PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH OLEH SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GOLO YOGYAKARTA.

(1)

i

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH OLEH SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GOLO YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh: Aida Fitria NIM 13108241003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017


(2)

ii

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH OLEH SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GOLO YOGYAKARTA

Oleh: Aida Fitria NIM 13108241003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pustakawan; guru kelas II, III, IV, V; siswa kelas II, III, IV, V masing-masing kelas tiga siswa; dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan member check dan triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) pemanfaatan koleksi dilakukan oleh siswa dengan cara dibaca dan dipinjam. Jenis kegiatan yang dilakukan siswa yaitu mengerjakan tugas, mengerjakan PR, pelatihan lomba, membaca buku dan membuat cerita pendek, 2) faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi siswa yaitu kebutuhan pengguna; motivasi dari guru dan pustakawan; dan jenis dan jumlah koleksi yang dimiliki dan diminati, 3) upaya pustakawan dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan yaitu wajib kunjung, pemberian reward, pelatihan membuat klipping dan mading, lomba-lomba, pustakawan cilik, kunjungan ke Grahatama Pustaka, pojok baca kelas, inventarisasi bahan pustaka, penataan ruang perpustakaan, pembuatan leaflet, dan membaca 15 menit sebelum KBM. Sedangkan upaya guru yaitu melalui pembelajaran, bekerjasama dengan pustakawan, dan pemberian motivasi kepada siswa. Upaya kepala sekolah dengan memberi himbauan kepada guru, melakukan kerjasama dengan pihak luar, dan kebijakan sumbangan buku, 4) faktor pendukung dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan adalah otomasi perpustakaan, dana, dan manajemen perpustakaan yang baik. Faktor penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan adalah jumlah koleksi buku mata pelajaran tertentu kurang, pustakawan double job, terbatasnya sarana prasarana dan jam kunjung.


(3)

iii

UTILIZATION OF SCHOOL LIBRARY BY STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL OF GOLO YOGYAKARTA

By: Aida Fitria NIM 13108241003

ABSTRACT

This research aims to describe the utilization of school library by students in Elementary School of Golo Yogyakarta.

This research is qualitative descriptive research. The subjects of this reserach were librarians; teacher’s class II, III, IV, V; students from class II, III, IV, V with three students from each class; and headmaster. Data collection technique uses observation, interview, and documentation. Data were analyzed by reduction the data, presenting the data, and conclusion. Validation of data uses member check and triangulation.

The research results showed that: 1) utilization of collection in the library done by students through read and borrowed. Type of activities done by students are doing tasks, doing homework, training competition, reading books, and making short stories, 2) factors that affect the utilization of school library for students are user needs, motivation from teache and librarian, type of collections and amount of collections owned and demanded, 3) the librarian efforts to optimize the utilization of library is required to visit, reward, training to make clipping and mading, competitions, small librarians, visits to Grhatama Pustaka, reading corner in class, stocktaking some books, organize library’ room, making leaflet, and reading is minutes before KBM. While the teacher’s efforts through learning, cooperating with ibrarians, and giving motivation to students. Headmaster’ efforts by appealing to teacher, cooperating with outsiders, and book donation policies, 4) supporting factors in efforts to optimize the utilization of library are library automation, budget funds, and good library management. Inhibiting factors in efforts to optimize the utilization of library are amount of book less than collections in the library, librarian double jobs, limites infrastructure, and hours of visiting.


(4)

(5)

(6)

(7)

vii MOTTO

“Untuk mencapai prestasi yang baik, janganlah hanya sekedar melakukan, tapi awalilah langkahmu dengan niat yang baik, kesungguhan, dan kesabaran”


(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah sebuah karya yang merupakan ungkapan pengabdian cinta yang penuh kasih teruntuk:

1. Orang tua tercinta yaitu Bapak Kidi dan Ibu Mar‟Atul Lathifah yang selalu mendukung, memotivasi, serta mendoakan saya selalu.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.

3. Ibu Mujinem, M.Hum. selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing peneliti sampai penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Septi Suciati, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Golo yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian.

5. Ibu Oom Nurjanah, S.IP. selaku pustakawan, Bapak Ibu guru, dan siswa siswi SDN Golo atas bantuan dan kesediannya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.


(10)

x

6. Bapak Kidi dan Ibu Mar‟Atul Lathifah yang telah memberikan semangat, motivasi, dukungan, dan doa dalam menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Prodi PGSD Kelas A angkatan 2013 yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.


(11)

xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... ABSTRAK... ABSTRACT... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I ii iii iv v vi vii viii ix xi xiv xv xvi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Identifikasi Masalah... C. Pembatasan Masalah... D. Fokus Penelitian... E. Tujuan Penelitian... F. Manfaat Penelitian...

1 7 8 8 8 8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Perpustakaan Sekolah... 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah... 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah... 3. Fungsi Perpustakaan Sekolah... 4. Manfaat Perpustakaan Sekolah... 5. Koleksi Perpustakaan Sekolah... 6. Kegiatan Pokok Perpustakaan Sekolah...

10 10 11 12 15 17 19 B. Karakteristik Siswa SD...

C. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 1. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 2. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Perpustakaan

Sekolah Oleh Siswa... D. Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan

Sekolah... 1. Upaya Pustakawan dalam Mengoptimalkan

Pemanfaatan Perpustakaan... 2. Upaya Guru dalam Mengoptimalkan

Pemanfaatan Perpustakaan... 3. Upaya Kepala Sekolah dalam

19 24 24 27 29 29 31


(12)

xii

Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan... 4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan

Perpustakaan Sekolah... E. Pertanyaan Penelitian...

33

34 38 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... B. Subjek dan Objek Penelitian... C. Waktu dan Tempat Penelitian... D. Teknik Pengumpulan Data... E. Instrumen Penelitian... F. Teknik Analisis Data... G. Keabsahan Data...

40 41 43 44 45 48 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 2. Deskripsi Hasil Penelitian...

a. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 1) Pemanfaatan Koleksi... 2) Jenis Kegiatan... b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siwa... c. Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan

Perpustakaan Sekolah... 1) Upaya Pustakawan dalam

Mengotimalkan Pemanfaatan Perpustakaan... 2) Upaya Guru dalam Mengotimalkan

Pemanfaatan Perpustakaan... 3) Upaya Kepala Sekolah dalam

Mengotimalkan Pemanfaatan Perpustakaan... d. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan

Perpustakaan Sekolah... B. Pembahasan...

1. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... a. Pemanfaatan Koleksi... b. Jenis Kegiatan... 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 3. Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan

Sekolah... a. Upaya Pustakawan dalam Mengotimalkan

Pemanfaatan Perpustakaan... b. Upaya Guru dalam Mengotimalkan

51 51 53 53 53 56 60 64 64 67 70 73 77 78 78 83 84 85 85


(13)

xiii

Pemanfaatan Perpustakaan... c. Upaya Kepala Sekolah dalam

Mengotimalkan Pemanfaatan Perpustakaan... 4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan

Sekolah... C. Keterbatasan Penelitian...

89 92

95 101 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... B. Saran...

102 104 DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN...

105 109


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Pedoman luas ruangan perpustakaan sekolah menurut tipe

sekolah... 37 Tabel 2. Hasil wawancara tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan... 54 Tabel 3. Jumlah peminjaman buku tanggal 17 Februari-28 Februari 2017.... 55 Tabel 4. Jumlah peminjaman buku tanggal 1 Maret-18 Maret 2017... 56 Tabel 5. Hasil wawancara tentang jenis kegiatan pemanfaatan

fasilitas perpustakaan... 57 Tabel 6. Hasil wawancara tentang intensitas siswa berkunjung ke

perpustakaan... 6 Tabel 7. Hasil wawancara tentang intensitas siswa berkunjung ke

perpustakaan... 62 Tabel 8. Pedoman luas ruangan perpustakaan sekolah menurut tipe


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Komponen-Komponen Analisis Data Miles dan Huberman... 48

Gambar 2. Siswa mengerjakan tugas ekstrakulikuler pramuka... 59

Gambar 3. Siswa mengerjakan PR... 59

Gambar 4. Kegiatan wajib kunjung... 67

Gambar 5. Pustakawan cilik... 67

Gambar 6. Pelatihan membuat klipping... 67

Gambar 7. Guru kelas IV A melakukan pembelajaran dengan metode pemberian tugas... 70

