Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pengembangan Kurikulum 1. Konsep Pengembangan Kurikulum

memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia. Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada suatu kajian ilmiah yang menyatakan bahwa kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar permasalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. 33 Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini. d. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” standard-based education, dan teori kurikulum berbasis kompetensi. 34 Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan PP nomor 19 tahun 2005. Standar Kompetensi 33 Ibid., h. 37. 34 Ibid., h. 40. Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SDMI, SMPMTS, SMAMA, SMKMAK. 35 Kompetensi adalah kemampuan sesorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. 36 Hasil dari pengalaman belajar tersebut merupakan hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

5. Pengembang Kurikulum

Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid, serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah administrator, guru dan orang tua. 37 a. Peranan para administrator pendidikan Para administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamata dan kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat direktur dan kepala pusat dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyususun kerangka dasar serta program inti kurikulum. Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menentukan minimum course yang dituntut. 38 35 Ibid., h. 40. 36 Ibid., h. 41. 37 Sukmadinata. op.cit., h.155 38 Ibid. b. Peranan para ahli Pengembagan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. 39 Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studidisiplin ilmu. c. Peranan guru Guru memgang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan, pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. 40 d. Peranan orang tua murid Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyususnan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum. 41 Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, lain halnya dalam pelaksanaan kurikulum, orang tua memiliki peranan yang cukup besar dalam melakukan kerjasama dengan guru atau sekolah, karena sebaagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan di rumah.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam melakukan pengembangan kurikulum sekolah tentunya mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya diantara adalah, perguruan tinggi, masyarakat, dan sistem nilai. 42 a. Perguruan Tinggi Kurikulum minimalnya mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari 39 Ibid., h.156 40 Ibid., h.157 41 Ibid., h.158 42 Ibid.