b. Metode dan
material: mengembangkan
dan mencoba
menggunakan berbagai metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan menurut
pertimbangan guru.
c. Penilaian: menilai
keberhasilan pekerjaan
yang telah
dikembangkan menurut tujuan yang ingin dicapai. d. Balikan: umpan balik dari semua pengalaman yang telah
diperoleh sehingga menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
20
2. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum perlu diperhatikan dasar- dasar dari pengembangan kurikulum yaitu:
a. Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional
b. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kemampuan.
c. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas suatu satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.
d. Kurikulum pendidikan
dasar, menengah
dan tinggi
dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
e. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan
minat peserta didik dan tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan.
f. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan pembangunan daerah dan nasional, keanekaragaman potensi
daerah dan lingkungan serta kebutuhan pengembangan iptek dan seni.
g. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan
budaya setempat. h. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek
spiritual keagamaan,
intelektualitas,watak konsep
diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yang
berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika, dan rasa kebangsaan.
21
20
Ibid.
21
Ibid., h. 98-99
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa prinsip umum diantaranya “prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas,
prinsip praktis, dan prinsip efektifitas”.
22
Prinsip pertama relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam
kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan
tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Apa yang tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut.
Kurikulum bukan hanya mempersiapkan siswa untuk kehidupan yang sekarang tetapi juga kehidupan yang akan datang. Kurikulum juga harus
memiliki relevansi di dalam yaitu adanya kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukan suatu keterpaduan kurikulum.
23
Prinsip kedua adalah fleksibilitas, kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum sudah seharusnya mampu
mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang, dimana pun anak berada, latar belakang dan kemampuan
apa pun yang dimiliki oleh anak kurikulum harus mampu untuk mencakup kesemuanya. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaanya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi
daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
24
Prinsip ketiga
adalah kontinuitas
yaitu kesinambungan.
Perkembangan dan
proses belajar
anak berlangsung
secara kesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti-henti. Oleh karena itu
pengalaman belajar yang diberikan kurikulum juga haruslah bersifat
22
Sukmadinata. op. cit., h.150
23
Ibid., h.151
24
Ibid.
kesinambungan antar satu tingkat kelas dengan kelas yang lain antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya, juga antar
jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara serempak dan juga diperlukan selalu adanya
komunikasi dan kerja sama antara para pengembang kurikulum sekolah dasar dengan,SMP, SMA, dan juga dengan pergurunan tinggi.
25
Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut
dengan prinsip efisiensi. Betapapun bagusnya suatu kurikulum tapi kalau menuntut peralatan khusus dan mahal biayanya juga dituntut adanya
keahlian-keahlian khusus maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan
dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tapi juga harus
praktis.
26
Prinsip kelima adalah efektifitas. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus
diperhatikan dan di jaga. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak
dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan di bidang pendidikan juga merupakan bagian
yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi
keberhasilan pendidikan.
27
25
Ibid.
26
Ibid.
27
Ibid.