dalam budaya industri. Dalam model ini tumbuhlah kecenderungan- kecenderungan baru yang didasarkan atas hal tersebut yaitu: The
Behavioral Analysis Model, The system analysis model, The computer based model.
57
The Behavioral Analysis Model, menekankan pada penguasaan perilaku atau kemampuan. Perilaku atau kemampuan yang kompleks
diuraikan menjadi suatu perilaku-perilaku yang sederhana yang tersusun secara hierarkis.The System Analysis Model, model ini
berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Model ini memiliki empat langkah, langkah pertama menentukan spesifikasi perangkat hasil
belajar yang harus dikuasai siswa, langkah kedua menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar tersebut,
langkah ketiga mengidentifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan, dan yang terakhir langkah keempat
membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan. The Computer-Based Model, merupakan suatu model
pengembangan kurikulum yang memanfaatkan komputer, yaitu dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit kurikulum, yang mana
tiap unit telah memiliki rumusan-rumusan dan hasil-hasil yang diharapkan, selanjutnya siswa dan guru diminta untuk melengkapi
pertanyaan tentang unit kurikulum tersebut dan setelah diadakan pengolahan yang disesuaikan dengan kemampuan dan hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa disimpan dalam komputer.
58
C. Perubahan Dan Implementasi Kurikulum 1. Perubahan Kurikulum
a. Konsep Perubahan Kurikulum
Menurut Prof. Dr. S.Nasution, perubahan tidak selalu sama dengan perbaikan, akan tetapi perbaikan selalu mengandung
perubahan. Perbaikan berarti meningkatkan nilai atau mutu. Perubahan pergeseran posisi kedudukan atau keadaan
yang memungkinkan membawa perbaikan tetapi dapat juga memperburuk
57
Ibid., h.171
58
Ibid.
keadaan.
59
Seperti halnya anak yang pada mulanya tidak mengenal ganja, dapat berubah menjadi anak yang mengenal ganja lalu terlibat
kejahatan. Maka perubahan disini tidak mengandung perbaikan. Namun sering juga diadakan suatu perubahan yang mengandung
perbaikan. Perubahan seperti inilah yang selalu dikaitkan dengan nilai, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai atau mutu. Jadi perubahan
yang menekankanpada peningkatan nilai atau mutu lebih sering disebut dengan perbaikan.
Menurut para ahli sosiologi, perubahan terjadi dalam tiga fase, yakni fase inisiasi, yaitu taraf permulaan ide perubahan itu
dilancarkan, dengan menjelaskan sifatnya, tujuan, dan luas perubahan yang ingin dicapai; fase legitimasi, saatnya orang menerima ide itu
dan fase kongruesi, saat orang mengadopsinya, menyamakan pendapat sehingga selaras dengan pikiran para pencetus, sehingga tidak terdapat
perbedaan nilai lagi antara penerima dan pencetus perubahan.
60
Perubahan akan lebih berhasil bila dari pihak bawahan merasakan adanya kekurangan dalam suatu keadaan, sehingga timbul
hasrat untuk memperbaikinya demi kepentingan bersama. Perubahan yang terjadi dari pihak atasan, biasanya tidak dapat bertahan lama,
segera luntur dan hanya diikuti secara formal dan lahiriah. Apabila suatu perubahan dilakukan dengan cara melibatkan semua yang
terlibat dalam perumusan masalah, pengumpul data, menguji alternatif, dan selajutnya mengambil kesimpulan berdasarkan
percobaan, dianggap akan lebih mantap dan meresap di hati, cara seperti ini lebih efisien namun terlalu memakan waktu jangka panjang
yang tidak efektif. Sehingga apabila ada perubahan dan perbaikan baru, yang lama ditinggalkan saja tanpa membekas.
61
Dari paparan mengenai makna perubahan tersebut, untuk melakukan suatu perubahan dalam kurikulum tidak bisa dilakukan
59
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.,h.122
60
Ibid., h.123
61
Ibid.
tanpa melakukan perubahan pada seluruh pihak-pihak yang terkait, dengan demikian perubahan harus dilakukan juga terhadap guru dan
organisasi yang terkait. 1
Guru Perubahan kurikulum tidak akan dapat dilaksanakan tanpa
perubahan pada guru sendiri. Seperti halnya manusia, guru juga seringkali tidak mudah untuk berubah, karena telah terbiasa
dengan cara-cara yang lama, sehingga setiap terjadi perubahan maka akan mengganggu ketentramannya.
62
Guru cenderung bersikap konservatif, sebab tugasnya terutama untuk melestarikan
kebudayaan dengan menyampaikan pada generasi muda. 2
Mengubah Lembaga Atau Organisasi Dalam mengubah lembaga atau organisasi akan menghadapi
kesulitan lain. Tiap organisasi mempunyai struktur sosial tertentu dan setiap orang mempunyai status tertentu dalam menjalankan
peranannya. Sikap orang terhadap perubahan pun berbeda-beda, ada yang bersedia menerima, ada yang menentang dan ada pula
yang acuh-tak acuh.
63
Sehingga perubahan hanya akan terjadi apabila semua orang bekerja sama, untuk menciptakan suatu kerja
sama, salah satu caranya adalah semua orang harus menyadari akan adanya masalah yang dihadapi yang mengharuskan adanya
perubahan.
b. Proses Perbaikan Kurikulum.
Dalam melakukan perbaikan kurikulum terdapat beberapa proses yang perlu diperhatikan diantaranya adalah mengetahui tujuan
perbaikan, mengenal situasi sekolah, mengenal kebutuhan siswa dan guru, mengenal masalah yang dihadapi sekolah, mengenal kompetensi
62
Ibid.
63
Ibid.
guru, mengenal gejala sosial, mengetahui perkembangan dan aliran- aliran dalam kurikulum.
64
2. Implementasi Kurikulum
a. Konsep Implementasi Kurikulum
Implementasi merupakan suatu proses penerapam ide, konsep, kebijakan ,atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Implementasi kurikulum juga dapat
diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis. Lebih lanjut lagi implementasi kurikulum dapat difahami sebagai suatu proses
penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi
perubahan pada sekelompok orang yang di harapkan untuk berubah.
65
Implementasi kurikulum dapat juga hanya berkenaan dengan salah satu kegiatan saja seperti pengajaran atau pembelajaran, latihan,
evaluasi, dsb.
66
Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji sebuah kurikulum sehingga di
sinilah tempat pengimplementasian suatu kurikulum. Dalam kegiatan pembelajaran semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat,
dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata actual curriculum-
curriculum in action. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada kemampuan guru
sebagai implementator kurikulum. Oleh karena itu, gurulah kunci pemegang pelaksana dan keberhasilan kurikulum. Gurulah yang
64
Ibid, h.131-138
65
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah,Jakarta:Bumi Aksara,2009,Cet.2,h.178-179
66
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi,Bandung:PT Refika Aditama,2012, h.31
bertindak sebagai perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum yang sebenarnya.
Menurut Hasan yang dikutip oleh Rusman terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengimplementasian kurikulum, yaitu
“Karakteristik kurikulum, strategi implementasi, karakteristik penilaian, pengetahuan guru tentang kurikulum, sikap terhadap
kurikulum, dan keterampilan mengarahkan.” Sementara itu menurut Mars yang juga dikutif oleh Rusman terdapat lima elemen yang
mempengaruhi implementasi kurikulum sebagai berikut: dukungan dari kepala sekolah, dukungan dari rekan sejawat guru, dukungan dari
siswa, dukungan dari orang tua, dan dukungan dari dalam diri guru sebagai unsur yang utama.”
67
Menurut Nana Syaodih yang dikutip oleh Rusman menyebutkan bahwa
untuk mengimplemetasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan
pelaksana. Sebagus apa pun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya tergantung pada guru.
68
Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide
baru suatu kurikulum dan kejelasan bagi pengguna di lapangan. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam
implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang
mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. Karakeristik
pengguna kurikulum; yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta keampuannya untuk
merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.
69
Sehingga yang dimaksud dengan implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum
67
Rusman. op. cit., h.74
68
Ibid., h.75
69
Mulyasa. op. cit., h.179-180