Gambar 8. Guru kelas IV A bekerjasama dengan pustakawan dalam melakukan layanan sirkulasi... 70

Gambar 9. Buku sumbangan dari mahasiswa observasi... 72

Gambar 10. Kegiatan perpustakaan keliling... 73

Gambar 11. Surat edaran untuk siswa kelas VI untuk menyumbangkan satu buah buku... 73


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin dan Keterangan Penelitian... 109

Lampiran 2 Pedoman Observasi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 112

Lampiran 3 Hasil Observasi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 114

Lampiran 4 Pedoman Dokumentasi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 159

Lampiran 5 Hasil Dokumentasi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 161

Lampiran 6 Daftar Pertanyaan Wawancara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa dengan Pustakawan... 163

Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Wawancara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa dengan Guru... 165

Lampiran 8 Daftar Pertanyaan Wawancara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa dengan Siswa... 167

Lampiran 9 Daftar Pertanyaan Wawancara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa dengan Kepala Sekolah... 168

Lampiran 10 Transkrip Wawancara dengan Pustakawan... 169

Lampiran 11 Transkrip Wawancara dengan Guru... 174

Lampiran 12 Transkrip Wawancara dengan Siswa... 189

Lampiran 13 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah... 213

Lampiran 14 Reduksi Data Hasil Observasi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa... 216

Lampiran 15 Reduksi Data Hasil Wawancara dengan Pustakawan... 264

Lampiran 16 Reduksi Data Hasil Wawancara dengan Guru... 270

Lampiran 17 Reduksi Data Hasil Wawancara dengan Siswa... 286

Lampiran 18 Reduksi Data Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah... 310

Lampiran 19 Penyajian Data dan Kesimpulan... 314

Lampiran 20 Catatan Lapangan... 332


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak diperlukan oleh umat manusia, karena pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas hidup serta harkat dan martabat manusia itu sendiri. Keberhasilan suatu proses pendidikan tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana, dan lingkungan. Dalam proses pembelajaran tentunya memerlukan suatu sumber belajar selain materi yang diberikan oleh guru. Salah satu sumber belajar yang ada di sekolah yaitu perpustakaan. Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa setiap sekolah diwajibkan memiliki perpustakaan. Hal ini dinyatakan pada BAB XII Sarana dan Prasarana Pendidikan, pasal 45 ayat (1) yang berbunyi

Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual sosial, emosional, dan kejiwaan siswa.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat (2) juga dijelaskan bahwa.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.


(18)

2

Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 tersebut setiap satuan pendidikan diwajibkan memiliki perpustakaan, sehingga diharapkan setiap sekolah mampu menyediakan saranaprasarana perpustakaan yang memadai. Keberadaan perpustakaan di sekolah dasar sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Perpustakaan dapat memberikan kesempatan bagi siswa dan guru untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan tidak semua informasi ataupun pengetahuan dapat diraih saat pembelajaran di kelas, sehingga perpustakaan menjadi alternatif sumber belajar untuk menunjang proses pembelajaran.

Darmono (2004: 5) menjelaskan bahwa sumber belajar merupakan berbagai sumber baik berupa data, orang, atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara tekombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Mengacu pada definisi tentang sumber belajar, maka sumber belajar yang sengaja dibuat untuk membantu pencapaian tujuan belajar perlu disimpan untuk didayagunakan secara maksimal. Penyimpanan berbagai sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di perpustakaan. Dengan demikian maka perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan berbagai lembaga, termasuk sekolah guna membantu tercapainya setiap upaya pembelajaran.

Perpustakaan sekolah sebagai unit kerja yang mengelola sumber belajar semestinya menduduki kunci dalam proses pembelajaran. Dengan adanya


(19)

3

perpustakaan maka dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuannya di luar pelajaran formal di kelas. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa.

Dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yang berlaku di Indonesia terkait dengan perpustakaan, hendaknya lembaga pendidikan atau sekolah dapat memenuhi peraturan dan standar yang berlaku, sehingga mutu pendidikan akan meningkat. Namun, pada kenyataannnya, sekolah belum sepenuhnya melaksanakan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Masih banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang belum memenuhi peraturan dan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah terutama dalam hal perpustakaan. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyak sekolah dari jenjang SD sampai SMA yang belum memiliki perpustakaan sebanyak 76.478 sekolah. Lebih dari 50 persen SD, yakni 55.545 sekolah, belum memiliki perpustakaan (Lince, 2012). Padahal perpustakaan merupakan sarana standar yang harus ada dalam sebuah sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Darmono (2004: 11), yang menyatakan bahwa belum semua perpustakaan sekolah dasar memiliki ruangan perpustakaan, jam buka biasanya pada waktu istirahat, pengolahan buku masih sangat sederhana, dan umumnya perpustakaan tidak memiliki anggaran tetap. Sejalan dengan pendapat di atas Qalyubi (2007: 9), berpendapat bahwa masih banyak perpustakaan sekolah yang hanya memiliki buku paket bidang studi, koleksi lain yang berorientasi pada aspek rekreatif sangat kurang, bahkan sering


(20)

4

tidak ada. Sedangkan menurut Sinaga (2011: 19), perpustakaan sekolah masih belum diorganisasikan secara sistematis, dan keberadaannya hanyalah sekedar pelengkap, dengan kondisi seadanya. Melihat kenyataan di atas, seharusnya perpustakaan sekolah dikelola dengan baik. Hal ini membutuhkan peran aktif dari seluruh unsur masyarakat sekolah agar perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Terlepas dari beberapa kenyataan seperti yang digambarkan tersebut, kehadiran perpustakaan sekolah dalam keseluruhan rangkaian proses pendidikan teramat penting seperti yang diungkapkan oleh Sinaga (2011: 20) bahwa perpustakaan sekolah merupakan jantung program pendidikan atau dengan istilah the heart of educational program. Untuk itu diharapkan perpustakaan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam mendukung kegiatan belajar mengajar siswa. Darmono (2004: 2) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaannya dengan pertimbangan bahwa:

1. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah. 2. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran. 3. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas

pendidikan dan pengajaran.

4. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi.

Menurut Soedibyo (1987: 92) perpustakaan sekolah dasar merupakan sumber belajar yang penting dengan alasan bahwa perpustakaan menunjang suatu


(21)

5

program dan kegiatan kurikulum, perpustakaan sebagai tempat pembinaan kegemaran membaca anak-anak, perpustakaan bersifat laboratorium untuk meninggikan mental/keterampilan anak didik dan bersifat rekreatif. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Milburga (1986: 55) menjelaskan dengan masuk ke perpustakaan orang menyelami lebih dalam pendidikan yang diterimanya. Perpustakaan sekolah harus menjadi pusat pelayanan sumber belajar yang terdiri dari berbagai jenis bahan pustaka yang lengkap. Bahan pustaka tersebut dapat mencakup semua mata pelajaran, hiburan maupun pengetahuan umum, serta memenuhi kebutuhan kelas, dan mampu melayani kebutuhan guru guna menunjang pembelajaran.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka perpustakaan akan memberikan dampak positif bagi pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dengan baik, dan ini sepenuhnya bukan merupakan tanggungjawab dari guru, melainkan tanggungjawab seluruh unsur yang terkait dengan sekolah.


