Ketiga, social movement theory, yang berupaya untuk menjelaskan gerakan massa dalam konflik kekerasan. Terdapat beberapa teori yang digunakan
yaitu collective behaviour dari Durkheim, grievance and frustration model yang dikembangkan dari teori deprivasinya Ted Gurr, rational choice dari Olson, dan
resource mobilization dari MaCarthy dan Zald. Teori-teori tersebut digunakan untuk melihat bagaimana perilaku kolektif terjadi.
http:www.google.co.idkekerasan diakses 16 Februari 2010, 18:36 WIB.
2. 1. 3. 5. Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan terhadap sesama manusia memiliki sumber ataupun alasan yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme, dan ideologi
gender. Salah satu penyebab timbulnya kekerasan adalah karena adanya ideologi gender, kekerasan yang disebabkan oleh bias gender disebut juga dengan gender-
relatif violence Saraswati, 2006 : 16. Untuk memahami ideologi atau keyakinan gender, terlebih dahulu harus
dipahami pengertian gender dengan kata sex jenis kelamin. Secara bahasa, kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin. Dalam Women’s
Studies Encyclopedia, dikutip oleh Mufidah Ch 2003 : 3, dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan distinction
dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Hilary M. Lips dalam
bukunya yang terkenal Sex and Gender : an Introduction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan.
Pengertian lain tentang gender menurut Mansour Fakih 1999 : 9 adalah suatu ciri-ciri dan sifat yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya : bahwa perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan. Sementara laki-laki
dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Ciri-ciri dan sifat tersebut merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan dan mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Jadi, ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, dan keibuan, sementara itu ada juga perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-
sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain.
Sedangkan sex jenis kelamin merupakan pembagian jenis kelamin
manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis laki-laki
dan perempuan secara permanen tanpa bisa dipertukarkan atau bisa dikatakan sebagai kodrat ketentuan Tuhan Fakih, 1999 : 8.
Organ biologis antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perempuan dengan organ tubuh yang dimiliki dikonstruksikan oleh budaya untuk memiliki
sifat yang halus, penyabar, penyayang, lemah lembut, dan sejenisnya. Sifat inilah yang sering disebut dengan feminim. Sementara laki-laki dengan perangkat
fisiknya diberi atribut sifat yang maskulin yaitu sifat kuat, perkasa, jantan bahkan kasar. Dengan demikian gender merupakan konsep sosial yang harus diperankan
oleh kaum laki-laki atau perempuan sesuai dengan ekspektasi-ekspektasi sosio- kultural yang hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat yang kemudian
melahirkan peran-peran sosial laki-laki dan perempuan sebagai peran gender Ridwan, 2006 : 17-19.
Sejarah perbedaan gender gender difference antara manusia jenis kelamin laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh
karena itu, terbentuknya perbedaan-perbedaan gender disebabkan banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasi, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial
dan kultural, baik melalui ajaran keagamaan maupun negara. Melalui proses panjang, sosialisasi gender tersebut akhirnya dianggap ketentuan Tuhan seolah-
olah bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi sehingga perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan kodrat perempuan Fakih,
1999 : 9. Perbedaan gender prinsip dasarnya adalah sesuatu yang wajar dan
merupakan sunnatullah sebagai sebuah fenomena kebudayaan. Perbedaan gender tidak menjadi masalah selama tidak menimbulkan ketidakadilan gender gender
inequalities. Namun, yang menjadi persoalan ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki maupun terutama
terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender terwujud dalam berbagai bentuk ketidakadilan, seperti marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi
atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau pelabelan negatif, kekerasan violence, beban kerja lebih panjang dan lebih
banyak burden Fakih, 1999 : 12. Kekerasan apapun yang terjadi dalam masyarakat, sesungguhnya
berangkat dari satu ideologi tertentu yang mengesahkan penindasan disatu pihak
baik perseorangan maupun kelompok terhadap pihak lain yang disebabkan oleh anggapan ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat. Pihak yang tertindas
disudutkan pada posisi yang membuat mereka berada dalam ketakutan melalui cara penampakan kekuatan secara periodik College dalam Ridwan, 2006 : 49.
Seiring dengan perkembangan jaman saat ini laki-laki tidak selalu mendominasi kaum perempuan, adanya kesetaraan gender mengakibatkan laki-
laki dan perempuan ditempatkan pada posisi yang sama dan keduanya mempunyai potensi untuk mendominasi. Sehingga anggapan masyarakat tentang keharusan
bagi laki-laki maskulin dan perempuan feminin menjadi semakin rancu. Seiring dengan perkembangan pandangan masyarakat yang lebih permisif tersebut, maka
sangat mungkin bagi seorang laki-laki menjadi feminin dan perempuan menjadi maskulin.
Dengan demikian laki-laki juga bisa menjadi korban kekerasan perempuan. Hanya karena yang sering muncul dalam media itu lebih sering
perempuan yang menjadi objek kekerasan dan dilecehkan oleh laki-laki. Tapi ternyata laki-laki juga bisa mendapatkan kekerasan dari perempuan. Hal itu,
karena data laki-laki sebagai korban tidak ada berbeda halnya dengan banyaknya data yang tersedia yang menyebutkan perempuan sebagai korban
http:www.multiply.com diakses 20 Januari 2010, 14:00 WIB.
2. 1. 4. Representasi