commit to user
20
Jika dikaitkan dengan tesis yang penulis teliti, maka putusan Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008 tentang pemilihan Kepala Daerah ulang di
Jawa Timur dimungkinkan melanggar norma-norma positif yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar dan undang-undang, karena di dalamnya tidak mengatur
kewenangan untuk memutus atau menyuruh Pemilihan Kepala Daerah ulang, tetapi terkait perselisihan hasil pemilihan umum, dalam Pasal 24C UUD 1945.
Kaitan dengan tesis yang penulis teliti, konsep ketiga bahwa hukum menurut Soetandyo Wignyosoebroto adalah apa yang diputuskan oleh hakim,
inconcreto, dan tersistematis sebagai judge made law. Maka Putusan Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008 dapat termasuk dalam konsep ketiga ini,
karena putusan Mahkamah Konstitusi itu diputuskan oleh hakim Mahkamah Konstitusi yang merupakan penyelenggaraan atas kekusaan kehakiman. Hakim
dapat membentuk hukum atas dasar bahwa hakim tidak dapat menolak perkara dengan alasan tidak ada hukum yang mengatur. Hakim mempunyai hak untuk
membuat peraturan sendiri untuk menyelesaikan perkara. Walaupun hakim dapat menemukan atau menciptakan hukum, bukan berate hakim bebas membuat
hukum sendiri, karena kedudukan hakim bukan pemegang kekuasaan legeslatif atau badan pembuat undang-undang. Keputusan hakim tidak punya kekuatan
hukum yang bersifat umum, keputusan hakim hanya berlaku pada pihak-pihak tertentu saja.
33
Menurut aliran legisme bahwa putusan hakim kurang dianggap penting, karena sumber hukum dari aliran legisme adalah undang-undang, hakim
hanya sebagai pelaksana dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam undang- undang.
34
B. Tinjauan Umum Tentang Kebijakan Publik
1. Pengertian tentang kebijakan publik
Menurut James E Anderson, kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang pelaku
33
CST. Kansil, Op.cit, hlm 36
34
Stanley Poulson, op.cit. hlm. 156
commit to user
21
atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah. Carl.J.Frledrick mengatakan, kebijakan sebagai rangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan
tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
35
Edwards dan Sharkansky mengemukakan bahwa kebijakan publik itu dapat ditetapkan secara jelas dalam
peraturan perundang- undangan atau dalam bentuk pidato-pidato pejabat pemerintah atau berupa program-program dan tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah.
36
Menurut Bambang Sutiyoso perbuatan pemerintah atau Negara yang disebut juga kebijakan pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu.
1 Mengeluarkan perundang-undangan regelling
2 Mengeluarkan suatu keputusan beschikking
3 Melaksanakan perbuatan material materielle dood
Perbuatan pemerintah yang mengeluarkan perundang-undangan tersebut dapat dinilai dan diuji oleh Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang memiliki
wewenang untuk menguji secara materiil undang-undang terhadap Undang- Undang Dasar. Dalam melaksanakan kebijakan pemerintah sering melakukan
tindakan-tindakan yang menyimpang dan melawan hukum, sehingga dapat menimbulkan masalah.
37
Kebijakan menurut Edi Suharto erat kaitannya dengan sistem demokrasi, karena penentuan kebijakan dirumuskan melalui persetujuan
rakyat menurut sistem demokrasi yang diatur dalam peraturan perundang- undangan.
38
Lembaga pemerintah dalam mengeluarkan undang-undang yang bersifat umum mengikat semua orang, berisi kaidah hukum yang melindungi
banyak orang.
39
35
Setiono. Hukum dan Kebijakan Publik. Bahan Matrikulasi Program Magister S2 Ilmu Hukum
Universitas Sebelas Maret. Surakarta, 2008, hlm. 3
36
Jamal Wiwoho, Bahan Perkuliahan Hukum dan Kebijakan Publik, Program Pasca Sarjana Ilmu
Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008, hlm. 6
37
Bambang Sutiyoso, Aktualita Hukum dalam Era Reformasi, ctk. Pertama, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, hlm. 37
38
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik, Alfabeta, Jakarta, 2005, hlm. 72
39
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, ctk. Pertama, Liberty, Yogyakarta,
2003, hlm. 80
commit to user
22
Menurut Bambang Sunggono terdapat beberapa pendapat tentang konsep kebijakan.
40
Seperti, Kleijn mengartikan kebijakan sebagai tindakan secara sadar dan sistematis, denga mempergunakan sarana-sarana yang cocok, dengan tujuan
politik yang jelas sebagai sasaran yang dijalankan langkah demi langkah. Kuypers berpendapat, kebijakan sebagai suatu susunan dari tujuan-tujuan yang dipilih oleh
para administrator publik baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan kelompoknya dan sarana-sarana yang dipilih olehnya. Menurut
Harold D.Daswell, kebijakan adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai, dan praktek terarah. Kebijakan publik menurut Joko Widodo adalah suatu
kegiatan yang terkait dengan perumusan masalah, agenda kebijakan ditentukan, perumusan kebijakan, keputusan kebijakan diambil, kebijakan dilaksanakan, dan
kebijakan dievaluasi.
