74
Secara umum, regulasi atau peraturan OJK itu harus meliputi beberapa sasaran, yaitu sebagai berikut:
109
1. Melindungi investor untuk membangun kepercayaan terhadap pasar
2. Memastikan bahwa pasar yang tertentu adalah pasar yang fair, efisien dan
transparan 3.
Mengurangi resiko sistematik 4.
Melindungi lembaga keuangan dari penyalahgunaan atau malpraktek dari konsumen
5. Menjaga kepercayaan konsumen dalam sistem keuangan
Kebutuhan publik terhadap lembaga keuangan saat ini memiliki banyak jenisnya, sebagai penyimpan dan meningkatkan kekayaan, sebagai juru bayar dan
menerima pembayaran, sebagai proteksi atas resiko bisnis maupun perorangan dan sebagai lembaga yang membantu akuisisi asset. Tingkat pemanfaatan dari
layanan dan jasa keuangan ini di Indonesia masih rendah, namun seiring meningkatnya pendapatan masyarakat, intensitas pemanfaatan jasa keuangan terus
meningkat.
D. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa dengan terbentuknya OJK, maka tugas dan wewenang BI dalam hal pengawasan
perbankan otomatis beralih kepada OJK. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 55 UU OJK mengenai ketentuan peralihan tugas dan wewenang BI kepada OJK.
109
Independensi OJK, http:infomoneter.comstruktur-regulasi-independensi-otoritas- jasa-keuangan diakses tanggal 6 Maret 2015
75
Ayat 1 Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan
dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, Perasuransian, Dana Pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa
keuangan lainnya beralih dari menteri keuangan dan badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan ke OJK.
Ayat 2 Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan
dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK.
Pasal 34 UU BI dikatakan juga bahwa tugas mengawasi Bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen,dan
dibentuk dengan
Undang-undang. Pembentukan
lembaga pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 akan dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2012. Pembentukan OJK ini sudah lama menjadi
perbincangan setelah terjadinya krisis ekonomi yang merugikan negara dalam hal sektor keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan mulai melaksanakan tugas dan fungsinya sejak Desember 2012, dengan melaksanakan fungsi sebagai lembaga pengawas Pasar
Modal dan Industri Keuangan Non Bank IKNB menggantikan tugas dan fungsi Bapepam-LK. Dan mulai Desember 2013, OJK juga berfungsi sebagai pengawas
industri perbankan. Dijelaskan lebih lanjut didalam Pasal 5 UU OJK bahwa OJK berfungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
76
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Dan didalam melakukan pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan, OJK
menerapkan sistem pengawasan yang terintegrasi. Artinya, seluruh kegiatan jasa keuangan yang dilakukan oleh lembaga keuangan tunduk pada sistem pengaturan
dan pengawasan OJK. Sistem pengawasan jasa keuangan pada awalnya pertama kali dilakukan di Skandanavia pada pertengahan tahun 1980an.
110
Pasal 6 UU OJK telah dijelaskan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan diberbagai sektor lembaga jasa keuangan. Terkait
tugas OJK yang tercantum didalam Pasal 6 UU OJK yaitu: 1.
Melaksanakan pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor perbankan
Tugas OJK dalam hal pengawasan perbankan hanya berkaitan dengan aspek micro-prudential supervision yang bertujuan untuk menjaga tingkat kesehatan
bank secara individu seperti kelembagaan, aspek kehati-hatian, kegiatan usaha, dan penilaian tingkat kesehatan. Pengawasan bank bertujuan
menjadikan bank itu sehat dan bisa bersaing secara individu, menjadikan bank itu sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, dan menjadikannya bank
yang efisien dalam melaksanakan fungsi intermediasinya. Dengan demikian bank dapat melindungi kepentingan masyarakat customer protection melalui
industri perbankan yang kuat sehingga pada gilirannya masyarakat dan negara bisa berharap memperoleh stabilitas sistem keuangan sebagai prasyarat
pembangunan yang berkelanjutan. Pengawasan terhadap bank meliputi
110
Disampaikan di seminar OJK, Op.Cit.
77
kegiatan pemberian izin, membuat peraturan-peraturan, pengawasan kegiatan usaha dan pengenaan sanksi.
111
2. Melakukan pengaturan dan pengawasan di sektor pasar modal
Pasar Modal sebagai tempat bertemunya para penjual dan para pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar
modal emiten, sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli investor adalah pihak yang ingin membeli
modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Terdapat lembaga-lembaga yang terlibat di pasar modal antara lain lembaga-lembaga
pemerintah dan lembaga swasta. Lembaga pemerintah terdiri dari BAPEPAM-LK, Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, Departemen
Kehakiman. Sedangkan lembaga swasta terdiri dari notaris, akuntan publik,konsultan hukum, penilai dan konsultan efek.
Pengaturan dan Pengawasan pasar modal semula dilakukan oleh BAPEPAM- LK yaitu lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas
membina, mengatur dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumusklan dan melaksanakan kebijakan dan standarnisasi teknis dibidang
lembaga keuangan. Namun setelah lahirnya UU OJK, fungsi BAPEPAM-LK ini dipegang oleh OJK.
