80 Relevansi dari beberapa penelitian di atas yaitu tentang implementasi
model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, prestasi belajar dan kualitas pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif secara umum dapat dilihat sebagai kajian yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Dilihat dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan
pada praktik sedangkan penelitian yang sebelumnya dilakukan pada mata
pelajaran. C. Kerangka Befikir
Proses pembelajaran dengan menggunakan model yang tepat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Model
pembelajaran merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran secara sistematis untuk mencapai hasil yang
dikehendaki. Model pembelajaran dilakukan secara bertahap dengan teknik tertentu untuk mencapai tujuan dan proses belajar mengajar yang kondusif.
Kurang maksimalnya implementasi kurikulum 2013 di SMK N 3 Klaten menyebabkan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan
karena kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran desain, siswa cenderung individual dalam proses pembelajaran, siswa cenderung pasif
ketika pembelajaran berlangsung dan lebih mengandalkan evaluasi dari guru sehingga mengakibatkan materi pembelajaran disampaikan berulang-ulang
81 dan siswa masih terpusat pada guru. Oleh karena itu, perlu adanya upaya
yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya untuk merancang iklim belajar yang menyenangkan
di kelas sehingga meningkatkan keaktifan siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang menarik. Salah satu jenis model pembelajaran tersebut
adalah model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam
penelitian ini diterapkan pada kelas eksperimen. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan treatment. Sedangkan untuk mengetahui
pengaruhnya dalam pembelajaran, kelas kontrol kelas yang tidak diberikan treatment diterapkan model pembelajaran langsung sebagai pembanding
keefektifan model tersebut. Sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa, masing-masing kelas diberikan
pre-test. Kemudian dua kelas tersebut pada kelas eksperimen diberikan treatment sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment. Terakhir untuk
mengukur kemampuan hasil belajar siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan post-test. Hasil belajar berupa pre-test dan post-test
pada kelas eksperimen dan kontrol tersebut dibandingkan untuk mengetahui terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap hasil belajar siswa. Kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut :
82 Gambar 05. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dirumuskan hipotesis yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMK N 3 Klaten. Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pelaksanaan pembelajaran dengan model Cooperative
Learnig tipe Jigsaw
Pelaksanaan pembelajaran dengan model langsung
Dibandingkan
Terdapat pengaruh hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw Permasalahan :
Penerapan model pembelajaran yang kurang variatif menyebabkan proses pembelajaran di kelas menjadi monoton dan bosan sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa serta kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, cenderung pasif dan masih
terpusat pada guru.
Pretest Pretest
Posttest Posttest
83
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Eksperimen
Dalam penelitian ini, peneliti memilih metode Quasi Eksperiment berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Quasi eksperiment
merupakan suatu metode yang digunakan untuk melihat pengaruh terhadap objek yang diteliti dengan memberikan treatment dan membandingkannya
dengan objek lain. Desain penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah desain Pretest-Posttest Kontrol Group Design. Desain ini merupakan
desain eksperimen yang dilakukan dengan observasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Observasi yang dilakukan
sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi setelah eksperimen disebut post-test.
Penelitian ini dilakukan pada 3 kelas yaitu kelas X Busana Butik 1, X Busana Butik 2 dan X Busana Butik 3 di SMK N 3 Klaten. Kelas yang
dijadikan sebagai subyek penelitian tersebut kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberikan
treatment, masing-masing kelompok diberikan pre-test. Setelah itu kelas eksperimen diberikan treatment dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment dan menggunakan model pembelajaran langsung. Kemudian kelas eksperimen dan kelas
kontrol tersebut diberikan post-test untuk mengetahui hasil treatment yang telah dilakukan. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 06 dibawah ini.
84 Gambar 06. Desain Penelitian Eksperimen
Keterangan : R
: random O
1
: kelas eksperimen sebelum diberikan treatment pre-test
O
2
: kelas eksperimen setelah diberikan treatment post-test O
3
: kelas kontrol sebelum diberikan treatment pre-test O
4
: kelas kontrol setelah diberikan treatment post-test X
: pemberian treatment perlakuan Prosedur penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut. 1. Tahap persiapan
a. Membuat rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah menentukan variabel terikat dan variabel bebas. Variabel
terikat merupakan variabel hasildampakakibat dari variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah variabel yang akan dilihat
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning tipe
Jigsaw dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. b. Merumuskan masalah yang ditemukan oleh peneliti.
c. Memilih subyek yang akan diberikan perlakuan dan subyek yang tidak diberikan perlakuan menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Desain Pretest-Posttest Kontrol Group Design
R O
1
X O
2
R O
3
O
4
85 d. Memilih disain penelitian eksperimen.
e. Membuat instrumen pengukuran instrumen untuk mengumpulkan data, bahan ajar dan media pembelajaran berupa handout dan
power point. f. Validasi instrumen.
2. Tahap pelaksanaan penelitian a. Melaksanakan pretest pada masing-masing subyek penelitian.
b. Pelaksanaan proses pembelajaran pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran langsung sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw.
c. Melakukan posttest pada masing-masing kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa.
d. Menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian. e. Menyimpulkan hasil penelitian.
Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 07. berikut:
86 Gambar 07. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-test Pre-test
Pelaksanaan pembelajaran dengan model
Cooperative Learning tipe Jigsaw
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
langsung
Post-test Post-test
Menganalisis data dengan membandingkan data kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil Belajar
Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMK N 3 Klaten Tahap persiapan :
1. Membuat rancangan penelitian
2. Merumuskan masalah
3. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
4. Memilih disain penelitian eksperimen
5. Membuat instrumen pengukuran, bahan ajar dan
media pembelajaran 6.
Validasi instrumen
Membandingkan