Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

kurikulum bernama Beauchamp menurutnya untuk merancang sebuah kurikulum harus ditempuh lima langkah berikut: Pertama, menentukan terlebih dahulu lokasi atau wilayah yang ditentukan sesuai dengan skala pengembangan kurikulum yang telah direncanakan. Bila kurikulum yang ingin dikembangkan berskala makro atau Nasional, wilayah atau lokasi yang akan dijadukan pilot projek adalah provinsi. Namun, seandainya bersifat daerah atau berskala mikro, kabupaten dapat dijadikan lokasi pilot projek. Penetapan arena ini ditentukan oleh wewenang yang dimliki oleh pengambil kebijaksanaan dalam pengambangan kurikulum. Kedua, menentukan personalia siapa saja yang akan ikut terlibat di dalam pengambangan kurikulum. Ketiga, mengorganisasikan personalia tersebut ke dalam lima tim, yang terdiri dari: tim pengembang kurikulum, tim peneliti kurikulum, tim penyusun kurikulum baru, tim perumus kriteria kurikulum, serta tim penyususn dan penulis kurikulum baru. Keempat, implementasi kurikulum. Pada tahap membutuhkan kesiapan dalam banyak hal, sepeti guru sebagai pelaksana kurikulum di kelas, fasilitas, siswa, dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator. Kelima dan merupakan langkah yang terakhir adalah mengevaluasi kurikulum. Beauchamp mengemukakan beberapa hal yang perlu dievaluasi, yakni: evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru, evaluasi terhadap desain kurikulum, evaluasi terhadap hasil belajar, dan evaluasi terhadap sistem dalam kurikulum. 52 e. Taba’s Inverted Model Dalam kurikulum model Taba didalamnya terdapat lima langkah atau lima tahapan yaitu: Pertama mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru. Kedua menguji unit eksperimen. Ketiga mengadakan revisi dan konsolidasi. Keempat pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum. Kelima implementasi dan diseminasi. 53 Kelima langkah atau tahapan di atas merupakan langkah- langkah yang harus dipenuhi ketika menggunakan pengembangan kurikulum model Taba. 52 Sukmadinata. op. cit., h.164 53 Ibid., h.167 f. Roger’s Interpersonal Relation Model Terdapat empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers yang dikutip oleh Nana Syaodih. Langkah pertama, pemilihan target dari sistem pendidikan. Langkah kedua, partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif. Langkah ketiga, pengembangan pengalaman kelompok yang intesif untuk satu kelas atau unit pelajaran. Keempat partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok. Perbedaan model Rogers dengan model lainnya adalah tidak adanya suatu perencanaan kurikulum tertulis tetapi hanya rangkaian kegiatan kelompok, hal itulah yang menjadi Ciri khas dari model Rogers. 54 g. The Systematic Action-Research Model Pengembangan kurikulum dengan menggunakan Model penelitian Tindakan Sistematik yang dikembangkan oleh Smith, Stanley, and Shores mendasarkan pada asumsi bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial. 55 yakni suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua, siswa dan guru, struktur dan sistem sekolah, pola relasi personal dan kelompok antara sekolah dan masyarakat. Kurikulum ini dikembangkan dalam konteks harapan warga masyarakat, para orang tua, tokoh masyarakat, pengusaha, siswa, guru, dan lain-lain. Dan diantara langkah-langkah dalam pengembangannya adalah: langkah pertama, mengadakan kajian secara saksama tentang masalah-masalah kurikulum,. Kedua implementasi dari keputusan yang diambil dalam tindakan pertama. 56 h. Emerging Technical Models Model berdasarkan teknik yang sedang berkembang ini dicetuskan oleh Kirst dan Walker. Model ini muncul seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai bisnis 54 Ibid., h.167-168 55 Ibid., h.169 56 Ibid., h.170