(22)

6

Saat ini jumlah Sekolah Dasar di UPT TK dan SD Wilayah Timur Kota Yogyakarta berjumlah 49 sekolah. UPT TK dan SD Wilayah Timur Kota Yogyakarta membawahi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pakualaman, Kecamatan Umbulharjo, dan Kecamatan Kotagede. Berdasarkan wawancara dengan salah satu staff UPT TK dan SD Wilayah Timur Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Januari 2017, dijelaskan bahwa masing-masing sekolah sudah mempunyai sarana perpustakaan meskipun belum semua sekolah mempunyai fasilitas gedung perpustakaan yang sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

Sekolah Dasar Negeri Golo merupakan salah satu sekolah yang berada dalam kecamatan Umbulharjo dan sudah memiliki gedung perpustakaan sendiri. Perpustakaan SDN Golo yang bernama “Perpustakaan Bugenfil” merupakan salah satu perpustakaan yang pernah mengikuti lomba perpustakaan tingkat Kota Yogyakarta pada tahun 2015/2016. Berdasarkan pengamatan penulis pada pra penelitian tanggal 7 Januari 2017, dilihat dari segi fasilitas, perpustakaan SDN Golo memiliki ruang perpustakaan yang kurang luas. Oleh karena itu, apabila ada kelas yang ingin mengadakan pembelajaran di perpustakaan harus berdesak-desakan satu dengan yang lainnya. Dari hasil wawancara dengan pustakawan OM pada tanggal 16 Januari 2017, dijelaskan bahwa anak-anak masih kurang antusias untuk berkunjung ke perpustakaan. Kurang adanya kesadaran diri dari dalam diri anak-anak untuk memanfaatkan perpustakaan. Selain itu dengan adanya jadwal kunjung perpustakaan di SDN Golo ternyata membatasi guru yang akan mengadakan pembelajaran di perpustakaan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu SA selaku wali kelas II B pada saat wawancara tanggal 19 Januari 2017, bahwa


(23)

7

terkadang ketika ingin mengadakan pembelajaran di perpustakaan tetapi jadwalnya bertabrakan dengan jadwal kunjung kelas lain. Dari hasil wawancara pada tanggal 19 Januari 2017 dengan SB siswa kelas IV, mengatakan bahwa ke perpustakaan jika ada tugas dari guru dan wajib kunjung saja, jika tidak ada tugas jarang ke perpustakaan. Untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, sekolah harus berjuang keras dan melakukan berbagai upaya atau strategi sehingga perpustakaan SDN Golo dapat berjalan sesuai fungsinya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra penelitian, belum diketahui secara jelas pemanfaatan perpustakaan oleh siswa yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Golo. Berangkat dari hal tersebut, peneliti mengangkat judul “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Ruang perpustakaan yang kurang luas.

2. Anak-anak kurang antusias berkunjung ke perpustakaan.

3. Kurang kesadaran dalam diri anak-anak dalam memanfaatkan perpustakaan secara mandiri.

4. Terbatasnya kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan guru di perpustakaan.


(24)

8 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta.

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah, maka fokus penelitian ini yaitu: Bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan. Pengembangan keilmuan ini dengan meneliti bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa SD.


(25)

9 a. Bagi Siswa

1) Sebagai masukan agar lebih termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan lebih baik dan optimal.

b. Bagi Guru

1) Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan peranannya sebagai fasilitator dalam hal pemanfaatan perpustakaan serta memotivasi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah yang baik.

2) Sebagai upaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai masukan agar lebih memperhatikan dan meningkatkan peran pemanfaatan perpustakaan.

2) Melakukan tinjauan ulang terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di sekolah tersebut.

d. Bagi Pustakawan

1) Sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan perpustakaan. e. Bagi Peneliti

1) Sebagai tambahan pengetahuan mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa SD.


(26)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Salah satu sumber belajar yang amat penting yang terdapat di sekolah adalah perpustakaan. Dengan masuk ke perpustakaan siswa dapat menemukan berbagai macam koleksi buku. Selain itu, siswa dapat belajar secara aktif dan mandiri untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Bafadal (2011: 4-5), perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku, diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga membantu siswa-siswa dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Sementara itu Yusuf dan Suhendar (2007: 2) memberikan definisi perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan siswa. Sedangkan perpustakaan sekolah menurut Sumiati (2013: 1.4) adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan bagian integral dari program


(27)

11

penyelengaraan pendidikan tingkat sekolah. Perpustakaan memegang peranan penting dalam mendukung suatu proses pembelajaran sehingga perpustakaan sekolah itu wajib dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan. Pentingnya perpustakaan juga dijelaskan oleh Saleh dan Komalasari (2010: 1.17) yang menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelengaraan pendidikan sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang berada di lingkungan sekolah yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi warga sekolah berupa koleksi bahan pustaka baik buku maupun nonbuku, yang didalamnya terdapat kegiatan mengumpulkan, mengelola bahan pustaka, memberikan layanan bagi siswa dan guru. Pernyataan mengenai perpustakaan sekolah tersebut digunakan oleh peneliti sebagai dasar pengetahuan dalam melakukan penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut.


(28)

12

Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah menurut Yusuf dan Suhendar (2007: 3) adalah sebagai berikut.

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa. b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan

pustakawan.

c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

f. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti, fiksi, cerpen, dan lainnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah mengembangkan keterampilan siswa dalam membaca dan menulis, menumbuhkan minat siswa untuk membaca, sumber untuk memperluas informasi, dan sebagai sarana rekreatif yang menghibur. Tujuan perpustakaan sekolah tersebut dapat dijadikan sebagai acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

3. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah tidak boleh menyimpang dari tugas dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sebagai sebuah unit kerja


(29)

13

yang berada di lingkungan sekolah diharapkan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi siswa. Bafadal (2011: 6-8) menjelaskan beberapa fungsi perpustakaan sekolah sebagai berikut. a. Fungsi edukatif

Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi maupun non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan siswa-siswa belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok. b. Fungsi informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku seperti majalah, surat kabar, peta, pamflet dan sebagainya. Semua ini akan meberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh siswa-siswa.

c. Fungsi tanggung jawab dan administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, dimana setiap peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan.

d. Fungsi riset

Adanya bahan pustaka yang lengkap di perpustakaan, siswa-siswa dan guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.


(30)

14 e. Fungsi rekreatif

Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, majaah, surat kabar dan sebagainya.

Pendapat senada juga dinyatakan oleh Yusuf dan Suhendar (2007: 4-6), bahwa perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi sebagai berikut.

a. Fungsi edukatif

Secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah banyak membantu para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan.

b. Fungsi informatif

Perpustakaan mengupayakan penyediaan koleksi yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. c. Fungsi rekreasi

Dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya.

d. Fungsi riset atau penelitian sederhana

Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, perpustakaan mempunyai fungsi yang sangat beragam yaitu sebagai sarana edukatif, informatif, tanggung jawab dan adiministratif, riset, dan rekreatif. Fungsi perpustakaan sekolah ini akan


(31)

15

dijadikan pedoman oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

4. Manfaat Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi siswa-siswa, tetapi lebih jauh lagi, antara lain adalah siswa siswa mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi, siswa-siswa terbiasa belajar mandiri dan sebagainya.

Bafadal (2011: 5-6) menjelaskan manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut.

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa-siswa terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa-siswa. c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri.

d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca. e. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa-siswa kearah tanggung jawab. f. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa-siswa dalam menyelesaikan

tugas-tugas sekolah.

g. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.


(32)

16

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya sebatas untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi juga untuk membantu para siswa dalam mendapatkan bahan-bahan pelajaran yang diinginkan dan menjadi sumber referensi utama para guru untuk mendapatkan materi-materi pelajaran. Perpustakaan sekolah akan menjadi bermanfaat bila para siswa dan guru telah terbiasa mendapatkan informasi dari perpustakaan sekolah.

Sedangkan menurut Sumiati (2013: 1.7) manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan sekolah sebagai berikut.

a. Menimbulkan kecintaan para siswa terhadap budaya membaca. b. Memperkaya pengalaman belajar, selain di ruang kelas.

c. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat. d. Mempercepat proses penguasaan materi pelajaran yang disampaikan guru. e. Membantu guru memperoleh dan menyusun materi-materi pembelajaran.

Berdasar pendapat di atas terdapat kesamaan mengenai manfaat perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan dapat melatih kemandirian siswa dalam belajar, menimbulkan kecintaan siswa-siswa terhadap membaca, dan sebagai sarana belajar selain di ruang kelas. Oleh karena itu diperlukan perhatian dari berbagai pihak agar perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan secara optimal. Pernyataan tentang manfaat perpustakaan sekolah tersebut digunakan sebagai dasar pengetahuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.


(33)

17 5. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi yang berada di lingkungan sekolah tentunya menyediakan berbagai macam koleksi bahan pustaka. Koleksi yang dimiliki perpustakaan akan mempengaruhi siswa dalam pemanfaatannya. Melalui koleksi yang dimiliki perpustakaan dapat dijadikan sebagai suatu aspek penting dalam menumbuhkan ketertarikan dan minat membaca dalam diri siswa. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007: 9), koleksi perpustakaan sekolah merupakan sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar. Menurut Sinaga (2011: 38) koleksi perpustakaan merupakan sekumpulan bahan pustaka yang terdiri dari book materials dan nonbook materials yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dari berbagai sumber pengadaan melalui suatu tahap penyeleksian dengan tujuan agar berdayaguna dan berhasil guna.

