Pencegahan dan Penanggulangan Penyimpangan Kredit Perbankan

93 Pada negara maju dengan kehidupan ekonomi yang stabil, penyimpangan dalam perbankan cenderung memiliki modus yang sedikit dilakukan. Adapun dalam negara-negara yang berkembaang seperti di Indonesia, praktik kecurangan cenderung banyak terjadi, seperti penyimpangan dalam pemberian kredit yang tidak sesuai dengan batas maksimum pemberian kredit yang telah ditentukan oleh badan pengawas. Penyimpangan yang terjadi bukanlah semata-mata dilakukan dengan sengaja oleh nasabah atau debitur itu sendiri akan tetapi penyimpangan juga dapat dilakukan pihak intern Bank.

B. Pencegahan dan Penanggulangan Penyimpangan Kredit Perbankan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bank dalam memberikan kredit harus memperhatikan resiko dikemudian hari karena tidak semua kredit yang dikeluarkan oleh bank akan kembali tepat waktu seperti perjanjian yang sudah diatur. Pada saat sekarang ini banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dalam kredit sampai pada proses pencairan kredit yang tidak sesuai dengan prosedur. Penyimpangan yang terjadi banyak motifnya, baik dilakukan oleh nasabah maupun dilakukan dari pihak bank itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena tidak diperhatikannya aspek penilaian dan analisis dalam prosedur pemberian kredit, serta kurang diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam perbankan. Penyimpangan kredit terjadi akibat rendahnya kemampuan atau ketajaman bank melakukan analisis kelayakan permintaan 120 Ibid. 94 kredit yang diajukan atau dapat juga terjadi karena kurangnya pengawasan dari Badan Otoritas terhadap internal bank dalam menjalankan fungsi perbankan. Untuk menghindari adanya kasus mengenai kredit macet yang diakibatkan oleh penyimpangan-penyimpangan dalam prosedur kredit, pihak bank harus jujur dan teliti dalam pemberian kredit. Akan lebih baik lagi apabila ada tindakan yang dapat dilakukan sebelum terjadi penyimpangan dalam kredit yang memicu terjadinya kredit bermasalah. Tindakan yang terbaik adalah tindakan yang preventif atau pencegahan agar supaya kasus kredit macet tidak akan terjadi. Pencegahan yang dilakukan oleh bank itu sendiri juga merupakan tindakan yang dapat meminimalisir terjadinya penurunan reputasi bank. Upaya pencegahan memerlukan adanya berbagai kebijakan yang baik, yaitu sebagai berikut: 121 1. Kebijaksanaan pokok penyaluran kredit yang sehat Kebijaksanaan pokok penyaluran kredit yang sehat harus dinyatakan secara tertulis oleh setiap bank. Dengan demikian setiap pejabat bank mempunyai pedoman yang dapat dipergunakan sebagai pegangan dalam melaksanakan tugasnya. Kebijaksanaan pelaksanaan pokok perkreditan itu harus jelas sehingga mudah dimengerti, ringkas dan padat. Walaupun kebijaksanaan setiap bank tidaklah sama namun ketentuan- ketentuan yang harus ada adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi bidang perkreditan dan join descriptionnya b. Kewenangan dari masing-masing pejabat 121 Ibid. 95 c. Batas pemberian kredit kepada debitur 2. Sumber Daya Manusia yang solid dalam bidang perkreditan Agar dapat menerapkan asas manajemen yang sehat, bank harus mempunyai sumber daya manusia yang sehat baik mengenai pendidikan maupun moralnya. Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dewan direksi dalam kaitannya dengan perkreditan adalah: a. Menyiapkan rencana tahunan dan kebijaksanaan pemberian kredit b. Melaksanakan rencana tahunan dan kebijaksanaan pemberian kredit yang telah mendapat persetujuan dari dewan komisaris. c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana tahunan dan kebijaksanaan pemberian kredit kepada dewan komisaris bank dan kepada bank sentral. d. Memonitor pelaksanaan kebijaksanaan perkreditan e. Melakukan koreksi yang diperlukan terhadap penyimpangan dari rencana kredit tahunan dan kebijaksanaan perkreditan. f. Memonitor perkembangan mutu kredit secara keseluruhan, kredit yang diberikan kkepada debitur yang mempunyai hubungan dengan bank,dan kredit yang diberikan kepada debitur tertentu. g. Menentukan langkah penanganan kredit bermasalah dan memonitor pelaksanaannya. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam rangka pengelolaan kredit yang baik bank harus dengan teliti memonitoring atas kredit. Monitoring atas pemberian kredit tersebut harus dilakukan dengan baik karena: 96 1. Dapat memberikan peringatan dini early warning apabila nasabah mulai menunjukkan gejala mengalami kesulitan dalam memnuhi kewajibannya kepada bank maupun pihak ketiga. 2. Dapat melakukan tindakan untuk mencegah timbulnya kredit bermasalah problem loan pada waktu yang cepat dan tepat. Dan yang perlu diperhatikan dan tidak kalah pentingnya guna meningkatkan moral staf perbankan adalah bahwa mereka harus mendapatkan gaji atau imbalan yang sesuai dengan situasi pasar sehingga mereka tidak silau menghadapi pesaing yang lainnya dalam bank asing. 