63
B. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga baru yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011.
100
Lembaga ini didirikan untuk melakukan pengawasan atas industri jasa keuangan secara terpadu. OJK adalah
sebuah lembaga pengawas jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi yang sudah harus
terbentuk pada tahun 2010. Keberadaan OJK ini sebagai suatu lembaga pengawas sektor keuangan di Indonesia perlu untuk diperhatikan dengan baik segala hal
untuk mendukung keberadaan OJK tersebut. Secara yuridis, menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU OJK dirumuskan
bahwa, OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini.
Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa OJK adalah sebuah lembaga pengawasan jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksa dana,
perusahaan pembiayaan, dana penisun dan asuransi. Pada dasarnya Undang- Undang tentang OJK ini hanya mengatur mengenai pengorganisasian tanpa
pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki kekuasaan didalam pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Oleh karena itu,
dengan dibentuknya OJK diharapkan dapat mencapai mekanisme koordinasi yang
100
Hamud M.Balfas., Op.Cit. http:www.medianotaris.comotoritas_jasa_keuangan_hatihati_investasi_bodong_berita155.html
diakses pada tanggal 08 oktober 2014
64
lebih efektif didalam penanganan masalah-masalah yang timbul didalam sistem keuangan.
Adapun yang menjadi visi dan misi dalam pembentukan lembaga OJK ini adalah :
1. Misi
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan didalam sektor jasa
keuangan secara teratur, adil, transparan dan akuntabel. b.
Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2. Visi
Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan
industri jasa keuangan menjadi pilar bagi perekonomian nasional yang memajukan kesejahteraan umum.
Dalam pembentukan OJK bermaksud agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan tersebut:
a. Terselenggara secara adil, transparan dan akuntabel
b. Mampu mewujudkan sistem keuanga yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil c.
Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
65
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk mengawasi seluruh lembaga jasa keuangan berlandaskan asas-asas sebagai
berikut: 1.
Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan dan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK dengan tetap sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku 2.
Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaran OJK. 3.
Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum
4. Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar,jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan OJK, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi dan golongan, serta rahasian negara termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
5. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai moral dalam
setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK.
66
7. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
101
Tujuan lain dari pembentukan OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil. Dalam konsep berkelanjutan sustainable development. Sebagaimana menurut The World Business Council of for Sustainable
Development yang menggambarkan sebagai “business commitment to contribute
to sustainable economic development, working with employees, their. The local community, and society at large to improve their quality if life
” yaitu suatu komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, bekerja sama dengan pegawai, keluarganya, komunitas dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas hidup bersama.
Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam rangka mengatur dan mengawasi kegiatan sektor jasa
keuangan.
102
Didalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, OJK merupakan lembaga yang independen seperti yang telah dijelaskan pada Pasal 2 ayat 2 UU
OJK bahwa OJK merupakan lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-
hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini.
103
Pihak lain tidak diperbolehkan campur tangan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang OJK agar menjamin terselenggaranya pengaturan dan pengawasan
101
Penjelasan UU OJK
102
Pasal 5 UU OJK
103
Pasal 2 UU OJK
67
sektor jasa keuangan yang optimal dan mampu meningkatkan daya saing nasional. Dengan demikian, seperti ketentuan yang diatur dalam Pasal 2 ayat 2 bahwa
OJK harus bebas dari campur tangan pihak lain. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen, maksudnya
independen adalah „bebas‟, „merdeka‟.
104
Independensi adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terkait dengan pihak manapun dan darimanapun.
Lembaga independen adalah lembaga yang mandiri bebas dari kekuasaan lainnya dan tidak memiliki hubungan organik ataupun hubungan secara hirarki dengan
lembaga negara yang lainnya. Menurut penjelasan umum UU ini dikemukakan bahwa independensi
Otoritas Jasa Keuangan diwujudkan dalam 2 hal, yaitu: secara kelembagaan OJK tidak berada di sistem pemerintahan Republik Indonesia dan pimpinan OJK
memiliki kepastian atas jabatannya. Persoalan yang lain mempengaruhi independensi OJK adalah pembiayaan di OJK yang bersumber dari APBN
danatau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan pada sektor jasa keuangan.
105
Pungutan ataupun iuran akan mengurangi independensi OJK sehingga alangkah lebih baik apabila dana OJK berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. Akan tetapi demi perkembangan industri jasa keuangan di Indonesia, pungutan atau iuran dapat saja dilakukan oleh OJK. Independensi OJK
tercermin didalam kepemimpinan OJK itu sendiri. Secara perseorangan, pimpinan OJK memiliki kepastian masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan, kecuali
104
Pengertian Independensi, http:id.wikipedia.orgwikiindependensi diakses pada tanggal 02 Februari 2015
105
Pasal 34 ayat 2 UU OJK
68
memenuhi alasan secara tegas diatur dalam Undang-undang ini. Disamping itu, dalam mendapatkan pimpinan OJK yang tepat, Undang-undang ini mengatur
mekanisme seleksi yang transparan, akuntabel dan melibatkan partisipasi publik melalui suatu panitia seleksi yang unsur-unsurnya terdiri dari pemerintah, Bank
Indonesia, dan masyarakat sektor jasa keuangan.
106
Independensi bagi BI dan OJK juga tidak diserahkan kepada kedua lembaga ini secara mutlak. Hal ini dapat dilihat dalam urusan penyehatan
perbankan menyangkut persoalan ekonomi sebagaimana yang dapat ditentukan dalam Pasal 39 UU OJK. Sehingga independensi dalam pengaturan dan
pengawasan perbankan dilakukan pendekatan melalui koordinasi yang baik dalam hal mengeluarkan pengaturan dan melakukan pengawasan yang melekat pada
suatu lembaga yang independen.
107
Berkaitan dengan ketentuan dalam Pasal 2 ayat 2 UU OJK bahwa OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini. Adanya pengecualian terhadap independensi
OJK berlaku bagi ketentuan Bank Indonesia. Meskipun Bank Indonesia dan OJK adalah lembaga yang independen, tetapi keindependenannya tidak berlaku absolut
atau mutlak. Begitu juga dengan lembaga OJK tidak mutlak sebagai lembaga yang independen. Didalam UU BI menegaskan di Pasal 4 ayat 2 UU BI tidak berlaku
keindependenan Bank Indonesia secara umum.
106
Penjelasan umum UU OJK
107
Wiwin Rahyani, “Independensi OJK dalam Perspektif UU No 21 tahun 2011 tentang OJK”, Jurnal Legislasi Indonesia, Volume IX, No.3, Januari 2013, hlm.369.
69
C. Status Otoritas Jasa Keuangan