10. “Bunga,2”
Karya puisi yang berjudul “Bunga,2” ini menceritakan tentang kematian
yang disebabkan oleh penghianatan oleh orang yang dicintai. Bunga mawar sebagai tokoh utama dalam puisi ini, digambarkan sangat menyayangi figur wanita yang
selama ini merawatnya. Berikut adalah puisi “Bunga,2” seutuhnya:
BUNGA, 2
mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik taman memetiknya hari ini; tak ada alasan kenapa ia ingin berkata
jangan sebab toh wanita itu tak mengenal isyaratnya – tak ada
alasan untuk memahami kenapa wanita yang selama ini rajin menyiraminya dan selalu menatapnya dengan pandangan cinta
itu kini wajahnya anggun dan dingin, menanggalkan kelopaknya selembar demi selembar dan membiarkan berjatuhan
menjelma pendar-pendar di permukaan kolam 1975
Sapardi Djoko Damono 2016:77 Ilustrasi ini menggambarkan bahwa sekuntum bunga mawar tidak ingin
pemiliknya memetiknya namun ia tidak bisa mengatakannya. Beberapa kelopak bunga mawar ini digambarkan jatuh kepermukaan kolam dan tangkainya yang
seolah terpotong. Ekspresi figur wanita digambarkan dengan mimik muka dan tatapan wajah yang dingin. Hal ini diambil melalui larik puisinya yang berbunyi
“mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik taman memetiknya hari ini; tak ada alasan kenapa ia ingin berkata jangan sebab toh wanita itu tak
mengenal isyaratnya.”. Disini sang bunga mawar merasa tidak percaya dan merasa dikhianati bahwa sang pemiliknya yang selama ini disangka-sangka sangat
menyayanginya teryata tega memetiknya. Memetiknya sama dengan membuatnya
mati. Hal ini digambarkan melalui mimik wajah dan tatapan figur utama digambarkan sangat dingin seperti yang dibayangkan oleh bunga. Bunga mawar
itu menggap dirinya adalah makhluk yang sangat dicintai oleh wanita itu sehingga tidak mungkin menyakitinya.
Berikut adalah ilustrasi puisi “Bunga,2” seutuhnya
: Gambar 56:
Judul Karya: “Bunga,2”, cat acrylic diatas kanvas dengan diameter 25 cm, 2017 sumber: dokumentasi
pribadi
Mawar menafsirkan raut wajah wanita itu sebagai sebuah bentuk perhatian dan cinta padahal yang sesungguhnya lebih kepada sebuah keinginan. Rasa
kekecewaan dan patah hati dari bunga mawar ini digambarkan melalui kelopak- kelopak yang berjatuhan di permukaan kolam. Warna bunga mawar digambarkan
kontras dengan objek disekitarnya berwarna merah muda yang melambangkan cinta yang polos, hal ini disesuaikan dengan bunga mawar yang baru pertama kali
jatuh cinta dengan perhatian dan kasih sayang wanita yang merawatnya. Tekstur kelopak bunga mawar dibuat dengan sapuan garis tipis menggunakan teknik
aquarel. Beberapa warna dominan seperti warna merah muda, kuning dan hijau di tampilkan pada beberpa bagian objek ilustrasi untuk memunculkan kesatuan
unity. Irama muncul melalui helai-helai rambut figur wanita. Keruangan muncul melalui background air dengan beberapa kelopak mawar yang berjatuhan.
Dari visualisasi puisi ini menggabarkan tentang asas memberi dan menerima. Dalam beberapa hal jika kita menginginkan sesuatu pasti harus ada yang
di korbankan. Begitu pula pada figur wanita yang sangat mendambakan bunga mawar yang indah, untuk memperolehnya harus melalui proses penanaman dan
merawatnya hingga berbunga. Perasaan damba ini divisualisasikan dengan beberapa bunga mawar yang menghias kepala dari figur wanita. Ibarat sebuah
hadiah karena usahanya selama ini, sehingga saat berbunga dia figur wanita dapat memetiknya untuk menikmati keindahan dari bunga mawar. Sangat berbeda dengan
penafsiran dari mawar yang menggambarkan bahwa itu adalah sebuah penghianatan dari rasa cintanya yang tulus.
11. “Bunga,3”