3. Kebijaksanaan Persetujuan Kredit Persetujuan pemberian kredit dapat dikatakan sehat bilamana diberikan berdasarkan hasil dari penilaian total atas permintaan kredit dan atas diri debitur. Dalam kebijaksanaan pokok penyaluran kredit yang sehat, di dalamnya juga dinyatakan secara tertulis perihal jenjang batas kewenangan para pejabat bank yang terkait minimal batas jumlah nilai kredit didalam memberikan persetujuan pemberian kredit kepada calon debitur danatau kepada debitur lama. Sebagai catatan agar dapat dinyatakan bahwa dalam jenjang manapun persetujuan pemberian kredit itu diberikan, para pejabat pengambil keputusan untuk menyetujui pemberian kredit harus dapat mempertanggungjawabkan kepada bank bahwa: a. Keputusan pemberian kredit tersebut didasarkan pada hasil analisis kredit yang proporsional. 97 b. Kredit tersebut dapat diharapkan tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah c. Kredit tersebut telah memenuhi ketentuan kebijaksanaan pokok penyaluran kredit yang telah digariskan oleh bank d. Keputusan pemberian kredit bebas dari pengaruh pihak ketiga yang ikut berkepentingan dalam pemberian kredit tersebut. Disamping ketentuan tentang persetujuan pemberian kredit, kebijaksanaan pokok penyaluran kredit wajib dicantumkan juga ketentuan tentang persetujuan pencairan kredit yang telah disetujui untuk diberikan kepada debitur. 122 Pada dasarnya bank baru dapat menyetujui debitur untuk menarik kredit yang telah disediakan untuk mereka apabila mereka dapat memenuhi syarat-syarat tentang pencairan kredit. Pencegahan dini baik dilakukan untuk menyelamatkan bank dari reputasi yang buruk akibat penyimpangan yang terjadi. Disamping pencegahan yang harus dilakukan dalam mencegah terjadinya kredit macet yang diakibatkan oleh penyimpangkan ada cara yang dilakukan dalam mengatasi kredit yang sudah macet atau dapat dikatakan sudah sangat bermasalah. Adapun langkah yang harus ditempuh dalam penanggulangan penyimpangan kredit adalah melalui: 123 1. Supervisi kredit dan pembinaan debitur dengan baik 2. Dengan perpanjangan tenor kredit 122 Penanggulangan Kecurangan perbankan, http:yanel.wikifoundry- mobile.commpageTP.+Perbankan diakses pada tanggal 23 Februari 2015 123 Kecurangan Perbankan, http:triawidi.blogspot.com201410kecurangan- kecurangan-yang-terjadi-pada.html?m=1 diakses pada tanggal 23 Februari 2015 98 3. Penyelamatan kredit atau biasa disebut dengan restrukturisasi kredit 4. Penghapusan bukuan kredit Seminar Nasional tentang kejahatan ekonomi dan perbankan telah merumuskan beberapa langkah untuk menanggulangi kejahatan ekonomi, yaitu: 124 1. Penyebarluasan informasi tentang masalah kejahatan ekonomi agar masyarakat yakin bahwa para pelakunya benar-benar diusut dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. 2. Meningkatkan kerja sama secara nasional maupun internasional. Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas sektor jasa keuangan juga mempunyai kebijakan dalam hal menanggulangi terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh pihak bank itu sendiri. Upaya penanggulangan yang dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pengelolaan perbankan untuk mengurangi resiko yang dilakukan melalui: 125 1. Pelaksanaan penilaian fit and proper test Fit and proper test merupakan upaya menciptakan sumber daya manusia perbankan yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi. Penilaian dilakukan terhadap pemegang saham pengendali, Dewan komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif bank yang selama ini telah aktif di lembaga perbankan existing serta didasarkan atas hasil pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan. 2. Wawancara terhadap calon pemilik dan pengurus bank 124 Zainal Asikin, Op.cit., hlm.222. 125 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hlm. 83. 99 Wawancara dilakukan untuk mengetahui integritas dan kompetensi calon pengurus baru termasuk pimpinan kantor perwakilan bank, dan integritas calon pemilik bank. 3. 3. Direktur kepatuhan Direktur kepatuhan merupakan bagian penting dari sistem pencegahan oleh manajemen bank yang secara aktif mengambil berbagai langkah untuk mencegah manajemen bank dalam meneapkan kebijaksanaan danatau penyimpangan, atau bahkan pelanggaran terhadap ketentuan kehati-hatian bank. 4. Penerapan manajemen resiko Untuk mendukung upaya manajemen risiko, OJK mewajibkan seluruh sektor jasa keuangan untuk meningkatkan manajemen resiko terutama pada sektor perbankan, dan bank wajib menerapkanya secara efektif. Hal diatas sangat mutlak harus dilakukan oleh penyedia jasa keuangan khususnya dalam bidang kredit, namun hal ini diperlukan orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi. Untuk meminimalisir adanya kredit macet yang diakibatkan oleh penyimpangan yang dilakukan dalam prosedur pemeberian kredit. Kredit memang selalu memiliki resiko terjadinya kemacetan, namun apabila tindakan pencegahan seperti diatas dilakukan paling tidak dapat mengurangi atau menghilangkan terjadinya resiko kredit bermasalah. Metode pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan oleh baik bank internal maupun lembaga Otoritas merupakan salah satu cara untuk 100 menyelamatkan bank dari keadaan yang dapat menghancurkan bank itu sendiri. Dengan adanya metode pencegahan diharapkan kepada seluruh sektor jasa keuangan lebih menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usahanya. Selanjutnya dengan adanya metode penanggulangan yang dilakukan oleh OJK diharapkan juga dapat memperbaiki sektor jasa keuangan yang telah lalai dan mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam melakukan kegiatan nya.

C. Penanganan Dugaan Penyimpangan Kredit Perbankan oleh Otoritas