Bafadal (2011: 27) membagi jenis bahan pustaka ditinjau dari bentuk fisiknya dan isinya, sebagai berikut.

a. Ditinjau dari bentuk fisiknya, bahan pustaka bisa dibagi dalam dua kelompok yaitu bahan-bahan pustaka berupa buku-buku seperti buku tentang psikologi, buku bahasa Indonesia, buku ilmu pengetahuan sosial, buku tentang agama, buku tentang ilmu pengetahuan alam dan bahan pustaka bukan buku seperti peta, globe, dan piringan hitam.

b. Ditinjau dari isinya, bahan pustaka dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi atau disebut buku-buku fiksi seperti


(34)

18

buku cerita anak, cerpen, novel. Bahan-bahan pustaka yang isinya nonfiksi atau disebut buku-buku non fiksi seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah dan surat kabar.

Standar koleksi perpustakaan sangat bergantung pada situasi dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Buku-buku yang sangat dibutuhkan dan digemari oleh pemakai seharusnya jumlah eksemplarnya lebih banyak. Sinaga (2011: 49), menyatakan bahwa untuk perbandingan presentase jumlah koleksi dengan jenis komponen buku dapat dijelaskan bahwa bahan bacaan yang bersifat rekreatif (mengandung unsur hiburan) menempati porsi relatif tinggi. Dilengkapi koleksi-koleksi lain yang diarahkan pada pembinaan efisiensi dan proses belajar mengajar. Sedangkan untuk buku teks, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota Bab II Pasal 2 Bagian b dijelaskan bahwa, “setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah dengan perbandingan satu set untuk setiap siswa”. Tentunya hal ini sesuai dengan dengan fungsi perpustakan sekolah, yakni untuk kepentingan pendidikan (edukasi) dan hiburan (rekreasi).

Jenis koleksi perpustakaan sekolah ini akan sangat berguna bagi peneliti sebagai sumber pengetahuan yang dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.


(35)

19 6. Kegiatan Pokok Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sebagai pengelola dan penyedia informasi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan penggunannya. Untuk itu secara rutin perpustakaan melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok. Menurut Rahayuningsih (2007: 12) kegiatan pokok tersebut antara lain:

a. Pengembangan koleksi, yang meliputi pemilihan, pemesanan, pembelian, dan inventarisasi bahan pustaka.

b. Pengolahan koleksi, yang meliputi penentuan subjek, klasifikasi, penentuan tajuk, entri data, dan pemberian kelengkapan koleksi.

c. Layanan pengguna, yang meliputi layanan loker, layanan sirkulasi, layanan ruang baca, layanan terbitan berkala, layanan referensi, dan penelusuran informasi, layanan workstation, layanan pendidikan pengguna.

d. Pemiliharaan koleksi, yang meliputi pelestarian, pengawetan, dan perbaikan bahan pustaka.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok perpustakaan, yaitu: pengembangan koleksi, pengolahan koleksi, layanan pengguna, dan pemeliharaan koleksi. Kegiatan pokok perpustakaan ini akan dijadikan peneliti sebagai acuan dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

B. Karakteristik Siswa SD

Pada umumnya rentang usia siswa sekolah dasar adalah 7-12 tahun. Masa usia sekolah atau masa SD sering disebut sebagai masa kanak-kanak akhir. Guru


(36)

20

sebagai pendidik harus mampu memahami karakteristik masing-masing siswa sesuai rentang usianya. Karakteristik siswa usia sekolah dasar (SD) menurut Yusuf (2004: 24-25) dibedakan menjadi dua masa yaitu masa kelas rendah dan kelas tinggi. Karakteristik sifat anak pada masa kelas rendah atau rentang usia 7 sampai 9 tahun, yaitu:

1. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi. 2. Anak tunduk pada peraturan-peraturan permainan tradisional.

3. Anak suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.

4. Jika anak tidak bisa menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.

5. Anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mempertimbangkan apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

Adapun sifat anak pada masa kelas tinggi atau rentang usia 10-12 tahun, yaitu:

1. Anak berminat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret sehingga cenderung membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

2. Anak amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar. 3. Anak berminat pada hal-hal dan mata pelajaran khusus.

4. Anak membutuhkan guru untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Anak mulai mandiri pada usia 11 tahun dalam menghadapi dan menyelesaikan tugasnya.

5. Anak memandang nilai rapor sebagai prestasi sekolah. 6. Anak gemar membentuk kelompok sebaya.


(37)

21

Pendapat di atas menjelaskan secara umum karakteristik siswa SD ditinjau dari segi kognitif dan sosial. Siswa SD mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan umumnya memandang bahwa keberhasilan ditentukan dan dilambangkan dengan nilai yang tertera dalam rapor, dan secara umum senang membentuk kelompok teman sebaya.

Karakteristik siswa SD disampaikan secara lebih spesifik oleh Allen dan Marotz (2010: 175-176) yang menjelaskan perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 7 tahun diantaranya:

1. Anak memahami konsep ruang dan waktu dalam pemikiran yang logis dan praktis.

2. Anak mampu menyebutkan waktu dan mengerti waktu.

3. Anak tidak kesulitan lagi dalam membaca, banyak anak usia tujuh tahun senang membaca dan suka menceritakan kembali ceritanya secara mendetail. 4. Keterampilan membaca cenderung lebih baik dari pada keterampilan mengeja. 5. Anak terkadang masih terbalik dalam menulis huruf dan salah pengucapan.

Perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 8 tahun dijelaskan oleh Allen dan Marotz (2010: 185) sebagai berikut.

1. Anak mulai tertarik dengan apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain. 2. Anak senang membaca dan bekerja sendiri, meluangkan waktu untuk

merencanakan dan membuat daftar.

3. Anak mulai memahami perspektif (bayangan, jarak, bentuk). 4. Anak mulai memahami prinsip dasar penyimpanan.


(38)

22

5. Anak menggunakan logika yang lebih canggih dalam usahanya memahami kejadian sehari-hari.

Perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 9-10 tahun dijelaskan oleh Allen dan Marotz (2010: 197-198) sebagai berikut.

1. Anak mengembangkan kemampuannya untuk membuat penalaran lebih berdasarkan logika dari pada intuisi.

2. Anak menyukai tantangan aritmatika.

3. Anak belajar paling baik melalui metode hands-on learning, lebih suka mencari informasi dari buku atau internet, melakukan eksperimen sains, atau mendengarkan rekaman kaset dari pada mendengarkan penjelasan guru yang berisi informasi yang sama.

4. Anak menyukai kegiatan saat di sekolah.

5. Anak senang menggunakan keterampilan membaca dan menulis untuk kegiatan non akademis.

6. Anak menunjukan pemahaman yang lebih baik mengenai hukum sebab akibat. 7. Anak menelusuri kejadian berdasarkan ingatan dan mampu berpikir

sebaliknya.

Perkembangan perseptual-kognitif anak pada usia 11-12 tahun dijelaskan oleh Allen dan Marotz (2010: 207-208) sebagai berikut.

1. Anak mulai berpikir dengan cara lebih abstrak.

2. Anak mampu menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi.

3. Anak menyukai tantangan, pemecahan masalah, penelitian, dan pengujian terhadap solusi yang memungkinkan,.


(39)

23

4. Anak mencari informasi di ensiklopedia, interenet, dan kamus.

5. Anak tetap fokus dalam menyelesaikan tugas sekolah dan tugas lainnya. 6. Anak melakukan berbagai tugas rutin tanpa harus berpikit.

Berdasarkan teori perkembangan perseptual-kognitif yang diajukan oleh Allen dan Marotz dapat diketahui bahwa perkembangan anak pada tiap usia berbeda dan akan selalu mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak. Anak usia sekolah dasar membutuhkan bimbingan dari berbagai pihak terlebih guru agar anak dapat menjalankan kegiatannya di sekolah dengan baik. Dalam konteks lingkungan sekolah, sekolah harus mengembangkan lingkungan yang baik untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak terlepas dengan keterampilan membaca anak. Pada usia 7-8 tahun keterampilan membaca anak cenderung lebih baik. Anak usia 9-12 tahun senang menggunakan keterampilan membaca dalam kegiatannya. Dengan keterampilan membaca anak yang akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia, diharapkan guru dan pustakawan dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana membina minat baca anak. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik yang akan dijadikan sebagai dasar acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan oleh siswa.


