http:www.readingculture.netindex.php?option=com_contenttask=viewitem id=43 diakses 28 Januari 2010, 12:45 WIB.
Representasi berasumsi bahwa praktik pemaknaan berbentuk menjelaskan atau menguraikan objek atau praktik lain di dunia nyata. Representasi membangun
kebudayaan, makna, dan pengetahuan Barker, Chris, 2004 : 414. Bagaimana dunia dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada dan oleh individu.
Mengharuskan adanya ekplorasi pembentukan makna tekstual. Serta menhendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks.
Representasi memiliki materialitas tertentu, yang melekat pada bunyi, prasasti, objek, citra, buku, majalah dan program televisi. Representasi diproduksi,
ditampilkan, digunakan, dan dipahami dalam konteks tertentu Barker, Chris, 2004 : 9.
Dalam penelitian ini, representasi menunjuk pada pemaknaan tanda-tanda verbal yang terdapat pada video klip lagu “Janji Janji” dengan mengacu pada
pendekatan atau konsep kekerasan, ideologi laki-laki yang mengalami kekerasan dalam hidupnya dan simbol-simbol yang terdapat dalam video klip “Janji Janji”.
2. 1. 5. Respon Psikologi Warna
Warna merupakan simbol yang menjadi penandaan dalam suatu hal. Warna juga boleh dianggap sebagai suatu fenomena psikologi. Respon psikologi dari
masing-masing warna http:www.toekangweb.or.id07-tips-bentukwarna.html diakses 11 Februari 2010, 11:43 WIB :
1. Merah
Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya. Warna merah jika dikombinasikan dengan putih akan mempunyai arti ’bahagia’ di
budaya Oriental. 2.
Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan, tekhnologi, kebersihan, dan
keteraturan. 3.
Hijau Alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan.
4. Kuning
Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran, pengecut untuk budaya barat, pengkhianatan.
5. Unggu atau Jingga
Spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekerasan, keangkuhan. 6.
Orange Energi, keseimbangan, kehangatan.
7. Coklat
Tanah atau bumi, reliability, comfort, daya tahan. 8.
Abu-abu Intelek, masa depan seperti warna milenium, kesederhanaan,
kesedihan. 9.
Putih Kesucian, kebersihan, ketepatan, ketidakbersalahan, steril, kematian.
10. Hitam
Power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan.
Warna dan artinya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sesuatu yang dilekatinya. Warna juga memberi arti terhadap suatu objek, hampir
semua bangsa didunia memiliki arti tersendiri pada warna. Hal ini dapat dilihat pada bendera nasional masing-masing, serta upacara-upacara ritual lainnya yang
sering dilambangkan dengan warna-warni Cangara, 2005 : 109.
2. 1. 6. Semiotika
Secara etimologis, istilah Semiotik berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas
dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain Eco, 1979 : 16 dalam Alex Sobur, 2002 : 95.
Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda Eco, 1976 : 6 dalam Alex Sobur, 2002 : 95. Pengertian lain yang dikemukakan Van Zoest mengartikan semiotik sebagai “ilmu tanda sign dan
segala yang berhubungan dengannya : cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang
mempergunakannya”. Semiotika, yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda
the study of signs pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu
sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna Scholes, 1982 : ix dan
Budiman, 2004 : 3. Di dalam sejarah perkembangan semiotika, berasal dari dua induk yang
memiliki dua tradisi dasar yang berbeda. Pertama, Charles Sanders Peirce, seorang filsuf Amerika yang hidup di peralihan abad yang lalu 1839-1914.
Sebagai seorang filsuf dan ahli logika, Peirce berkehendak untuk menyelidiki apa dan bagaimana proses bernalar manusia. Teori Peirce tentang tanda dilandasi oleh
tujuan besar ini sehingga tidak mengherankan apabila dia menyimpulkan bahwa
semiotika tidak lain dan tidak bukan adalah sinonim bagi logika Budiman, 2005 : 33.
Logika, secara umum, adalah … sekedar nama lain dari semiotika …, suatu doktrin formal atau quasinecessary tentang tanda-tanda. Yang saya
maksud dengan mengatakan doktrin ini sebagai “quasinecessary” atau formal adalah bahwa kita mengamati karakter-karakter tanda tersebut
sebagaimana yang kita tahu, dan dari pengamatan tadi … kita arahkan kepada pernyataan-pernyataan yang bisa saja keliru dan, dengan
demikian, dalam arti tertentu sama sekali tidak niscaya Peirce, 1986 : 4 dalam Budiman, 2005 : 34.
Di sisi lain, kedua, terdapat pula tradisi semiotika yang dibangun
berdasarkan teori kebahasaan Ferdinand de Saussure 1857-1913, sebagai seorang sarjana linguistik di Perancis.
Sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat dapat dibayangkan, ia akan menjadi bagian dari psikologi sosial dan,
sebagai konsekuensinya, psikologi general, ia akan saya beri nama semiologi dari bahasa Yunani semeion ‘tanda’. Semiologi akan
menunjukkan hal-hal apa yang membentuk tanda-tanda, kaidah-kaidah apa yang mengendalikannya Saussure, 1966 : 16 dalam Budiman, 2005
: 35.
2. 1. 7. Semiotika Roland Barthes