sekolah.
6
Sedangkan menurut Saylor, Alexander, dan Lewis yang dikutip oleh Wina Sanjaya, kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk
mempengaruhi siswa agar dapat belajar dengan baik, baik dalam ruangan kelas maupun di luar ruangan kelas atau di luar sekolah.
7
Pada dasarnya konsep kurikulum selalu berkembang sesuai dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, dan juga bervariasi sesuai
dengan aliran atau teori pendidikan yang dianut. Namun sebenarnya terdapat tiga konsep tentang kurikulum yang perlu mendapat perhatian,
yaitu kurikulum sebagai subtansi, kurikulum sebagai sistem dan kurikulum sebagai bidang studi.
8
Konsep pertama,
kurikulum sebagai suatu
subtansi, yaitu
kurikulum dipandang sebagai suatu rencana bagi kegiatan belajar murid- murid di sekolah, atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.
kurikulum juga bisa menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan
evaluasi. Kurikulum juga dapat digambarkan sebagai suatu dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum
dengan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu
kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
9
Konsep kedua, kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan,
sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Sistem kurikulum
mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun
suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi
dan menyempurnakannya. Hasil dari sistem kurikulum adalah tersusunnya
6
Ibid.
7
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta:Kencana,2008,Cet.3,h.4
8
Nana syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum;Teori dan Praktek,Bandung:PT Remaja Rosdakarya:2011,cet.13,h.27
9
Ibid.
suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memlihara kurikulum agar tetap dinamis.
10
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan
ahli bidang pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang suatu kurikulum. Melalui studi kepustakaan
dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal- hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi dari suatu
kurikulum.
11
Jadi yang dimaksud dengan konsep kurikulum adalah suatu konsep yang berisi penjelasan mengenai kurikulum yang dapat dilihat dari segi
subtansi, sistem, dan suatu bidang studi.
2. Macam-Macam Model Konsep Kurikulum
Dalam konsep kurikulum terdapat beberapa macam model yang dapat difahami diantaranya adalah, konsep kurikulum subjek akademis,
kurikulum humanistik, kurikulum rekontruksi sosial, dan konsep
teknologi dan kurikulum.
12
a. Kurikulum subjek akademis Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak
sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini, walaupun sekarang telah berkembang berbagai tipe-tipe lainnya,
namun umumnya sekolah tidak dapat melepas tipe yang satu ini, hal itu dikarenakan kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, dan
mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu.
Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Ibid., h.81
masa lalu tersebut dan kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.
13
b. Kurikulum Humanistik Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi personalized education yaitu John Dewey Progressive
education dan J.J Rousseau Romantic Education. Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa atau lebih menitikberatkan
pada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek
yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi,
kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Para pendidik Humanis juga berpegang pada konsep
Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang
utuh bukan dari segi fisik dan intelektual saja tetapi juga segi sosial dan afektif emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain.
14
c. Kurikulum Rekontruksi Sosial Kurikulum rekontruksi sosial berbeda dengan model-model
kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum
ini bersumber pada aliran pendidikan intraksional. Menurut mereka pendidikan bukanlah upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama,
interaksi kerja sama, selain itu kerja sama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru saja, tetapi juga antara siswa dengan
siswa, antara siswa dengan orang-orang yang berada di sekitarnya atau lingkungannya, dan juga kerjasama dengan sumber belajar
lainnya, sehingga dengan adanya kerja sama ini siswa berusaha
13
Ibid., h.82
14
Ibid., h.87
memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
15
d. Teknologi dan Kurikulum Abad dua puluh ditandai dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat. Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan, walaupun
sejak dahulu teknologi sudah mulai diterapkan dalam bidang pendidikan tetapi teknologi yang digunakan masih bersifat sederhana
seperti penggunaan papan tulis, kapur, pena, tinta dan lain-lain. Dewasa ini sesuai dengan tahap perkembangannya teknologi yang
digunakan dalam dunia pendidikan sudahlah semakin maju seperti penggunnaan audio dan video cassette, overhead projektor, film slide,
dan motion film, mesin pengajaran, komputer, CD-rom dan internet. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di bidang
pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan, aliran ini melakukan penekanan pada isi kurikulum yang berbasis teknologi
dengan menekankan
penggunaan alat-alat
teknologis untuk
menunjang efisiensi dan efektifitas pendidikan. Kurikulumnya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-
model pengajaran yang banyak melibatkan alat penerapannya. Sebagai contoh pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran
berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul juga pengajaran dengan bantuan komputer dan lain-lain.
16
3. Fungsi Kurikulum
Secara garis besar fungsi kurikulum dapat dirumuskan sebagai: Pertama alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan
manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Kedua pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subyek dan obyek pendidik. Ketiga
fungsi kesinambungan untuk mempersiapkan jenjang sekolah
15
Ibid., h.91
16
Ibid., h.96