commit to user
38
dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil. Akan tetapi UUD 1945 tentang pemerintahan daerah tidak menyatakan pemilihan kepala daerah merupakan pemilihan umum.
UUD 1945 pasal 18 dinyatakan, 3 Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4 Gubernur, Bupati, Walikota masing-masing sebagai kepala daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
66
Dalam UUD 1945 pasal 18 menunjukkan adanya perbedaan, bahwa pemilihan umum di daerah dilakukan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, sedangkan untuk pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota sebagai kepala daerah dipilih secara demokratis. Dipilih demokratis bukan berarti pemilihan
umum, karena sebelum UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah terbit, kepala daerah dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah masing-
masing derah tersebut.
67
2. Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan Kepala Daerah merupakan wujud dari asas desentralisasi dan otonomi daerah. Pada UU No.22 Tahun 1999 Kepala Daerah masih dipilih oleh
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Karena tuntutan masyarakat untuk dilibatkan langsung dalam proses demokrasi, sehingga dalam UU No.32 Tahun
2004 Kepala Daerah dipilih langsung oleh rakyat. Pasal 56 ayat 1, menyebutkan; Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang
dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam UU No.12 Tahun 2008 pasal 56 ayat 2 Pasangan calon
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang yang
memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang ini.
66
Lihat UUD 1945 pasal 18 3 dan 4
67
Lihat UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
commit to user
39
Walaupun pemilihan kepala daerah merupakan pelaksanaan asas lex specialis derogate legi generalis, akan tetapi undang-undang pemerintahan daerah
tidak dapat melampaui hirarkis UUD 1945. Pemilihan Kepala Daerah merupakan wujud dari asas desentralisasi dan otonomi daerah. Pada UU No.22 Tahun 1999
Kepala Daerah masih dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Karena tuntutan masyarakat untuk dilibatkan langsung dalam proses demokrasi,
sehingga dalam UU No.32 Tahun 2004 Kepala Daerah dipilih langsung oleh rakyat. Berdasarkan UUD 1945 pasal 18, UU No.32 tahun 2004 tentang
pemerintah daerah dan UU No.12 Tahun 2008 itulah Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan, karena didalam undang-undang tersebut mengatur tentang
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Yang dimaksud Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota. Menurut Rozali Abdullah pemilihan kepala daerah berarti mengembalikan kedaulatan rakyat, legitimasi
yang sama antara kepala daerah dengan DPRD, dan menjegah politik dagang sapi atau uang.
68
Pemilihan kepala daerah dalam Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2005 tentang pemilihan kepala daerah, yang dimaksud dengan pemilihan kepala daerah
adalah sarana pelaksaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi atau kabupaten danatau kota berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk memilih kepala daerah
dan wakil kepala daerah.
69
Pentingnya legitimasi yuridis proses dan hasil pemilihan kepala daerah sangat penting sekali, karena masalah pemilihan kepla
daerah sangat rentan sekali dengan perselisihan terhadap hasil pemilihan.
70
Dalam pemilihan kepala daerah terdapat lembaga penyelenggara pemilihan, yaitu Komisi Pemilihan Umum Daerah. Kemudian pelaksanaan
pemilihan kepala daerah diawasi oleh Panitia Pengawas di tingkat provinsi untuk
68
Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Raja Grafindo, ctk. Pertama, 2005, Jakarta, hlm. 53
69
Lihat PP No.6 tahun 2005 tentang pemilihan kepala daerah
70
Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Pustaka Pelajar, ctk. Pertama , 2005,
Yogyakarta, hlm. 100
commit to user
40
pemilihan Gubernur dan Panitia Pengawas tingkat kabupatenkota untuk pemilihan Bupati danWalikota. Panitia Pengawas mempunyai tugas yang berat
dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 57 menunjukkan tugas Panitia Pengawas pemilihan
kepala daerah, pasal 78 mengatur tentang larangan kampanye, dan pasal 81 yang mengatur tentang sanksi pidana dan administratif. Kesemuanya sanksi merupakan
wewenang Panitia Pengawas pemilihan kepala daerah untuk menindak lanjuti sampai proses sidang di peradilan atau pendiskualifikasikan pasangan calon
kepala daerah yang melakukan pelanggaran.
71
Pemilihan Kepala Daerah ditinjau dari segi hirarki tata urutan perundang- undangan oleh teori hukum murni telah melanggar aturan dasar atau pokok dalam
batang tubuh UUD 1945, Karena dalam batang tubuh Pasal 18 dan 22E UUD 1945 tidak menyebutkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah adalah pemilihan
umum. Hans Kelsen mengemukakan teorinya mengenai jenjang norma hukum Stufentheorie dimana ia berpendapat bahwa norma-norma hukum itu berjenjang-
jenjang dan berlapis lapis dalam suatu hirarki tata susunan, dimana suatu norma yang lebih rendah berlakunya, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih
tinggi , norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasarkan pada norma yang lebih tinggi lagi.
Mengacu dari teori hukum murni yang penulis jadikan dasar atau landasan teori, maka penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi
NO.41PHPU.D-VI2008 tentang Pemilihan Kepala Daerah ulang di Jawa Timur dimungkinkan bertentangan dengan peraturan dasar dan peraturan perundang-
undangan, karena putusan Mahkamah Konstitusi seperti hukum yang ideologis yang hanya mngembangkan hukum sebagai alat pemerintah dalam Negara.
Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut menggambarkan hukum yang tidak bersih, dicemari politiik, sosiologi, sejarah, dan etika. Putusan Mahkamah Konstitusi
dimungkinkan melanggar Grundnorm yang merupakan hukum dasar dan tertinggi dalam Negara, UUD 1945. Putusan Mahkamah Konstitusi dianggap tidak sesuai
71
Lihat UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
commit to user
41
dengan Stufentheory, karena secara hirarkis bertentangan dengan sistem hukum di atasnya.
3. Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah