kesimbangan balance sehingga antara objek yang ramai dibagian bawah akan lebih seimbang dengan diberikan objek gelembung-gelembung udara diatasnya.
Tekstur dimunculkan dengan garis-garis menggunakan teknik aquarel pada objek pendukung akurium yaitu rumput laut, karang-karang laut, kerang,dan beberapa
tanaman lumut dan ganggang didalam air. Warna yang lebih dominan adalah warna biru sehingga ada kesan harmoni baik tiap objek pada bidang satu dan lainnya
walaupun dipotong-potong menjadi tiga bagian. Warna sirip dan ekor ikan digambarkan seperti kerang dengan gradasi warna putih, kuning dan ungu
menciptakan kesatuan unity. Badan ikan yang seolah transparan sehingga dapat terlihat isi dalam tubuhnya mewakilkan unsur kaca dalam akurium.
7. “Sepasang Sepatu Tua”
Pada puisi “Sepasang Sepatu Tua” ini, Sapardi memaknai sebuah cinta
lewat sepasang sepatu. Seperti halnya sepasang manusia yang hidup dengan penuh cinta, suatu ketika tentu akan terpisah.
Berikut adalah puisi “Sepasang Sepatu Tua” seutuhnya:
SEPASANG SEPATU TUA
sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang berdebu, yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat jalan
berlumpur sehabis hujan – keduanya telah jatuh cinta
kepada sepasang telapak kaki itu yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat
sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang kanan mengira mungkin besok mereka diangkut truk sampah itu
dibuang dan dibiarkan membusuk bersama makanan sisa
sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya bisa mereka pahami berdua
1973 Sapardi Djoko Damono 2016:70
Puisi ini menggambarkan tentang cinta yang sederhana tanpa pamrih. Kasih sayang yang lahir dari kesederhanaan dan tanpa balas ini sehingga
menimbulkan kepasrahan akan menghadapi keadaan. Melalui pengandaian antara sepasang sepatu yang sama-sama jatuh cinta pada sepasang telapak kaki ini
dijelaskan pada bait puisinya yang berbunyi: “...keduanya telah jatuh cinta kepada sepasang telapak kaki itu.”. Berikut ini adalah visualisasi puisi berjudul “Sepasang
Sepatu Tua” menjadi karya ilustrasi:
Gambar 53 :
Judul Karya: “Sepasang Sepatu Tua”, cat acrylic diatas kanvas dengan diameter 40 cm, 2017 sumber:
dokumentasi pribadi
Dalam karya ilustrasi ini digambarkan sepasang sepatu tua lusuh dan kotor sebagai center of interest ditengah kumpulan sampah besi dan aspal. Terdapat dua
tangan diatasnya memegang kendali atas dua sepatu tua dibawahnya. Alat kendali ini digambarkan seperti kendali yang terbuat dari kayu dan tali, biasanya terdapat
pada pementasan boneka kayu. Dua tangan ini digambarkan memiliki kulit manusia dengan badan seperti robot yang telah berkarat dan kabel yang terputus. Tekstur
aspal dibuat melalui garis-garis yang dimunculkan dengan menggunkan teknik aquarel. Untuk warna background diberi warna coklat digradasi dengan warna
kuning untuk memunculkan warna karat pada besi yang juga dimunculkan pada rantai dan sepatu sehingga memunculkan kesatuan unity. Keseimbangan
balance dimunculkan melalui penempatan dua tangan yang sejajar, serta rantai
dan sepatu di bawahnya sehingga tidak mebuat kesan berat dari segi manapun. Irama rhytm dapat terlihat melalui gerakan kabel dantali sepatu yang sama-sama
menjuntai ke bawah. Karya ilustrasi ini menggambarkan rasa cinta yang sama- sama tak terbalas. Sehingga muncul rasa persamaan nasib dimana sepasang sepatu
ini sama-sama ditakdirkan untuk dikendalikan oleh takdir dan hanya bisa mengadai-andai seperti apa hidup mereka besok.
8. “Bola Lampu “