Karakteristik Siswa SD KAJIAN PUSTAKA

19

6. Kegiatan Pokok Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sebagai pengelola dan penyedia informasi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan penggunannya. Untuk itu secara rutin perpustakaan melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok. Menurut Rahayuningsih 2007: 12 kegiatan pokok tersebut antara lain: a. Pengembangan koleksi, yang meliputi pemilihan, pemesanan, pembelian, dan inventarisasi bahan pustaka. b. Pengolahan koleksi, yang meliputi penentuan subjek, klasifikasi, penentuan tajuk, entri data, dan pemberian kelengkapan koleksi. c. Layanan pengguna, yang meliputi layanan loker, layanan sirkulasi, layanan ruang baca, layanan terbitan berkala, layanan referensi, dan penelusuran informasi, layanan workstation, layanan pendidikan pengguna. d. Pemiliharaan koleksi, yang meliputi pelestarian, pengawetan, dan perbaikan bahan pustaka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok perpustakaan, yaitu: pengembangan koleksi, pengolahan koleksi, layanan pengguna, dan pemeliharaan koleksi. Kegiatan pokok perpustakaan ini akan dijadikan peneliti sebagai acuan dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

B. Karakteristik Siswa SD

Pada umumnya rentang usia siswa sekolah dasar adalah 7-12 tahun. Masa usia sekolah atau masa SD sering disebut sebagai masa kanak-kanak akhir. Guru 20 sebagai pendidik harus mampu memahami karakteristik masing-masing siswa sesuai rentang usianya. Karakteristik siswa usia sekolah dasar SD menurut Yusuf 2004: 24-25 dibedakan menjadi dua masa yaitu masa kelas rendah dan kelas tinggi. Karakteristik sifat anak pada masa kelas rendah atau rentang usia 7 sampai 9 tahun, yaitu: 1. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi. 2. Anak tunduk pada peraturan-peraturan permainan tradisional. 3. Anak suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 4. Jika anak tidak bisa menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. 5. Anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mempertimbangkan apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. Adapun sifat anak pada masa kelas tinggi atau rentang usia 10-12 tahun, yaitu: 1. Anak berminat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret sehingga cenderung membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2. Anak amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar. 3. Anak berminat pada hal-hal dan mata pelajaran khusus. 4. Anak membutuhkan guru untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Anak mulai mandiri pada usia 11 tahun dalam menghadapi dan menyelesaikan tugasnya. 5. Anak memandang nilai rapor sebagai prestasi sekolah. 6. Anak gemar membentuk kelompok sebaya. 21 Pendapat di atas menjelaskan secara umum karakteristik siswa SD ditinjau dari segi kognitif dan sosial. Siswa SD mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan umumnya memandang bahwa keberhasilan ditentukan dan dilambangkan dengan nilai yang tertera dalam rapor, dan secara umum senang membentuk kelompok teman sebaya. Karakteristik siswa SD disampaikan secara lebih spesifik oleh Allen dan Marotz 2010: 175-176 yang menjelaskan perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 7 tahun diantaranya: 1. Anak memahami konsep ruang dan waktu dalam pemikiran yang logis dan praktis. 2. Anak mampu menyebutkan waktu dan mengerti waktu. 3. Anak tidak kesulitan lagi dalam membaca, banyak anak usia tujuh tahun senang membaca dan suka menceritakan kembali ceritanya secara mendetail. 4. Keterampilan membaca cenderung lebih baik dari pada keterampilan mengeja. 5. Anak terkadang masih terbalik dalam menulis huruf dan salah pengucapan. Perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 8 tahun dijelaskan oleh Allen dan Marotz 2010: 185 sebagai berikut. 1. Anak mulai tertarik dengan apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain. 2. Anak senang membaca dan bekerja sendiri, meluangkan waktu untuk merencanakan dan membuat daftar. 3. Anak mulai memahami perspektif bayangan, jarak, bentuk. 4. Anak mulai memahami prinsip dasar penyimpanan. 22 5. Anak menggunakan logika yang lebih canggih dalam usahanya memahami kejadian sehari-hari. Perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 9-10 tahun dijelaskan oleh Allen dan Marotz 2010: 197-198 sebagai berikut. 1. Anak mengembangkan kemampuannya untuk membuat penalaran lebih berdasarkan logika dari pada intuisi. 2. Anak menyukai tantangan aritmatika. 3. Anak belajar paling baik melalui metode hands-on learning, lebih suka mencari informasi dari buku atau internet, melakukan eksperimen sains, atau mendengarkan rekaman kaset dari pada mendengarkan penjelasan guru yang berisi informasi yang sama. 4. Anak menyukai kegiatan saat di sekolah. 5. Anak senang menggunakan keterampilan membaca dan menulis untuk kegiatan non akademis. 6. Anak menunjukan pemahaman yang lebih baik mengenai hukum sebab akibat. 7. Anak menelusuri kejadian berdasarkan ingatan dan mampu berpikir sebaliknya. Perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 11-12 tahun dijelaskan oleh Allen dan Marotz 2010: 207-208 sebagai berikut. 1. Anak mulai berpikir dengan cara lebih abstrak. 2. Anak mampu menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi. 3. Anak menyukai tantangan, pemecahan masalah, penelitian, dan pengujian terhadap solusi yang memungkinkan,. 23 4. Anak mencari informasi di ensiklopedia, interenet, dan kamus. 5. Anak tetap fokus dalam menyelesaikan tugas sekolah dan tugas lainnya. 6. Anak melakukan berbagai tugas rutin tanpa harus berpikit. Berdasarkan teori perkembangan perseptual-kognitif yang diajukan oleh Allen dan Marotz dapat diketahui bahwa perkembangan anak pada tiap usia berbeda dan akan selalu mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak. Anak usia sekolah dasar membutuhkan bimbingan dari berbagai pihak terlebih guru agar anak dapat menjalankan kegiatannya di sekolah dengan baik. Dalam konteks lingkungan sekolah, sekolah harus mengembangkan lingkungan yang baik untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak terlepas dengan keterampilan membaca anak. Pada usia 7-8 tahun keterampilan membaca anak cenderung lebih baik. Anak usia 9-12 tahun senang menggunakan keterampilan membaca dalam kegiatannya. Dengan keterampilan membaca anak yang akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia, diharapkan guru dan pustakawan dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana membina minat baca anak. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik yang akan dijadikan sebagai dasar acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan oleh siswa. 24

C. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa