balance. Unsur garis banyak diaplikasikan pada bagian rambut wanita, kulit dan asap untuk memunculkan irama rhythm dan tekstur semu. Keruangan dan gradasi
antar warna menggunakan teknik aquarel, teknik ini juga digunakan untuk membuat tekstur semu pada beberapa objek pada karya ilustrasi.
2. “Sementara Kita Saling Berbisik”
“Sementara Kita Saling Berbisik” adalah salah satu puisi karya Sapardi Djoko Damono dalam antologi puisi “Hujan Bulan Juni”. Puisi ini menggambarkan
bahwa waktu merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari, dan menyia-nyiakan waktu adalah sebuah kerugian. Setiap mahluk hidup di dunia memiliki batas waktu
dan mengharapkan keabadian merupakan hal yang sia-sia apabila hal tersebut benar-benar terjadi.
Berikut adalah puisi “Sementara Kita Saling Berbisik” seutuhnya:
SEMENTARA KITA SALING BERBISIK
Sementara kita saling berbisik Untuk lebih lama tinggal
pada debu, cinta yang tinggal berupa bunga kertas dan lintasan angka-angka
ketika kita saling berbisik di luar semakin sengit malam hari
memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa
unggun api sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi
1966 Sapardi Djoko Damono 2016:13
Visualisasi karya ilustrasi ini digambarkan dengan menggunakan media cat acrylic diatas kanvas pada bidangan berdiameter 35 cm yang terdiri dari dua
bagian bidangan
yang masing-masing
maknanya saling
berhubungan menyimpulkan makna dari puisi berjudul “Sementara Kita Saling Berbisik”.
Pembagian menjadi dua media bidangan ini dimaksudkan untuk memvisualisasikan puisi dengan dua figur wanita sebagai center of interest.. Dua figur wanita ini
digambarkan tengah melakukan hal yang sia-sia dan menyepelekan waktu. Hal ini dijelaskan dalam salah satu lariknya yang berbunyi:
”...ketika kita saling berbisik di luar semakin sengit malam hari memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap
sisa- sisa unggun api sebelum fajar.”. Berikut adalah ilustrasi puisi berjudul
“Sementara Kita Saling Berbisik”:
Gambar 48:
Judul Karya: “Sementara Kita Saling Berbisik”, cat acrylic diatas kanvas dengan diameter 35 cm, 2016 sumber:
dokumentasi pribadi
Objek utama pada karya ilustrasi ini adalah dua orang wanita, bunga, boneka dan sulur daun. Pada bagian pertama ilustrasi digambarkan dengan seorang
wanita yang sedang menghadap wanita diseberangnya dengan gestur wajah membuka mulut seakan hendak berbisik. Figur utama wanita pada ilustrasi kedua
digambarkan dengan boneka kecil tanpa wajah ditangannya yang sedang mengarahkan tangan kanannya kearah figur wanita bagian pertama. Boneka kecil
ini divisualisasikan sebagai jembatan komunikasi antara figur wanita pertama dan kedua. Dari segi penempatan antara figur wanita pertama, boneka dan figur wanita
kedua memunculkan keseimbangan balance. Objek lain yang mendukung objek utama dalam ilustrasi ini hampir sama, diantaranya adalah masing-masing
menggunakan sulur daun disekilingnya dengan bunga kertas berwarna merah muda yang menghias di sebelah kiri atas atau dibagian kiri bawah objek utama. Unsur
tekstur pada ilustrasi dimunculkan melalui garis-garis pada daun dan kelopak bunga kertas. Unsur garis juga dimunculkan pada rambut masing-masing figur utama
wanita. Pada bagian background ilustrasi bagian pertama menggambarkan
suasana cahaya menjelang fajar berwarna kuning kehijauan dengan sulur-sulur dari bunga kertas berwarna coklat muda tanpa duri membentuk kerangkeng
memunculkan keruangan. Warna background pada ilustrasi ini sengaja diberi flat dengan teknik opaque yang dipadukan dengan teknik aquarel sehingga
memunculkan garadasi. Kesatuan unity dimunculkan melalui pemberian warna putih, hijau, kuning dan coklat pada beberapa bagian objek utama pada ilustrasi.
Untuk warna background ilustrasi bagian kedua dibuat lebih gelap dengan warna
hitam yang menggambarkan keadaan malam hari. sangat berbeda apabila disandingkan dengan background pada ilustrasi bagian kedua yang lebih kearah
warna yang terang yaitu warna kuning muda dengan gradasi kehijauan. Kontras contras warna background ini mewakilkan keadaan saat kedua figur wanita ini
seakan melakukan hal-yang sia-sia sehingga waktu cepat berlalu tanpa disadari karena hal yang tidak berguna.
3. “Dalam Sakit”