(40)

24

C. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa 1. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa

Pemanfaatan adalah suatu upaya mendayagunakan atau membuat suatu objek memberikan keuntungan atau faedah tertentu. Menurut Sutarno (2006: 215), pendayagunaan perpustakaan adalah suatu istilah tentang suatu upaya bagaimana memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang tersedia, baik oleh penyelenggara atau pemakainya secara maksimal dan optimal. Pemanfaatan yang penulis maksud disini adalah proses menggunakan perpustakaan untuk mengambil keuntungan mendapatkan informasi yang dibutuhkan pemustaka agar terpenuhi sumber belajarnya serta memberikan dasar kearah studi mandiri. Pemanfaatan yang efektif dan efisien terhadap perpustakaan dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.

Idealnya perpustakaan dapat dijadikan tempat atau sarana menggairahkan semangat belajar, menumbuhkan minat baca dan mendorong membiasakan siswa belajar secara mandiri. Mengingat fungsi perpustakaan sebagai sarana edukatif, informatif, riset, dan rekreaatif perlu ada kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan pada tingkat sekolah. Menurut Darmono (2007: 7-9) kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:

a. Perlu adanya pemberdayaan sarana prasarana perpustakaan sekolah, misalnya mudah diakses keberadaannya, mengatur ruangan menjadi nyaman, menambah jam buka, menambah koleksi buku, membuat kartu anggota yang menarik, siswa boleh aktif melayani sendiri dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan perpustakaan.


(41)

25

b. Perlu adanya pemberdayaan pengelola perpustakaan, misalnya mengadakan acara mengenal perpustakaan, menerbitkan daftar buku secara berkala, bekerjasama dengan guru untuk mengadakan kegiatan promosi minat baca, menjalin kerjasama antar perpustakaan, menerbitkan majalah dinding.

c. Perlu pemberdayaan guru dan siswa dalam pemanfaatan perpustakaan, misalnya memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak dan dapat menceritakan isinya, melaksanakan program wajib baca pada siswa, memberikan tugas baca kepada siswa, menugaskan/memotivasi siswa untuk membaca di perpustakaan bila ada waktu luang, mengubah sistem belajar mengajar yang dapat mendorong siswa banyak membaca, memberikan waktu khusus kepada siswa untuk membaca di perpustakaan, memberi tugas membaca buku tertentu kepada siswa dan memberikan bimbingan membaca pada para siswa.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk memenuhi kebutuhan baik dalam belajar maupun kebutuhan minat-minatnya. Pemanfaatan perpustakaan sekolah meliputi meminjam atau membaca-baca buku, bahan-bahan yang diwajibkan atau dianjurkan bagi penyelesaian pelajaran, mencari keterangan dan bahan-bahan yang diperlukan di perpustakaan.

Menurut Lasa (2009: 186) jam wajib belajar di perpustakaan perlu diterapkan di sekolah untuk mendorong peningkatan minat baca dan kesadaran berilmu. Pelaksanaan jam wajib belajar ini akan efektif apabila dengan kegiatan antara lain:


(42)

26 b. Menyelenggarakan lomba meringkas buku.

c. Penyelengaraan lomba baca karya sastra: puisi, novel, drama, pantun dan lainnya.

d. Penugasan kepada siswa untuk membaca buku di kelas selama 15 menit dengan pengawasan guru.

e. Penugasan kepada siswa untuk menjawab soal-soal yang bersumber dari buku-buku yang dibaca di perpustakaan.

f. Secara bergantian siswa diminta untuk membaca buku bidang tertentu di depan kelas dengan pengawasan guru.

Oleh karena itu perpustakaan yang ada tersebut harus dimaksimalkan penggunaannya. Koleksi bahan pustaka yang berada di dalam perpustakaan tersebut bukan hanya sebagai hiasan saja. Agar peranan perpustakaan dalam pembelajaran dapat diaktifkan. Menurut Soedibyo (1987: 69-70), ada dua jalan supaya buku-buku itu dapat dimanfaatkan untuk dibaca:

a. Secara force, misalnya memberikan tugas-tugas bacaan halaman-halaman tertentu, bab-bab tertentu kepada pelajar-pelajar, sehingga mereka merasa mempunyai keperluan yang mendesak untuk mengunjungi perpustakaan. b. Secara persuasive, bahwa perpustakaan, baik gedungnya, ruang-ruangannya,

susunan shelves/rak hendaknya merupakan suatu tempat yang menarik. Mungkin berupa display buku-buku baru yang menonjol, mungkin berupa bulletin board, lukisan-lukisan yang indah di dinding dan lain sebagainya.

Menurut Sutarno (2006: 220), ukuran pendayagunaan koleksi dapat dilihat pada volume dan intensitas pengunjung dan transaksi informasi untuk jangka


(43)

27

pendek. Sedangkan bentuk riil pendayagunaan koleksi bahan pustaka adalah dibaca, dipinjam, diteliti, dikaji, dianalisis, dan dikembangkan untuk berbagai keperluan. Sedangkan menurut IFLA (2006: 21), empat aktivitas siswa dalam hal memanfaatkan perpustakaan yaitu dengan mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas, pekerjaan proyek, dan membuat karya tulis.

Jadi, pemanfaatan perpustakaan sebagai organisasi dalam lembaga induknya yaitu sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Perpustakaan dapat memperlihatkan peran dan manfaatnya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sebagai sumber belajar yang didayagunakan guru untuk menunjang dan mengasah kemampuan siswa. Cara memanfaatkan perpustakaan sekolah ini akan sangat berguna bagi peneliti sebagai sumber pengetahuan yang dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa

Dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah terdapat berbagai faktor dari berbagai komponen pendidikan. Menurut Handoko dalam Wahdah (2011: 23-24), pemanfaatan perpustakaan dilihat dari segi pengguna untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor Internal 1) Kebutuhan Pengguna

Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan akan informasi dan koleksi bahan pustaka sebagai sumber informasi dan pengembagan pengetahuan.


(44)

28 2) Motivasi

Motivasi yang dimaksud adalah dorongan untuk memanfaatkan fasilitas dan koleksi bahan pustaka dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu seorang petugas perpustakaan dan guru harus bisa memotivasi para siswannya supaya memanfaatkan perpustakaan.

b. Faktor Eksternal

1) Jenis dan Jumlah Bacaan yang Dimiliki dan Diminati

Perpustakaan harus menyediakan koleksi atau buku yang berkualitas, dalam hal ini adanya kesesuaian kandungan informasi dengan kurikulum sekolah serta kebutuhan siswa.

2) Kelengkapan Koleksi

Perpustakaan harus memiliki koleksi bahan pustaka yang lengkap yang digunakan sebagai penunjang dalam pengajaran baik berupa book materials maupun non book materials. Selain itu dalam pengadaan koleksi bahan pustaka, petugas perpustakaan harus mempertimbangkan relevansi buku dengan kurikulum yang berlaku di sekolah serta sesuai dengan selera pembaca.

3) Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas perpustakaan sekolah harus memenuhi standar yang ada mulai dari letak, bangunan, tatanan ruangan, karena fasilitas perpustakaan ini mendukung penyelenggaraan perpustakaan sekolah.


(45)

29 4) Pustakawan Profesional

Pustakawan profesional ini bisa dilihat dari sikap, kecepatan, kecermatan, dan ketepatan dalam melayani pengguna dan dalam melakukan pengelolaan perpustakaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi siswa dijadikan pedoman oleh peneliti dalam melakukan penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

D. Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

1. Upaya Pustakawan dalam Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan Upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan, salah satunya melalui kegiatan promosi perpustakaan. Tujuan utama promosi perpustakaan menurut Suherman (2013: 186) adalah untuk menyadarkan masyarakat pengguna tentang pentingnya perpustakaan bagi kehidupan. Sedangkan menurut Nasution dalam Darmono (2004: 176-177), tujuan promosi perpustakaan adalah untuk menggairahkan minat baca serta menambah jumlah orang yang gemar membaca agar koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar juga perlu melakukan promosi kepada siswa dan guru di lingkungan sekolah tersebut. Tentunya promosi yang dilakukan oleh perpustakaan sekolah agak berbeda dengan perpustakaan umum atau jenis perpustakaan lain karena sasarannya berbeda. Bentuk promosi yang bisa


(46)

30

dilakukan oleh perpustakaan sekolah menurut Darmono (2007: 213-214), misalnya seperti berikut ini.

a. Pembuatan poster atau leaflet

Poster dapat ditulis tangan pada kerts manila atau pada kertas lain dengan ukuran agak besar dan ditempatkan pada ruang perpustakaan atau papan pengumuman sekolah. Isi poster misalnya tentang himbauan pentingnya membaca.

b. Pameran buku

Pameran buku dapat dilakukan oleh perpustkaan secara periodik, misanya bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional. Buku yang dipamerkan dikaitkan dengan tema hari peringatan. Misalnya pada Hari Kebangkitan Nasional maka buku yang dipamerkan dapat berupa buku-buku tentang kepahlawanan.

c. Penataan ruang perpustakaan yang baik

Penataan ruangan yang baik, rapi, bersih, tersedia tempat baca yang nyaman dan menyenangkan merupakan kegiatan promosi perpustakaan.

Sedangkan menurut Suherman (2013: 188), ada beberapa kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sarana promosi perpustakaan sekolah antara lain:

a. Menyelenggarakan berbagai pameran buku.

b. Membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa, dan koleksi perpustakaan sekolah.

c. Mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasi dan pamflet yang berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum.


(47)

31

d. Memberikan informasi tentang perpustakaan pada pertemuan siswa baru dan orangtua siswa.

e. Membentuk semacam kelompok “sahabat perpustakaan” bagi para orang tua siswa dan lainnya.

Sebaiknya perpustakaan sekolah mempunyai kebijakan tertulis menyangkut promosi ini dan merinci berbagai sasaran serta strategi yang akan digunakan. Tentu saja, kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama dengan manajemen sekolah dan staf pengajar. Sehingga dapat disimpulkan upaya yang dapat dilakukan pustakawan dalam mengoptimalkan pemanfaatkan perpustakaan dengan pembuatan poster/leaflet, pameran buku, penataan ruang perpustakaan, membuat daftar terbitan dan membentuk kelompok perpustakaan. Upaya pustakawan tersebut akan sangat berguna bagi peneliti sebagai sumber pengetahuan yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

2. Upaya Guru dalam Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan

Pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak lepas dari peran guru dalam melakukan kegiatan yang dapat mendorong kegiatan pemanfaatan perpustakaan. Guru dapat memberikan bimbingan minat baca dalam lingkungan sekolah dengan mengoptimalkan perpustakaan sekolah. Menurut Lasa (1999: 92-93), upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sebagai berikut.


(48)

32

a. Dengan perbaikan metode belajar mengajar dari yang bersifat textbooks centered kepada metode yang lebih membuka kemungkinan penggunaan bahan bacaan yang lebih luas dan bervariasi.

b. Memberikan motivasi untuk membaca kepada anak didik dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah.

c. Memberikan kebiasaan membaca yang intensif sejak awal.

d. Guru bisa bekerjasama dengan pustakawan dengan mempromosikan bagaimana cara mendayagunakan perpustakaan sekolah secara benar.

e. Guru bisa menanamkan kebiasaan membaca kepada anak didiknya melalui pemberian tugas-tugas, membuat klipping, membuat karya ilmiah, ringkasan bab atau ringkasan buku-buku sastra.

f. Guru bisa bekerjasama dengan pustakawan dalam pemilihan dan penyeleksian bahan pustaka yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak didiknya.

Sedangkan menurut Sudarsana dan Bastiano (2010: 6.32), upaya guru dalam memotivasi siswa dalam mendayagunakan perpustakaan dapat ditempuh dengan cara:

a. Memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa baik secara individual maupun kelompok.

b. Memberikan contoh kepada siswa dalam mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan.

c. Menggunakan metode yang dapat merangsang siswa dalam memanfaatkan sarana perpustakaan.


(49)

33

e. Memberikan motivasi kepada anak-anak untuk membaca.

Jadi, upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan penggunaan metode pembelajaran yang mendukung pemanfaatan perpustakaan, pemberian motivasi kepada siswa, bekerjasama dengan pustakawan dan dengan menanamkan kebiasaan membaca pada siswa. Upaya guru tersebut akan sangat berguna bagi peneliti sebagai sumber pengetahuan yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

3. Upaya Kepala Sekolah dalam Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan

Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah, tentunya memiliki peran yang besar. Kepala sekolah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perpustakaan sekolah sehingga perpustakaan dapat dimanfaatkan secara lebih optimal. Berdasarkan pedoman minat baca (Perpustakaan Nasional RI, 2005: 26) kepala sekolah secara aktif dapat menjadi pendukung utama terselenggaranya perpustakaan dengan cara:

a. Mewajibkan guru membimbing siswa untuk membaca di perpustakaan.

b. Mewajibkan siswa untuk membaca di perpustakaan setiap hari kurang lebih 15 menit.

c. Mempunyai program pengembangan minat baca.

d. Mengadakan rapat evaluasi pembinaan perpustakaan secara berkala. e. Mengadakan pemantauan rutin terhadap kegiatan-kegiatan perpustakaan.


(50)

34

f. Merencanakan dan melaksanakan berbagai lomba yang berkaitan dengan peningkatan minat baca dan kegemaran membaca.

g. Mengusahakan dana untuk mengadakan koleksi perpustakaan. h. Memantau pelaksanaan wajib kunjung perpustakaan.

Sedangkan menurut Sudarsana dan Bastiano (2010: 6.28), dalam penyelengaraan perpustakaan sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab dalam: pemenuhan fasilitas perpustakaan, kerjasama, evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas pelayanan perpustakaan dan mendorong guru-guru untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan dalam proses belajar mengajar.

Dapat disimpulkan bahwa upaya kepala sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan dengan program pengembagan minat baca, rapat evaluasi pembinaan perpustakaan, pemantauan rutin kegiatan perpustakaan, melaksanakan lomba minat baca, dan mengusahakan dana perpustakaan. Upaya kepala sekolah tersebut akan sangat berguna bagi peneliti sebagai sumber pengetahuan yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Mengoptimalkan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor tersebut dapat saja mendukung dalam upaya pemanfaatan perpustakaan maupun sebaliknya. Menurut Hartono (2016: 275-276)


(51)

35

dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah terdapat faktor pendukung dan penghambat yaitu:

1. Faktor Pendukung a. Otomasi Perpustakaan

Otomasi perpustakaan akan memperingan pekerjaan staf perpustakaan dan memudahkan pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan. Otomasi perpustakaan akan menjadikan pekerjaan dan layanan perpustakaan dilaksanakan secara cepat, tepat, dan akurat. Menurut Hartono (2016: 226), otomasi perpustakaan dapat memudahkan dalam pembuatan katalog, memudahkan dalam layanan sirkulasi, dan memudahkan dalam penelusuran melalui katalog.

b. Manajemen Perpustakaan

Manajemen perpustakaan yang baik mampu menyeleksi, menghimpun, mengolah, memelihara sumber informasi, dan memberikan layanan serta nilai tambah dengan baik dalam upaya mengoptimalakan pemanfaatan perpustakaan. Menurut Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah dijelaskan bahwa kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur tenaga kependidikan harus memenuhi syarat sebagai berikut.

Berkualifikasi diploma dua (D2) ilmu perpustakaan dan infromasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun, atau berkualifikasi diploma dua (D2) non ilmu perpustakaan dan inromasi dengans ertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun di perpustakaan sekolah/madrasah.


(52)

36 c. Sumber Dana

Anggaran atau dana merupakan aspek penting untuk kelangsungan perpustakaan. Pendanaan dan anggaran perpustakaan sekolah sangat penting, yaitu untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah. Sebagai ketentuan umum, anggaran material perpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per siswa dalam sistem persekolahan, tidak termasuk belanja gaji dan upah, transportasi, serta perbaikan gedung. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan Pasal 3 Ayat 6 menyatakan bahwa sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja diluar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

2. Faktor Penghambat

a. Lemahnya sarana prasarana

Salah satu kelemahan dalam perpustakaan adalah kurang tersedianya sarana dan prasarana yang baik dalam menunjang upaya pengoptimalan pemanfaatan perpustakaan.

Menurut Prastowo (2013: 308) berdasarkan Buku Pedoman Pembakuan Pembangunan Sekolah yang dikeluarkan oleh Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan Depdikbud RI, dijelaskan bahwa ukuran gedung atau ruang perpustakaan sekolah untuk masing-masing tipe sekolah bisa dilihat pada tabel berikut.


