18-32 o C dengan jarak 7 km dari danau Lido. PPKAB adalah salah satu destinasi ekowisata di Kabupaten Bogor yang menyajikan suasana pegunungan dengan hamparan hutan hujan tropis yang cukup lebat. Suasana nyaman dan hawa sejuk serta keindahan alam pegunungan hutan tropis dapat dijadikan sarana berekreasi alam sekaligus relaksasi bagi wisatawan yang berkunjung. PPKAB tidak hanya menawarkan pemandangan indah tetapi juga menawarkan pengalaman berpetualang di dalam hutan hujan tropis dengan trekking di jalur interpretasi. Di dalam kawasan PPKAB juga terdapat curug atau air terjun, seperti Curug Cikaweni dan Curug Cipadaranten. Hal lain yang membuat pengunjung ingin datang ke PPKAB adalah keberadaan jembatan canopy trail yang memungkinkan pengunjung melihat lebatnya hutan hujan tropis dari ketinggian. Pengunjung juga dapat menginap di camping ground atau asrama yang tersedia di lokasi PPKAB. Bagi pengunjung yang berminat untuk berekowisata di PPKAB harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Reservasi dipusatkan di kantor PPKAB atau kantor CII Lido. Pengunjung yang ingin menginap di PPKAB diwajibkan melaukan reservasi minimal dua minggu sebelum hari kunjungan. Batas maksimal pengunjung ekowisata di PPKAB perhari adalah 150 orang one day trip, batas maksimal pengunjung yang menginap di asrama adalah 30 orang dan untuk kapasitas menginap di Camping Area adalah 28 orang atau 7 tenda kapasitas masing- masing tenda 4 orang. Cara mencapai Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol PPKAB dapat ditempuh melalui jalan tol Jagorawi dan keluar pintu tol Ciawi ke arah Sukabumi. Di sisi jalan raya Bogor-Sukabumi km 21 Cicurug, belok kiri ke arah Taman Rekreasi Lido hingga menemukan kantor CI Lido di dekat pintu masuk komplek Lido Lake Resort untuk memperoleh informasi atau bantuan cara mencapai lokasi. Karena akses jalan menuju PPKAB yang rusak dan hanya bisa dilalui kendaraan four wheel drive, kendaraan pribadi disarankan dititipkan di Kantor CI atau Kantor Resort TNGGP Bodogol. Pengunjung dapat melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan operasional PPKAB berupa jip dengan biaya sebesar Rp 400.000 per mobil, menggunakan sepeda gunung, atau berjalan kaki. Tarif masuk ke PPKAB bila hanya ingin menikmati pemandangan alam adalah sebesar Rp 8.000 per individu, sedangkan bila ingin trekking di jalur interpretasi dikenakan biaya guide yaitu sebesar Rp 35.000 per individu dan tarif menginap di camping ground ataupun di asrama sebesar Rp 20.000 per malam per individunya. Tarif dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan yang diterapkan pengelola PPKAB.

5.2 Latar Belakang Pendirian PPKAB

PPKAB didirikan atas kerjasama Conservation International Indonesia CII, Program Yayasan Alam Mitra Indonesia Alami dan Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. PPKAB mulai diperkenalkan secara umum kepada masyarakat luas pada tahun 1998. Peran PPKAB adalah memperkenalkan kekayaan alam hutan hujan tropis, penyadaran dan pelibatan masyarakat dalam kaitannya dengan perlindungan kawasan hutan guna mempertahankan kawasan ini sebagai kawasan konservasi. Pada tahun 2008 konsorsium PPKAB berubah menjadi Konsorsium Konservasi Alam Bodogol dengan beranggotakan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP, Conservation International Indonesia CII, dan Yayasan Owa Jawa YOJ. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berdiri atas dasar semakin banyaknya permasalahan lingkungan di Indonesia sehingga mendorong berbagai pihak untuk membuat solusi penanganan terhadap dampak-dampak negatif yang terjadi, diantaranya dengan cara melakukan kegiatan pendidikan konservasi lingkungan, ekowisata dan penelitian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang terbuka bagi semua pihak. Lokasi pendidikan konservasi alam ini terletak di dalam kawasan hutan di lereng Gunung Pangrango yang memiliki panorama indah dikelilingi bukit. Kondisi cuaca pegunungan dengan curah hujan berkisar 3.000-4.000 mm mendukung keanekaragaman hayatinya dengan banyaknya pohon-pohon besar dan tinggi, berbagai tanaman epifit, tumbuhan memanjat, dan tumbuhan bawah, serta aneka satwanya. Flora didominasi jenis rasamala, puspa dan angrek-angrekan. Di lokasi pendidikan ini, jika beruntung kita dapat menemukan beberapa jenis hewan yang tergolong langka seperti owa jawa Hylobates moloch, elang jawa Nisaetus bartelsi, dan macan kumbang Panthera pardus melas. Selain Owa Jawa, terdapat beberapa jenis primata lainnya, seperti lutung Trachypithecus auratus, surili Presbytis comata, dan monyet ekor panjang Macaca facicularis. Adapun tujuan dari pendirian PPKAB adalah sebagai berikut TNGGP 2014. 1. Memperkenalkan, mempromosikan, dan mengembangkan konsep pendidikan konservasi yang diselenggarakan di dalam kawasan Taman nasional. 2. Menciptakan sebuah model pengelolaan yang berdasarkan prinsip kemandirian. 3. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya melestarikan sumberdaya alam. 4. Menciptakan sebuah model kerjasama antara Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, pemerintah, lembaga-lembaga nasional dan internasional. Kawasan Bodogol tidak mungkin dijadikan sebagai tempat untuk mass tourism, hal ini disebabkan karena pihak pengelola mengutamakan mutu bukan jumlah pengunjung. Mutu yang ditawarkan berupa ilmu yang berkualitas dan pengalaman yang berkesan bagi para pengunjung. Penghasilan PPKAB bukan dengan cara meningkatkan jumlah pengunjung, melainkan dengan cara meningkatkan kualitas muatan materi yang disampaikan oleh para interpreter sehingga pengunjung bisa rela membayar mahal dilihat dari sisi kualitas informasi yang disampaikan oleh interpreter. Dengan tidak menerapkan mass tourism di kawasan Bodogol, maka kegiatan alam liar dan manusia seimbang.

5.3 Fasilitas yang Tersedia

Untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengunjung, PPKAB menyediakan beberapa fasilitas, seperti: 1. Ruang Kelas Dirancang sebagai ruang belajar, memperkenalkan hutan sebelum melihatnya langsung di alam dan berkapasitas 40 empat puluh orang serta dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti OHP dan proyektor. 2. Jembatan Kanopi Canopy trail Di jembatan ini, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan lapis atas hutan tropis sambil mempelajari ekosistem yang terdapat di daerah kanopi.