ini menunjukkan laki-laki dalam video klip ini mendapatkan kekerasan fisik yang mengakibatkan rasa sakit atau menderita secara fisik.
2. Scene 2 Capture 5, 6, 7, 8, dan 9
Sebagai sebuah satu kesatuan scene 2 mulai capture 5, 6, 7, 8 dan 9 ini digolongkan dalam 2 kode pembacaan yaitu kode Simbolik dan kode Proaretik.
Dikatakan sebagai kode Simbolik karena kelima capture dalam scene 2 tersebut merupakan simbol dari laki-laki yang teraniaya, tak berdaya, dan objek dari
kekerasan yang dilakukan oleh perempuan. Terlihat dalam scene tersebut meskipun laki-laki dalam video klip ini memiliki sifat maskulinitas tetapi tetap
saja tidak dapat melindungi dirinya dari serangan perempuan. Anggapan perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan, sementara laki-
laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa hanyalah sebuah sifat yang dapat dipertukarkan dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Karena dengan
perkembangan jaman saat ini laki-laki tidak selalu mendominasi kaum perempuan, adanya kesetaraan gender mengakibatkan laki-laki dan perempuan
ditempatkan pada posisi yang sama dan keduanya mempunyai potensi saling mendominasi. Sehingga anggapan masyarakat tentang keharusan laki-laki
maskulin dan perempuan feminin menjadi semakin rancu. Dengan demikian laki- laki bisa menjadi korban kekerasan yang dilakukan perempuan seperti dalam
video klip “Janji Janji” ini. Sedangkan dikatakan kode Proaretik, karena dalam scene tersebut terdapat
suatu tindakan yang bisa menimbulkan suatu dampak dan mengandung unsur cerita, urutan, atau narasi. Tendangan dan pukulan yang dilakukan oleh
perempuan tersebut merupakan bentuk dari tindak kekerasan fisik yang dapat mengakibatkan laki-laki kesakitan dan terluka seperti yang ditampilkan dalam
capture 9.
3. Scene 2 Capture 4, 11, dan 12
Scene diatas menggambarkan kekerasan fisik yang dilakukan oleh perempuan terhadap laki-laki berupa pemukulan atau penonjokkan. Peneliti dalam
hal ini mengikutsertakan lirik lagu yang mengiringi adegan tersebut untuk mengetahui kode pembacaan yang terdapat dalam penggalan scene tersebut.
Berdasarkan lirik lagu yang terdapat dalam scene 2 dari capture 4, 11, dan 12 “Janji-janji jadi mimpi” yang merupakan ungkapan kekesalan dan kemarahan dari
perempuan karena janji-janji yang tidak ada kenyataan atau kosong. Dapat digolongkan ke dalam 3 kode pembacaan yaitu kode Hermeneutik, kode Semik,
dan kode Proaretik. Dikatakan kode Hermeneutik karena dalam kalimat tersebut terdapat suatu
kesinambungan antara pemunculan suatu teka-teki. Selain itu, terdapat pula kode Semik dikarenakan pada kalimat tersebut terdapat kata-kata konotasi yang melekat
pada suatu ungkapan tertentu yaitu mimpi. Secara konotasi, kata mimpi dapat diartikan sebagai khayalan atau angan-angan. Sedangkan, dikatakan kode
Proaretik karena dalam kalimat tersebut mengandung cerita, urutan, narasi atau dapat pula dikatakan bahwa kalimat tersebut terdapat suatu tindakan yang bisa
menimbulkan dampak yaitu kekerasan seperti yang ditampilkan dalam scene tersebut.
4. 2. Analisis Data 4. 2. 1. Pada Level Realitas