(53)

37

Tabel 1. Pedoman luas ruangan perpustakaan sekolah menurut tipe sekolah

Jenjang Pendidikan Tipe Sekolah Luas Ruangan Perpustakaan (m2)

SD A (360-480) siswa 56

SD B (180-360) siswa 56

SD C (91-180) siswa 56

SD D (60-90) siswa -

SMP A (1200-1400) siswa 400

SMP B (800-900) siswa 300

SMP C (400-480) siswa 200

SMP D (250-280) siswa 100

SMA A (850-1150) siswa 300

SMA B (400-850) siswa 200

SMA C (250-400) siswa 100

b. Lemah koleksi

Dana yang terbatas, membuat perpustakaan tak dapat menyediakan koleksi yang memadai.

c. Lemah ketenagaan

Kurangnya tenaga profesional baik dalam keahlian maupun sikap dapat menghambat jalannya upaya pengoptimalan pemanfaatan perpustakaan.

d. Dana

Dana yang terbatas dan tidak menentu menjadi suatu masalah yang utama di antara banyak perpustakaan, terutama di Indonesia. Dengan demikian, perpustakaan tidak dapat mengoptimalkan program-programnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan yaitu dengan adanya otomasi perpustakaan, manajemen perpustakaan yang baik serta dana yang mencukupi kebutuhan pengelolaan perpustakaan. Sedangkan faktor penghambat


(54)

38

yaitu lemahnya sarana prasarana, lemahnya koleksi, lemahnya ketenagaan, dan dana yang tidak menentu. Faktor pendukung dan penghambat yang telah diuraikan di atas, menjadi sangat bermanfaat bagi peneliti untuk dijadikan dasar pengetahuan dalam melakukan penelitian. Faktor pendukung dan penghambat ini juga dijadikan dasar pedoman bagi peneliti untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

E. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo?

Dilihat dari segi: a. Pemanfaatan koleksi b. Jenis Kegiatan

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo?

3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah di Sekolah Dasar Negeri Golo?

Dilihat dari: a. Upaya pustakawan b. Upaya guru


(55)

39

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah di Sekolah Dasar Negeri Golo?


(56)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Peneltian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena peneliti mendeskripsikan suatu fenomena secara apa adanya sesuai yang dialami oleh subjek penelitian tanpa memberikan perlakuan dan penyajian data tersebut dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Alasan lain peneliti memilih pendekatan penelitian ini, karena peneliti ingin meneliti kondisi objek yang alamiah berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moleong (2015: 6), bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti mendeskripsikan suatu fenomena atau suatu keadaan yang sebenarnya dialami oleh subjek penelitian. Peneliti mendeskripsikan pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo Yogyakarta. Data yang diperoleh didapat berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, dengan peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa, faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa, upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, serta faktor pendukung dan


(57)

41

penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan subjek dan objek yang digunakan untuk memperoleh data. Subjek dan objek dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber utama data penelitian, yaitu orang atau informan yang akan diperoleh datanya untuk keperluan penelitian. Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dari Sugiyono (2013: 300) bahwa purposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan pertimbangan untuk mendapatkan data yang valid tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di Sekolah Dasar Negeri Golo. Subjek dari penelitian ini adalah pustakawan; guru kelas II, III, IV dan V; siswa kelas II, III, IV, V masing-masing kelas tiga siswa; dan kepala SDN Golo yang diuraikan sebagai berikut.

a. Pustakawan sebagai informan utama untuk mengetahui apa saja yang dilakukan dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

b. Guru kelas II, III, IV, dan V dipilih sebagai sumber data penelitian dengan pertimbangan bahwa guru sebagai orang yang paling dekat dan dapat menggerakan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan guna membantu dalam


(58)

42

pengoptimalan salah satu fungsi perpustakaan yaitu sebagai sumber belajar. Peneliti menetapkan guru tersebut berdasarkan rekomendasi dari pustakawan. c. Siswa kelas II, III, IV, V masing-masing kelas tiga siswa dipilih sebagai

sumber data penelitian dengan pertimbangan bahwa siswa sebagai sasaran dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah. Peneliti menetapkan siswa tersebut berdasarkan kemampuan siswa dalam menjawab, yang dinilai mampu memberikan jawaban atau pendapat berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan wawancara.

d. Kepala sekolah sebagai orang yang memiliki otoritas dalam lingkup sekolah yang mengorganisasi semua sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah informasi yang didapatkan dari subjek peneliti. Objek dari penelitian ini antara lain:

a. Pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah.

b. Jenis kegiatan pemanfaatan fasilitas perpustakaan sekolah.

c. Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. d. Upaya pustakawan dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan

sekolah.

e. Upaya guru dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah. f. Upaya kepala sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan


(59)

43

g. Faktor pendukung dan penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2017. Penelitian dimulai dengan penyusunan proposal, penelitian di lapangan, analisis data, dan penyusunan laporan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri Golo yang terletak di Jl. Golo UH 3/855, Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Provinsi D.I.Yogyakarta. Peneliti menentukan lokasi di SDN Golo untuk penelitian ini adalah perpustakaan. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut antara lain:

a. Perpustakaan SDN Golo sudah memiliki bangunan atau gedung perpustakaan sendiri.

b. Pada tahun 2015/2016 perpustakaan SDN Golo pernah mengikuti lomba perpustakaan sekolah yang diadakan oleh pemerintah Kota Yogyakarta dan memperoleh juara I.

c. Perpustakaan SDN Golo belum pernah digunakan sebagai lokasi penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.


(60)

44 D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data dari lapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Observasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini salah satunya adalah teknik observasi, tepatnya teknik observasi non partisipatif. Menurut Sukmadinata (2015: 220), dalam observasi non partisipatif peneliti tidak ikut dalam kegiatan, kegiatan yang dilakukan peneliti hanya mengamati, mencatat, dan membuat kesimpulan tentang apa yang dilakukan narasumber. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi non partisipatif untuk mengamati dan mengumpulkan data mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa di SDN Golo.

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Teknik ini dilakukan agar subjek penelitian lebih terbuka dalam memberikan data. Seperti yang dijelaskan oleh Esterberg (dalam Sugiyono, 2012: 73), tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka sehingga peneliti dapat menambah pertanyaan diluar pedoman wawancara untuk menangkap pendapat dan ide-ide dari responden. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa dan pustakawan untuk memperoleh data mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Selain


(61)

45

itu wawancara ditujukan kepada siswa dan pustakawan untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Serta ditujukan kepada pustakawan, guru, dan kepala sekolah untuk memperoleh data mengenai upaya dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, dan faktor pendukung dan penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan dokumen. Dokumentasi (Arikunto, 2002: 206) adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, rapat agenda dan sebagainya. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Studi dokumentasi mengenai pamanfaatan perpustakaan sekolah ditujukan untuk memperoleh data berupa tata tertib perpustakaan, struktur organisasi, koleksi bahan pustaka, kondisi fisik perpustakaan, sarana prasarana perpustakaan, daftar kunjung pemustaka, dan daftar peminjaman bahan pustaka.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian untuk memperoleh data lapangan adalah peneliti itu sendiri. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2013: 305), bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi


(62)

46

instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitiannya. Penelitian ini menggunakan peneliti sebagai instrumen utama dan menggunakan instrumen tambahan. Instrumen tambahan ini digunakan sebagai alat bantu untuk memperoleh data lapangan. Alat bantu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa dan upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah. Observasi ini dilakukan di dalam ruang perpustakaan. Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan siswa ketika sedang berada dalam perpustakaan serta upaya pustakawan, guru, kepala sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah. Pedoman observasi yang digunakan peneliti yaitu pedoman observasi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa dan pedoman observasi upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah. Pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran halaman 112.

2. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa, faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa, upaya dalam mengoptimalkan


(63)

47

pemanfaatan perpustakaan sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran halaman 163. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti yaitu:

a. Pedoman wawancara siswa dan pustakawan tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

b. Pedoman wawancara siswa dan pustakawan tentang faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa.

c. Pedoman wawancara pustakawan, guru, dan kepala sekolah tentang upaya dalam mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

d. Pedoman wawancara pustakawan, guru dan kepala sekolah tentang faktor pendukung dan penghambat dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

3. Pedoman Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi digunakan sebagai acuan pengumpulan dokumen-dokumen terkait dengan pemanfaatan perpustakaan oleh siswa di SDN Golo. Adapun dokumen yang dianalisis berupa dokumen kelembagaan dan dokumen keterlaksanaan kegiatan perpustakaan. Pedoman studi dokumentasi dapat dilihat pada lampiran halaman 159.