Otoritas Jasa Keuangan melakukan pengaturan dan pengawasan seluruh kegiatan jasa keuangan di bidang pasar modal, termasuk kegiatan
pemeriksaan dan penyelidikan dan OJK juga berkoordinasi dengan instansi
111
Sulisistyo, http:xa.yimg.comkqgroups240631102095520493namakajianakademik.okl-ui-
ugm.vesi+230810.pdf diakses 12 Desember 2014
78
terkait untuk kelancaran tugas, termasuk dengan penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan dalam menindaklanjuti hasil penyidikan.
Pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal dilakukan oleh OJK dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur,
wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 3.
Kegiatan jasa keuangan disektor perasuransian,dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.
OJK melakukan pengaturan dan pengawasan usaha perasuransian yang meliputi kesehatan keuangan bagi perusahaan asuransi kerugian, perusahaan
asuransi jiwa, perusahaan reasuransi yang terdiri dari batas tingkat solvabilitas, retensi diri,reasuransi,investasi, cadangan teknis, dan ketentuan-
ketentuan lain yang berhubungan dengan kesehatan keuangan.termasuk pengawasan dalam penyelenggaraan usaha yang terdiri dari syarat-syarat
polis asuransi, tingkat premi, penyelesaian klaim,persyaratan keahlian dibidang perasuransian, dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan
dengan penyelenggaraan usaha. Terkait tugas dan Pengawasan, OJK mempunyai wewenang di bidang
pengaturan dan pengawasan. Dibidang pengaturan, OJK menetapkan peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan,menetapkan peraturan mengenai
pengawasan, dan menetapkan peraturan mengenai tat cara penetapan perintah tertulis. Dibidang pengawasan, OJK melakukan pengawasan dan perlindungan
konsumen disektor Perbankan, Pasar Modal, dan IKNB, memberikan danatau mencabut izin usaha, persetujuan atau penetapan pembubaran, memberikan
79
perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan menunjuk Pengelola statute serta berwenang untuk menetapkan sanksi administratif.
Pasal 7 UU OJK ini meliputi kewenangan pengawasan, pengaturan dan mengenai kesehatan bank:
1. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:
a. Perizinan bank untuk pendirian bank pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan, dan sumber daya manusia,
merger, dan konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;dan
b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas dibidang jasa
2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
a. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank. b. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank
c. Sistem informasi debitur d. Pengujian kredit credit testing dan
e. Standar akuntansi bank 3.
Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: a. Manajemen resiko
b. Tata kelola bank c. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang dan
80
d. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan. 4.
Pemeriksaan perbankan Selain itu, kewenangan mengenai pemberian perintah tertulis beralih dari
Bank Indonesia kepada OJK sebagaimana disebutkan didalam Pasal 9 huruf d UU OJK serta penetapan sanksi administrasi kepada bank dan pihak terafiliasi
yang tidak memenuhi kewajibannya beralih dari Bank Indonesia kepada OJK disebutkan didalam Pasal 9 huruf g UU OJK. Dalam Pasal 8 UU OJK
dijelaskan mengenai kewenangan OJK yang berkaitan dengan fungsi OJK mengenai tugas kerja yang berhubungan dengan pengawasan dan peraturan yang
bersifat microprudential. Lahirnya UU OJK memberikan suatu kewenangan kepada OJK dalam hal
pengaturan dan pengawasan perbankan, yaitu: 1. Kewenangan memberikan izin right lo license, yaitu kewenangan untuk
menetapakan tata cara perizinnan dan pendirian suatu bank, meliputi pemberian izin dan pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank,
pemberian persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank,pemberian izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
2. Kewenangan untuk mengatur, yaitu untuk menetapkan ketentuan yang menyangkuut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan
perbankan sehat guna memenuhi jasa perbankan yang diinginkan masyarakat. 3. Kewenangan untuk mengawasiright to control,yaitu:
a. Pengawasan bank secara langsung on site supervision terdiri dari pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus dengan tujuan untuk
81
mendapatkan gambaran keadaan keuangan bank terhadap peraturan yang berlaku,serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik tidak sehat
yang membahayakan kelangsungan usaha bank. b. Pengawasan tidak langsung off site supervision yaitu pengawasan melalui
alat pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank, laporan hasil pemeriksaan dan infromasi lainnya.
4. Kewenangan untuk mengenakan sanksi right to impose sanction yaitu untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
terhadap bank apabila suatu bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai
dengan asas perbankan yang sehat. 5. Kewenangan untuk melakukan penyidikan right to investigate, yaitu sesuai
dengan UU, OJK mempunyai kewenangan untuk melakukan penyidikan disektor jasa keuangan,t ermasuk perbankan. Penyidikan dilakukan dan oleh
penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan OJK. Hasil penyidikan disampaikan kepada Jaksa untuk
dilakukan penuntutan. Tugas mengawasi sektor perbankan, OJK mempunyai wewenang untuk
menilai suatu bank mengenai tingkat kesehatan bank, yang didalamnya termasuk dalam pemberian kredit harus berdasarkan Batas Maksimum Pemberian Kredit,
pengujian kredit, serta sistem informasi debitur yang keseluruhannya merupakan aspek
penilaian terhadap
bank yang
diawasi oleh
OJK.
82
BAB IV PENANGANAN DUGAAN PENYIMPANGAN KREDIT
PERBANKAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN
A. Bentuk Penyimpangan Kredit Perbankan