Pengaruh Motivasi KerjaTerhadap Kinerja Pegawai

78 Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 66.883 31.846 2.100 .042 Motivasi_Kerja .108 .259 .064 1.717 .036 .949 1.054 Budaya_Organisasi .254 .244 .160 1.841 .010 .949 1.054 a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan Tabel 4.15 dapat terlihat bahwa data variabel tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5 dan nilai Tolerance 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan motivasi kerja, dan budaya organisasi.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Motivasi KerjaTerhadap Kinerja Pegawai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,108dan nilai t hitung 1,717 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,681 dengan tingkat signifikansi 0,036.Artinya jika motivasi kerjaditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,108. PT. Bank Sumut Cabang Kampung Lalang telah memberikan motivasi kepada seluruh pegawainya, hal ini dapat dilihat dari iklim yang dirasakan ketika Universitas Sumatera Utara 79 berada di dalam kantor. Motivasi diberikan guna mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan agar mampu untuk terus tumbuh menjadi perusahaan daerah yang bergerak secara global dan mampu bersaing dalam perusahaan perbankan lainnya. Motivasi merupakan faktor-faktor pendorong dalam melakukan suatu aktivitas dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja pegawai. Motivasi mengarahkan pegawai pada tujuan organisasi agar mau bekerja dan berusaha sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi dapat tercapai. Motivasi seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan terjadi karena adanya suatu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan ekonomis yaitu memperoleh uang. Sedangkan kebutuhan non ekonomis dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dan keinginan lebih maju. Dengan segala kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk lebih giat dan aktif dalam bekerja. Untuk mencapai hal ini diperlukan adanya motivasi dalam bekerja. Karena dapat mendorong seseorang untuk berkeinginan melanjutkan usahanya. Oleh karena itu, jika seorang pegawai mempunyai motivasi yang tinggi pastilah mempunyai kinerja yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sunarto 2005:16 yang mengatakanbahwa \motivasi pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan.Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menetukan bagi tercapainya sesuatu tujuan. Maka manusia harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi pegawai dalam perusahaan. Universitas Sumatera Utara 80

4.7.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai