percakapan merendah, kita kembali menanti-nanti kau berbisik: siapa lagi akan tiba siapa lagi menjemputm
u berangkat berduka..”. Kepasrahan dalam menunggu kematian digambarkan melalui figur wanita yang dalam keadaan pasrah dengan
gestur wajah tenang dan menutup matanya, merasakan kapan waktunya tiba untuk menghadap Sang Pencipta melalui pembuluh-pembuluh jantung yang terhubung
langsung dengan tubuhnya.
4. “Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka”
“Ketika Jari-jari Bunga Terbuka” adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono dalam antologi “Hujan Bulan Juni” yang menggambarkan tentang
renungan kehidupan dan rasa syukur atas nikmat Tuhan melalui alam. Dibawah ini lebih rinci disajikan puisi “Ketika Jari-jari Bunga Terbuka” seutuhnya:
KETIKA JARI-JARI BUNGA TERBUKA ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa: betapa sengit cinta Kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit. menyisih awan hari ini: di bumi
meriap sepi yang purba; ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi
disayap kupu-kupu, di sayap warna swara burung di ranting-ranting cuaca,
bulu-bulu cahaya: betapa parah cinta Kita
mabuk berjalan, di antara jerit bunga-bunga rekah 1968
Sapardi Djoko Damono 2016:27
Visualisasi dari ilustrasi ini digambarkan dengan menggunakan media cat acrylic diatas kanvas pada bidangan berdiameter 40 cm. Menggambarkan tentang
makna puisi yang seolah menceritakan sebuah percintaan, percintaan Kita, manusia dan Tuhan, percintaan melalui alam. Percintaan yang digambarkan terjadi saat
ketika pagi melalui sayap kupu-kupu yang indah dan berwarna. Seperti yang tertuang
pada lariknya yang berbunyi: “..menyisih awan hari ini: di bumi meriap sepi yang purba; ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi disayap kupu-
kupu, di sayap warna..”. Berikut adalah ilustrasi puisi yang berjudul “Ketika Jari- jari Bunga Terbuka
”:
Gambar 50 :
Judul Karya: “Ketika Jari-jari Bunga Terbuka
”, cat acrylic diatas kanvas dengan diameter 40 cm, 2016 sumber: dokumentasi pribadi
Melalui proses mekarnya bunga-bunga yang digambarkan dalam puisi tersebut, seolah mengumpamakan mengenai kehidupan. Kehidupan yang harus
selalu di syukuri oleh kita sebagai mahluk ciptaan-Nya. Seperti halnya bunga-bunga ataupun kupu-kupu yang selalu bersyukur atas nikmat kehidupan yang selalu
datang di setiap hari meski musim kemarau sekalipun. Alam selalu menunjukan makna kehidupan dengan cara yang sederhana seperti layaknya rekahan bunga,
manusia yang selalu bersyukur akan cinta yang diberikan Tuhannya digambarkan melalui dua tangan terbuka menengadah keatas meminta pengampunan dan sebagai
bentuk rasa syukur Penggambaran objek ilustrasi lebih banyak menggambarkan tanaman
dengan daun, sulur-sulur dan bunga yang bermekaran dengan jari-jari tangan yang terbuka. Pemilihan warna yang digunakan adalah warna hijau, kuning, coklat, ocre,
oranye, biru, abu-abu, dan putih. Warna yang mendominasi adalah warna dingin yaitu warna hijau dan warna panas dari warna oranye. Bunga aster oranye sangat
kontras dengan warna objek lain disekitarnya dengan rekahan yang besar ditengah menjadikannya sebagai center of interest. Objek pendukung lain adalah burung dan
kupu-kupu yang masing-masing bertengger saling bercengkrama disalah satu bunga menciptakan keseimbangan balance.
Visualisasi kupu-kupu ini digambarkan sedang menghisap sari-sari bunga dan burung digambarkan sedang memetik salah satu bunga untuk dibawa pulang ke
sarangnya. Objek pendukung yang lain adalah dua tangan yang sedang terbuka dan salah satunya seperti hendak memegang sayap kupu-kupu. Lekukan pada sulur
daun dan batang bunga memunculkan kesan irama yang khas dengan beberapa
tekstur yang muncul melalui penempatan unsur garis yang seirama sehingga memunculkan harmoni. Penggunaan warna coklat tua untuk background tengah
bergarasi menjadi warna abu-abu dengan sedikit kesan warna kuning ini dipilih untuk menggabarkan suasana pagi hari berkabut dimana itu merupakan peralihan
antara gelap ke terang. Hal ini diambil dari salah satu lariknya yang berbunyi:”
ketika jari-jari bunga terbuka mendadak terasa: betapa sengit cinta Kita cahaya bagai kabut, kabut cahaya; di
langit”. Beberapa warna hijau dan kuning ocre dimunculkan pada tiap objek pada ilustrasi sehingga ada kesan kesatuan unity.
Teknik yang digunakan dalam pemberian warna pada background adalah teknik opaque yang dipadukan dengan teknik aquarel untuk menciptakan gradasi.
5. “Narscissus”