Model-Model Evaluasi Kurikulum Evaluasi Kurikulum

mengevaluasi baik kurikulum yang menekankan isi, tujuan maupun situasi Situation based curriculum. 86

D. Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rian Wahyudi yang berjudul “Implementasi Kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTS Daarul Hikmah Pamulang”. Pendekatan yang digunakaan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatatif, tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengimplementasian KTSP pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTS Daarul Hikmah pada ranah perangkat pembelajaran, yakni pengembangan dokumen silabus dan RPP dan juga untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits di MTS Daarul Hikmah yang berbasis KTSP. Hasil dari penelitian ini adalah guru sudah mengimplementasikan KTSP dalam setiap proses pembelajarannya, mulai dari silabus dan RPP yang sudah mencerminkan konsep KTSP dan juga pelaksanaan pembelajaran di kelas yang sudah menerapkan pembelajaran berbasis CTL contekstual teaching and learning dan PAIKEM pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan, walaupun belum sepenuhnya nampak dalam setiap pembelajaran, hal itu dikarenakan fasilitas sekolah yang belum benar-benar mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis CTL dan PAIKEM. 87 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah mengkaji tentang kurikulum. Metode yang digunakan dalam penelitian sama- sama menggunakan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dan validitas data melalui triangulasi data dan triangulasi metode. 86 Ibid., h.189. 87 Rian Wahyudi, “ Implementasi Kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Di MTS Daarul Hikmah Pamulang” Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan. Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah dalam lokasi dan bidang kajiannya. Penelitian ini berlokasi di MTS Daarul Hikmah Pamulang sedangkan penulis melakukan penelitian di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro. Perbedaan lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian ini mengkaji implementasi kurikulum KTSP dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, sedangkan penelitian yang penulis kaji adalah respon perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013. 46

BAB III PERUBAHAN KTSP KEPADA KURIKULUM 2013 PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

A. Perubahan KTSP Kepada Kurikulum 2013 1.

Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Dalam buku pengembangan dan implementasi kurikulum Mulyasa menjelaskan bahwa landasan pengembangan kurikulum 2013 meliputi: a. Landasan Filosofis 1 Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan. 2 Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. b. Landasan Yuridis 1 RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum. 2 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan c. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. d. Landasan Konseptual 1 Relevansi pendidikan link and match 2 Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter 3 Pembelajaran kontekstual 4 Pembelajaran aktif 5 Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh. 1

2. Rasional Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena munculnya berbagai tantangan zaman yang harus dihadapi, baik tantangan dari segi internal maupun eksternal, selain itu untuk menghadapi berbagai tututan zaman diperlukan adanya tata kelola kurikulum yang lebih mendalam dengan tambahan perluasan materi. 1 E,Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja RosdaKarya,2014,Cet.IV,h.64-65 a. Tantangan Internal Tantangan internal ini berhbungan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan yang berpengaruh terhadap kualitas masyarakat Indonesia. 2 Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia. Dilihat dari pertumbuhan penduduk di Indonesia, masyarakat Indonesia saat ini sedang memiliki jumlah usia produktif yang cukup tinggi, yang mana dengan tingginya usia produktif di Indonesia haruslah ditunjang dengan pendidikan yang bermutu, dan pendidikan yang bermutu haruslah di barengi dengan kurikulum yang berkualitas, untuk itu maka dibutuhkan pengembangan kurikulum yang mampu membawa pendidikan indonesia ke arah yang lebih maju, sehingga menghasilkan masyarakat yang memiliki kualitas tinggi. 3 b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan dengan perkembangan arus globalisasi dan berbagai masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. 4 Tantangan selanjutnya adalah pendidikan di Indonesia yang terlalu menekankan pada aspek kognitif, yang hanya memerlukan kemampuan kognitif mengingat menjadi hasil belajar yang dominan, sedangkan kemampuan menerapkan apa yang sudah dipelajari di sekolah di masyarakat dan kemampuan berpikir kreatif sebagai dasar 2 E. Mulyasa, Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Jadilah Guru Profesional Atau Tidak Sama Sekali, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014,h.22-24. 3 Kemendikbud, “Naskah Akademik Pengembangan Kurikulum”, Naskah Akademik Kemendikbud, Jakarta, 2013,h.18, tidak dipublikasikan. 4 Ibid., h.20. bagi kemampuan kreativitas baik dalam ilmu maupun dalam aspek kehidupan kurang mendapat perhatian yang cukup dalam kurikulum. 5 Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang mengemuka antara lain terkait dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat social unrest. Permasalahan sosial merupakan hal yang selalu harus mendapat perhatian kurikulum dan berpengaruh terhadap kurikulum. 6 c. Penyempurnaan Pola Pikir Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Laporan BSNP badan standar nasional pendidikan tahun 2010 dengan judul Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI menegaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam menghadapi masa depan perlu dilakukan perubahan paradigma pembelajaran melalui pergeseran tata cara penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas atau lingkungan sekitar lembaga pendidikan tempat siswa menimba ilmu. 7 Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut: Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa, Dari satu arah menuju interaktif, Dari isolasi menuju lingkungan jejaring, Dari pasif menuju aktif-menyelidiki, Dari mayaabstrak menuju konteks dunia nyata, Dari pribadi menuju pembelajaran berbasis tim, Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan, Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru, Dari alat tunggal menuju alat multimedia, Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif, Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan, Dari usaha sadar tunggal menuju jamak, Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak, Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan, 5 Ibid., h.25. 6 Mulyasa. op. cit. h.61 7 BNSP, Laporan BNSP tahun 2010. diakses tanggal 08122014 http:www.bsnp- indonesia.orgid