ciri-ciri yang sama M. Agus J. Alam, dalam buku Video Editing Ulead Videostudio 9, hal 19. Scene yang menunjukan adegan kekerasan ditampilkan
dibagian akhir dalam video klip ini dan adegan kekerasan terhadap laki-laki ditunjukkan pada scene 1 mulai menit 02:02 – 02:35, scene 2 mulai menit 03:03
– 03:34 dan scene 3 mulai menit 03:35 – 04:17 yang merupakan dialog awal yang memicu kekerasan terhadap laki-laki ini terjadi.
4. 1. 3. Hasil Analisis Data
Dalam penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari pembagian kode pembacaan Roland Barthes, leksia, scene capture, pembagian
scene bentuk visualisasi yang berhubungan dengan leksia dari pembahasan representasi kekerasan pada video klip “Janji Janji”. Dimana tabel tersebut
menjelaskan penggolongan leksia dalam kode pembacaan menurut Roland Barthes yang terdapat pada tiap scene yang menunjukkan adegan kekerasan.
Tetapi tidak semua scene akan dibahas, melainkan hanya beberapa penggalan sceneadegan yang menampakkan representasi kekerasan yang dilakukan
perempuan, melalui simbol-simbol yang terkait dengan kode-kode sosial didalamnya.
Tabel gambar scene dan leksia.
Kode Pembacaan
Leksia Scene
Capture Visualisasi
Simbolik Semik
Proaretik 1
1 Capture 10
02:25 Capture 11
02:27 Capture 12
02:35
Simbolik Proaretik
2 2
Capture 5 03:10
Kode Pembacaan
Leksia Scene
Capture Visualisasi
2 Capture 6
03:11 Capture 7
03:14 Capture 8
03:15 Capture 9
03:16
Kode Pembacaan
Leksia Scene
Capture Visualisasi
Hermeneutik Semik
Proaretik 3
2 Capture 4
03:09 Capture 11
03:22 Capture 12
03:23
Analisis :
Berdasarkan tabel diatas dapat dilakukan analisa mengenai scene yang terdapat dalam video klip “Janji Janji” yang mengandung unsur kekerasan sesuai
dengan masing-masing kode dari Roland Barthes, selengkapnya sebagai berikut :
1. Scene 1 Capture 10, 11, dan 12
Adegan yang terdapat pada scene 1 mulai capture 10, 11, dan 12 dapat digolongkan ke dalam 3 kode pembacaan yaitu kode Simbolik, kode Semik dan
kode Proaretik. Tergolong dalam kode Simbolik ditunjukkan pada capture 10, dimana linggis dalam adegan ini dijadikan sebagai alat kejahatan yang digunakan
perempuan untuk memukul laki-laki hingga terluka dan berdarah. Berbeda pada fungsi sesungguhnya linggis yang merupakan salah satu jenis alat pertukangan
yang biasanya digunakan untuk membantu atau memindahkan benda berat agar lebih mudah diangkut dan juga dapat digunakan untuk mencabut paku, selain itu
dapat digunakan untuk menggali tanah yang keras ataupun membelah batu. Kode Semik ditunjukkan pada capture 11, terlihat dalam adegan ini
perempuan memukulkan linggisnya dengan keras dan tanpa henti. Hal ini menunjukkan karakter apabila seseorang dalam hal ini perempuan yang
melakukan kekerasan tidak merasa bahwa dirinya sudah melukai orang lain, maka ia akan cenderung melakukan perilaku yang bersifat keras, paksaan dan tindakan
irasional. Dalam scene tersebut terdapat sebuah makna konotasi yang melekat didalamnya yaitu linggis dilambangkan sebagai pelampiasan amarah dari
perempuan yang digambarkan dalam bentuk pukulan yang keras dan tanpa henti tersebut.
Sebagai sebuah satu kesatuan scene tersebut juga mengandung kode Proaretik, karena dalam scene tersebut terdapat suatu tindakan yang bisa
menimbulkan dampak dan mengandung unsur cerita, urutan, atau narasi. Diawali dari capture 10, dimana perempuan menggunakan linggis untuk melukai laki-laki
hingga dampak yang ditunjukkan dalam capture 12 yaitu sosok laki-laki yang tak berdaya dan terluka secara fisik ditandai dari darah yang keluar di bagian kepala,
ini menunjukkan laki-laki dalam video klip ini mendapatkan kekerasan fisik yang mengakibatkan rasa sakit atau menderita secara fisik.
2. Scene 2 Capture 5, 6, 7, 8, dan 9