4. 2. 1. 2. Setting Penggalan Scene 1 dan 2
Gambar 4. 2 Kamar tidur
Pada gambar penggalan scene tersebut diatas menunjukkan kekerasan terhadap laki-laki yang terjadi di dalam sebuah kamar. Kamar adalah tempat yang
biasanya digunakan untuk beristirahat. Pada umumnya kamar didalamnya terdapat beberapa properti, seperti lemari, meja rias, cermin, ranjang, lampu hias, foto atau
lukisan, dan lain-lain. Dekorasi dalam kamar tersebut pada umumnya sama dengan kamar tidur lainnya dan perabotan didalamnya didominasi dengan warna
coklat.
Pada gambar diatas menyiratkan makna bahwa ketika seseorang yang melakukan kekerasan jelas tidak pernah merasakan bahwa dirinya sudah melukai
orang lain baik dari sisi fisik maupun psikis, maka ia akan cenderung melakukan perilaku hal-hal yang bersifat keras, paksaan dan tindakan irasional. Hal ini
tampak pada sosok perempuan yang memiliki karakter agresifitas yang cenderung tidak dapat mengontrol rasa marah dan emosi, serta berani untuk melakukan aksi
kekerasan untuk menuntut keadilan dan melampiaskan kemarahan. Di tempat inilah perempuan melakukan kekerasan pada laki-laki.
Kekerasan yang dialami oleh laki-laki pada scene ini berupa pemukulan, tonjokkan, dan tendangan. Serangan seperti itu adalah salah satu bentuk dari
kekerasan fisik, karena perbuatan tersebut mengakibatkan rasa sakit hingga laki- laki menderita secara fisik. Menurut Kompas 1993 dalam penelitian Paul Joseph
I. R 1996 : 37, kekerasan dalam gambar 4. 2 dapat dikategorikan sebagai kekerasan non verbal yaitu kekerasan melalui bahasa tubuh, tindakan dan
perbuatan yang tidak menyenangkan yang divisualisasikan dalam scene dengan tendangan kaki perempuan yang diarahkan ke perut dan memukul bagian wajah
laki-laki. Video clipper mengambil gambar dengan menggunakan close up dan
medium shot, untuk menampilkan dan mempertegas perilaku dan ekspresikarakter wajah perempuan yang melakukan tindak kekerasan berupa
kekerasan fisik. Dimana kekerasan ini dilakukannya untuk menyalurkan kemarahan serta ekspresikarakter wajah laki-laki sebagai korban dari kekerasan
tersebut agar terlihat dengan jelas.
Di dalam kamar tidur inilah yang digunakan oleh perempuan untuk melakukan aksi kekerasan kepada laki-laki yang telah mempermainkan dirinya
dengan berselingkuh pada perempuan lain. Alasan perempuan melakukan tindakan tersebut di dalam kamar adalah karena perempuan ingin menangkap
basah laki-laki yang sedang berselingkuh dengan perempuan lain hingga melakukan seranganinvasi fisik sebagai bentuk dari luapan kemarahan dan
pemberontakan atas pengkhianatan laki-laki selama ini.
Penjelasan Peta Tanda Roland Barthes : Signifier Penanda :
Tindakanperilaku dari perempuan yang terus melakukan kekerasan fisik pemukulan, tonjokkan, dan penendangan meskipun laki-laki sudah tak mampu
melakukan perlawanan.
Signified Petanda :
Ekspresi wajah laki-laki yang mengalami kesakitan akibat dari pukulan keras perempuan yang tanpa henti dan pasrah atas apa yang telah dilakukan oleh
perempuan tersebut.
Level Denotasi :
Tampilan dalam scene 2 capture 9 dan 10 ini merupakan penciptaan realita sebuah gambaran laki-laki yang sedang mengalami tekanan dari perempuan
karena perempuan dalam penggalan scene tersebut terus melakukan kekerasan dengan memukul dibagian wajahnya dengan keras dan tanpa henti hingga
mengeluarkan darah dibagian hidung.
Level Konotasi :
Penggambaran seorang laki-laki yang teraniaya dan tak berdaya, serta tak mampu melakukan perlawanan hingga mengalami siksaan secara fisik, ditandai dengan
mimik atau ekspresi wajah laki-laki yang meringis kesakitan menahan pukulan dari perempuan. Dan dalam hal ini, laki-laki menjadi objek kekerasan dari
perempuan yang tengah larut dalam amarahkemarahan.
4. 2. 1. 3. Dialog