41
Kebijakan menurut Taliziduhu Ndraha adalah suatu pilihan yang terbaik, usaha untuk memproses nilai pemerintah yang bersumber pada kearifan
pemerintahan dan mengikat secara formal, etika dan moral yang diarahkan guna untuk menepati pertanggungjawaban aktor pemerintahan dalam lingkungan
pemerintahan dengan dasar pertimbangan kemanusiaan, kependudukan, kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan, dan hubungan pemerintahan.
42
Kebijakan publik oleh James E Anderson dalam Jamal Wiwoho merupakan: 1
Kebijakan publik mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau tindakan yang berorientasi pada tujuan
2 Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-
pejabat pemerintah
3 Bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu
masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusn pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu
4 Kebijakan pemerintah dalam arti positif selalu dilandaskan pada
peraturan perundang-undangan.
43
40
Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijakan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hlm. 13
41
Joko Widodo, Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik,
Bayumedia Publising, Malang, 2007, hlm. 17
42
Taliziduhu Ndraha, KYBERNOLOGI, Ilmu Pemerintahan Baru, ctk. Pertama, Rineka Cipta, Jakarta,
2003, hlm. 498
43
Jamal Wiwoho, opcit, hlm. 7
commit to user
23
Thomas R. Dye dalam Setiono menjelaskan bahwa kebijakan Negara atau public policy is whatever government choose to do or not to do, yaitu pilihan
tindakan apapun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah
44
. Kebijakan publik adalah suatu produk hukum pemerintah. Adanya pemisahan
kekuasaan lembaga Negara eksekutif, legeslatif, dan yudikatif yang dianut di negara Indonesia menjadikan segala keputusan yang diambil oleh lembaga-
lembaga Negara tersebut adalah suatu kebijakan publik, termasuk keputusan yang dikeluarkan oleh lembaga peradilan, dalam hal ini Mahkamah Konstitusi yang
telah mengeluarkan putusan terkait sengketa Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur. Menurut Dror, aktor yang berperan dalam membuat kebijakan suatu
Negara berkembang yaitu: -
Individu secara perorangan sebagai pemilih -
Golongan intelektual -
Para pejabat yang menduduki posisi penting dalam pembuatan kebijakan -
Badan legeslatif -
Badan eksekutif -
Birokrasi pemerintah -
Badan peradilan -
Partai- partai politik -
Golongan militer
45
Keputusan Pengadilan menurut civil law system adalah jurisprudensi yang merupakan sumber hukum, tetapi masih sekunder. Keputusan Mahkamah
Konstitusi merupakan suatu kebijakan hukum yang dikeluarkan oleh lembaga Yudikatif Negara. Mengingat kewenagannya untuk menguji undang-undang di
bawah Undang-Undang Dasar menjadikan putusan Mahkamah Konstitusi sebagai sumber hukum di Negara Indonesia.
46
Menurut Jimly Asshidiqie, adanya pemisahan kekuasaan dari lembaga eksekutif, legeslatif, dan yudikatif menjadikan produk hukum yang dihasilkan dari
lembaga-lembaga tersebut adalah sama berupa kebijakan Negara. Karena
44
Setiono, loc.cit, hlm. 3
45
Dror dalam Jamal Wiwoho, op.cit, hlm. 27
46
Jimly Asshidiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Konstitusi Press PT Cipta Media, Jakarta, 2006, hlm. 343
commit to user
24
kebijakan Negara yang diambil oleh lembaga yudikatif untuk mengatasi permasalahan Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur adalah dengan putusan
Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008, sehingga putusan Mahkamah Konstitusi tersebut merupakan bentuk kebijakan publik.
47
Karena kebijakan publik itu merupakan seluruh pilihan tindakan apapun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah, maka putusan
Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008 juga merupakan kebijakan pemerintah, karena Mahkamah Konstitusi adalah bagian dari lembaga negara.
Sesuai dengan pendapat Dror yang menyatakan putusan pengadilan termasuk suatu kebijkan publik, sehingga saya mengambil pemahaman bahwa putusan
Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008 tentang Pemilihan Kepala Daerah ulang termasuk dalam kajian hukum kebijakan publik.
Sesuai dengan pendapat James E Anderson, bahwa Kebijakan pemerintah dalam arti positif selalu dilandaskan pada peraturan perundang-undangan, maka
keputusan Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008 tentang Pemilihan Kepala Daerah ulang di Jawa Timur yang juga merupakan kebijakan publik,
dimungkinkan tidak berlandaskan peraturan perundang-undangan yang ada, karena tidak sesuai dengan UUD 1945, UU No.24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi, UU No.32 Tahun 2004, dan UU No.12 Tahun 2008 tentang perubahan UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
2. Hubungan hukum dan kebijakan publik