commit to user
29
3 Berkenaan dengan alasan-alasanyang menjadi dasar pemberhentian
Presiden dalam masa jabatannya, sehingga pernah timbul perbedaan pendapat yang cukup mendasar antara Presiden Abdurahman Wakid yang
akan dijatuhkan dengan MPRDPR dalam kasus Bulog.
Begitu pula menurut I. Gede Pantja Astawa, latar belakang pembentukan Mahkamah Konstitusi tidak untuk menyelesaikan perelisihan tentang hasil
pemilihan umum. Karena pada dasarnya terkait masalah perselisihan hasil pemilihan umum telah ada lembaga yang kompeten untuk menanganinya.
2. Kewenangan dan kewajiban Mahkamah Konstitusi
Jimly Asiddiqie dalam Fatkurrohman
55
Judicial review adalah upaya pengujian oleh lembaga Yudicial terhadap produk hukum yang ditetapkan oleh
cabang kekuasaan legeslatif, eksekutif, dan Yudikatif. Sesuai dengan pasal 24C ayat 1 UUD 1945 dan UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
pasal 1 dan 10, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya final untuk menguji undang-undang terhadap UUD
1945, memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Ayat 2, Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden danatau Wakil Presiden menurut UUD.
56
Wewenang menguji udang-undang terhadap UUD dengan pengujian formal dan pengujian secara materiil. Pengujian formal adalah wewenang untuk menilai
apakah produk hukum legislatif dibuat sesuai dengan prosedur atau tidak dan apakah suatu kekuasaan berhak mengeluarkan sesuatu peraturan. Hak uji materiil
adalah wewenang untuk menyelidiki dan menilai apakah suatu peraturan
55
Fatkurrohman, Memahami Keberadaan Mahkamah Konstitusi di Indonesia, PT Citra Aditya,
2004, Bandung, hlm. 25
56
Lihat UUD pasal 24C dan UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konsitusi, pasal 1 dan
10
commit to user
30
perundang-undangan bertentangan atau tidak dengan peraturan yang lebih tinggi.
57
Adanya kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memutus sengketa kewenangan lembaga Negara adalah untuk menyelesikan perselisihan atas
kewenangan lembaga Negara yang diberikan UUD 1945. Mahkamah Konstitusi dalam memutus sengketa kewenangan lembaga Negara dalam perimbangan
kekuasaan lembaga Negara merupakan fungsi kontrol badan peradilan terhadap penyelenggaraan kekuasaan oleh lembaga Negara dengan menempatkan
kekuasaan menjadi kewenangan lembaga Negara sesuai dengan proporsi atau ruang lingkup kekuasaan yang diatur dalam UUD 1945.
Dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memutuskan pembubaran partai politik menjadi syarat mutlak bagi pemerintah untuk melaksanakan
pembubaran partai politik. Karena tanpa ada dasar hukum berupa putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara pembubaran partai politik, pemerintah tidak
berhak membubarkan partai politik. Sehingga Mahkamah Konstitusi disini sebagai lembaga yang sangat menentukan eksistensi keabsahan partai politik dan
pelindung dari pembubaran partai politik dari penguasa pemerintahan. Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memutus perselisihan hasil
perhitungan suara pemilihan umum diatur dalam UUD 1945 dan UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Terkait dengan penyelesian perselisihan hasil
perhitungan suara pemilihan kepala daerah yang diatur dalam undang-undang pemerintahan daerah, UU No.32 Tahun 2004 yang diperbaruhi denganUU No.12
Tahun 2008. Karena dalam Negara yang baru menginjak alam demokrasi banyak terjadi pelanggaran atau perselisihan hasil pemilu.
Dalam Negara hukum seperti Indonesia ini, maka segala penyelenggaraan pemerintahan harus berdasarkan atas hukum. Sebagai lembaga peradilan yang
menjunjung tinggi hukum dan menegakkan kedilan Mahkamah Konstitusi wajib memberikan Putusan tentang pendapat DPR yang selanjutnya diteruskan dalam
57
Jamal Wiwoho, op.cit, hlm. 230
commit to user
31
sidang paripurna MPR untuk meminta pertanggungjawaban Presidenwakil Presiden dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan Presidenwakil
Presiden melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam UUD 1945, maka putusan Mahkamah Konstitusi menjadi dasar hukum untuk menyatakan
Presidenwakil Presiden dapat diberhentikan dari jabatannya.
3. Wewenang Mahkamah Konstitusi dalam penyelesaian hasil pemilu