baik perseorangan maupun kelompok terhadap pihak lain yang disebabkan oleh anggapan ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat. Pihak yang tertindas
disudutkan pada posisi yang membuat mereka berada dalam ketakutan melalui cara penampakan kekuatan secara periodik College dalam Ridwan, 2006 : 49.
Seiring dengan perkembangan jaman saat ini laki-laki tidak selalu mendominasi kaum perempuan, adanya kesetaraan gender mengakibatkan laki-
laki dan perempuan ditempatkan pada posisi yang sama dan keduanya mempunyai potensi untuk mendominasi. Sehingga anggapan masyarakat tentang keharusan
bagi laki-laki maskulin dan perempuan feminin menjadi semakin rancu. Seiring dengan perkembangan pandangan masyarakat yang lebih permisif tersebut, maka
sangat mungkin bagi seorang laki-laki menjadi feminin dan perempuan menjadi maskulin.
Dengan demikian laki-laki juga bisa menjadi korban kekerasan perempuan. Hanya karena yang sering muncul dalam media itu lebih sering
perempuan yang menjadi objek kekerasan dan dilecehkan oleh laki-laki. Tapi ternyata laki-laki juga bisa mendapatkan kekerasan dari perempuan. Hal itu,
karena data laki-laki sebagai korban tidak ada berbeda halnya dengan banyaknya data yang tersedia yang menyebutkan perempuan sebagai korban
http:www.multiply.com diakses 20 Januari 2010, 14:00 WIB.
2. 1. 4. Representasi
Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep
ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Representasi
adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan
yang tersedia : dialog, tulisan, video, film, fotografi, dan sebagainya. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa
http:kunci.or.idesainws04representasi.htm diakses 28 Januari 2010, 12:15
WIB. Menurut Stuart Hall 1997, representasi adalah salah satu praktek penting
yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut pengalaman berbagi. Seseorang dikatakan berasal
dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara
dalam bahasa yang sama, dan saling berbagi konsep-konsep yang sama http:kunci.or.idesainws04representasi.htm diakses 28 Januari 2010, 12:15
WIB. Menurut Stuart Hall, ada dua proses representasi. Pertama, representasi
mental. Yaitu konsep tentang sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing peta konseptual. Representasi mental ini masih berbentuk sesuatu yang abstrak.
Kedua, bahasa, yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam bahasa yang
lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dan simbol-simbol tertentu.
Proses pertama memungkinkan kita untuk memaknai dunia dengan mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara sesuatu dengan sistem
peta konseptual kita. Dalam proses kedua, kita mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara peta konseptual dengan bahasa atau simbol yang
berfungsi merepresentasikan konsep-konsep kita tentang sesuatu. Relasi antara sesuatu, ‘peta konseptual, dan bahasasimbol adalah jantung dari produksi
makna lewat bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama-sama itulah yang kita namakan representasi.
Konsep representasi bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Intinya adalah:
makna tidak inheren dalam sesuatu di dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, lewat proses representasi. Ia adalah hasil dari praktek penandaan.
Praktek yang membuat sesuatu hal bermakna sesuatu http:kunci.or.idesainws04representasi.htm diakses 28 Januari 2010, 12:15
WIB. Representasi merupakan salah satu proses dalam sirkuit budaya circuit of
culture. Melalui representasi, maka makna meaning dapat berfungsi dan pada akhirnya diungkap. Representasi disampaikan melalui tanda-tanda signs. Tanda-
tanda signs tersebut seperti bunyi, kata-kata, tulisan, ekspresi, sikap, pakaian, dan sebagainya merupakan bagian dari dunia material kita Hall, 1997. Tanda-
tanda tersebut merupakan media yang membawa makna-makna tertentu dan merepresentasikan ‘meaning’ tertentu yang ingin disampaikan kepada dan oleh
kita. Melalui tanda-tanda tersebut, kita dapat merepresentasikan pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Pembacaan terhadap tanda-tanda tersebut tentu saja dapat
dipahami dalam konteks sosial tertentu
http:www.readingculture.netindex.php?option=com_contenttask=viewitem id=43 diakses 28 Januari 2010, 12:45 WIB.
Representasi berasumsi bahwa praktik pemaknaan berbentuk menjelaskan atau menguraikan objek atau praktik lain di dunia nyata. Representasi membangun
kebudayaan, makna, dan pengetahuan Barker, Chris, 2004 : 414. Bagaimana dunia dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada dan oleh individu.
Mengharuskan adanya ekplorasi pembentukan makna tekstual. Serta menhendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks.
Representasi memiliki materialitas tertentu, yang melekat pada bunyi, prasasti, objek, citra, buku, majalah dan program televisi. Representasi diproduksi,
ditampilkan, digunakan, dan dipahami dalam konteks tertentu Barker, Chris, 2004 : 9.
Dalam penelitian ini, representasi menunjuk pada pemaknaan tanda-tanda verbal yang terdapat pada video klip lagu “Janji Janji” dengan mengacu pada
pendekatan atau konsep kekerasan, ideologi laki-laki yang mengalami kekerasan dalam hidupnya dan simbol-simbol yang terdapat dalam video klip “Janji Janji”.
2. 1. 5. Respon Psikologi Warna