(1)

353

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN BUGENFIL SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA

PEMBINA Kepala sekolah (Septi Suciati. S.Pd. SD)

PENGADAAN NON BUKU Joko Suyono, S.Pd PENGELOLA PERPUSTAKAAN

1. Oom Nurjanah, SIP 2. Pustakawan Cilik PENGADAAN BUKU

Arif Fajar Pambudi, S.Pd

1. Siswa-siswi 2. Guru 3. Masyarakat KEPALA PERPUSTAKAAN


(2)

354

TATA TERTIB PERPUSTAKAAN “BUGENFIL” SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA

I. KETENTUAN UMUM

1. Perpustakaan Bugenfil SD Negeri Golo adalah perpustakaan sekolah guna mendukung proses belajar mengajar di sekolah SD Negeri Golo.

2. Pemakai fasilitas perpustakaan adalah seluruh warga sekolah meliputi guru, siswa karyawan dan orang tua/ wali siswa.

3. Kewajiban pemustaka:

a. Terdaftar sebagai anggota perpustakaan pada tahun ajaran yang sedang berlangsung

b. Menjaga dan memelihara koleksi yang sedang dipinjam

c. Mentaati peraturan yang berlaku di Perpustakaan Bugenfil SD Negeri Golo

II. POKOK-POKOK PERPUSTAKAAN

1. Keanggotaan Perpustakaan

a. Setiap siswa mendaftar terlebih dahulu kepada staf perpustakaan b. Mengumpulkan pas foto ukuran 3x4 dan 2x3 1 lembar

c. Setiap siswa – siswi yang telah memenuhi ketentuan pendaftaran akan memperoleh kartu perpustakaan.

2. Sanksi

a. Merusak, merobek, menghilangkan koleksi, peminjam wajib mengganti dengan buku yang sama/ buku baru

b. Mengambil/ membawa buku perpustakaan tanpa melalui prosedur yang berlaku akan dicabut haknya sebagai anggota dan dikenakan sanksi administrasi perpustakaan

c. Bagi siswa yang terlambat mengembalikan buku pinjaman dikenakan denda Rp.500 per hari

3. Tata tertib pembaca/ pengunjung perpustakaan

a. Pembaca/ pengunjung perpustakaan wajib mengisi buku kunjung/pembaca

b. Tidak boleh membawa minuman dan makanan ke dalam perpustakaan c. Menjaga ketertiban, ketenangan dan keamanan di ruang perpustakaan 4. Peraturan perpustakaan

a. Untuk siswa/siswi dan semua pengunjung perpustakaan sepatu/alas kaki harap dilepas

b. Pengunjung perpustakaan wajib mengisi daftar buku pengunjung

c. Tidak diperkenankan untuk mengotori perpustakaan (mencoret-coret buku, meja, dan dinding perpustakaan)

d. Di dalam ruang perpustakaan tidak boleh berisik

e. Dilarang makan dan minum di dalam ruang perpustakaan

f. Setelah membaca letakan buku pada box yang sudah disediakan

g. Dilarang memakai komputer dan peralatan perpustakaan lainnya tanpa seijin petugas perpustakaan, kecuali computer khusus pengunjung h. Peminjaman buku perpustakaan paling banyak 2 eksemplar selama 5


(3)

355

i. Kembalikan buku pinjaman tepat pada waktunya, keterlambatan pengembalian buku akan dikenakan denda yang sudah ditentukan

III. PELAYANAN PERPUSTAKAAN

Pelayan yang dimiliki perpustakaan bugenfil ada 2 yaitu pelayanan peminjaman dan pelayanan pengembalian.

1. Tata cara peminjaman – pengembalian

a. Peminjaman buku paket dilaksanakan dalam satu tahun ajaran, dipinjam perkelas dengan sepengetahuan guru/ wali kelas dan petugas perpustakaan

b. Peminjaman bahan perpustakaan dilayani menggunakan kartu perpustakaan dengan cara:

 Mengambil kartu perpustakaan dan bahan perpustakaan/ buku yang akan dipinjam

 Buku dan kartu perpustakaan deserahkan kepada petugas perpustakaan

 Setelah diproses melalui komputer, buku dapat langsung dipinjam c. Peminjaman buku perpustakaan paling banyak 2 eksemplar

d. Tidak mengotori, tidak membuat catatan, tidak merobek, tidak melipat buku/ halaman buku

e. Koleksi majalah/koran, referensi, non books tidak boleh dibawa pulang, hanya boleh dibaca di ruangan dan di lingkungan perpustakaan

f. Tata cara pengembalian buku:

 Pengembalian buku paket dilakukan pada akhir tahun pelajaran  Pengembalian buku bacaan dengan menyerahkan buku yang

dipinjam kepada petugas perpustakaan 2. Jam layanan perpustakaan

Senin – Kamis Jam 07.00 – 14.00 WIB Jum‟at – Sabtu Jam 07.00 – 12.00 WIB

IV. KETENTUAN KHUSUS

1. Untuk Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan secara otomatis telah menjadi anggota perpustakaan

2. Untuk pemustaka di luar sekolah diperkenankan meminjam, dengan syarat harus meninggalkan kartu identitas (KTP, SIM, KTM) yang masih berlaku serta nomor tlp/handphone yang bisa dihubungi dan dikenakan administrasi Rp.2000 setiap kali peminjaman

3. Kepada mahasiswa PPL/KKN diperkenankan memanfaatkan koleksi sesuai ketentuan tenaga edukasi dan koleksi dikembalikan dengan berakhirnya masa PPL/KKN.

4. Khusus untuk seluruh wali siswa secara langsung bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan


(4)

356

PROGRAM PERPUSTAKAAN BUGENFIL SD NEGERI GOLO A. PROGRAM JANGKA MENENGAH

No Uraian

Target

Keterangan 2014 2015 2016 2017

1. Mempunyai ruang

perpustakaan yang nyaman

√ √ √

2. Mempunyai fasilitas

Perpustakaan yang memadai

√ √ √

3.

Mengadakan studi banding ke perpustakaan sekolah yang berprestasi/ sanggar baca, dan mengimlpementasikan hasil studi banding

4.

Diadakan lomba karya mading dalam rangka promosi

perpustakaan

√ √

5. Diadakan lomba – lomba pada akhir semester

√ √

6. Menyediakan alat permainan untuk siswa

√ √ √

B. PROGRAM JANGKA PANJANG

No Uraian Target Ket

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1. Mempunyai

tambahan computer

√ √

2. Mempunyai rak khusus majalah

√ 3. Mempunyai

tambahan rak buku

√ √

4. Mempunyai LCD


(5)

357 6. Mempunyai

tambahan kipas angina

√ √ √

7. Memasang kanopi untuk teras perpustakaan

8. Mempunyai meja kursi untuk membaca di luar perpustakaan

√ √

Mengetahui,

Kepala Sekolah Pustakawan

Septi Suciati, S.Pd. SD Oom Nurjanah, SIP NIP. 19600914197912 2 009

KELENGKAPAN KOLEKSI (JENIS DAN JUMLAH) Tahun 2014/2015

NO URAIAN JUMLAH

1 Buku 2915 judul 4298 eks

2 Majalah 324 eks

3 Surat Kabar 2 judul

4 Multimedia a. Image b.CD/ DVD

28 album 129 keping

5 Kliping 117 eks

6 Globe 2 buah

7 Peta 10 buah


(6)

358

Sarana dan Prasarana Perpustakaan Bugenfil SDN Golo Yogyakarta

NO NAMA BARANG JUMLAH

1 Meja Besar 1

2 Meja Kecil (meja baca) 6

3 Kursi 4

5 Komputer 2

6 Speaker 1

7 Rak Kartu 1

8 Dispenser 1

9 Dislpay Buku 2

10 Display Koran 2

11 Display Data Perpustakaan 1

12 Papan Pengumuman 1

13 Filing Kabinet 1

14 TV 1

15 DVD 1

16 Lemari Plastik 1

17 CD Pembelajaran 83

18 Peta 10

19 Guci tempat Peta 2

20 Kipas Angin 3

21 Rak Buku 13

22 Globe 2

23 Jam Dinding 1

24 Kaca Rias 1

25 Karpet 3

26 Mesin Laminating 1

27 Keset 2

28 Tempat Sampah 1

29 Permainan 6

30 Palu (Pemukul) 2

31 Steples besar 1

32 Tempat permainan 1