commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini disampaikan mengenai landasan teori atau hasil studi kepustakaan, yang merupakan bahan-bahan untuk
menganalisa data yang menjadi rumusan masalah.
A. Tinjauan Tentang Hukum dan Teori Hukum Murni
1. Pengertian dan fungsi hukum
Memahami pengertian tentang hukum yang sangat banyak dikemukakan oleh para ahli hukum tidaklah mudah. Pengertian hukum yang beraneka macam
tergantung darimana memandangnya. Menurut Plato hukum adalah pikiran yang masuk akal reason thought, logismos yang dirumuskan dalam keputusan
Negara. Hukum juga diartikan serangkaian kaidah, peraturan-peraturan, tata aturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur hubungan antar
masyarakat. C.S.T Kansil berpendapat bahwa hukum adalah semua peraturan-peraturan
hukum yang diadakan atau diatur oleh Negara atau bagian-bagiannya dan berlaku pada waktu itu seluruh masyarakat dalam Negara itu. Semua peraturan yang
berlaku bagi suatu masyarakat pada suatu waktu dalam suatu tempat tertentu.
14
Hukum pada umumnya diartikan sebagai keseluruhan peraturan atau kaedah dalam kehidupan bersama, keseluruhan tentang tingkah laku yang berlaku dalam
suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan berlakunya dengan suatu sanksi.
15
Hukum menurut S.M. Amin, dalam Kansil adalah kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi.
16
Menurut J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, hukum adalah peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
14
C.S.T Kansil, Pengantar Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hlm. 11
15
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberti, Yogyakarta, 1986, hlm.
37
16
C.S.T Kansil, Pengantar Hukum Indonesia dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1989, hlm. 38
commit to user
9
lingkungan masyarakat yang dibuat oleh bada resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan ini berakibat diambilnya tindakan, yaitu hukuman tertentu.
Hukum dapat bersumber dari undang-undang, kebiasaan, keputusan hakim, traktat, dan doktrin. Menurut Buys, hukum adalah ketentuan-ketentuan umum
tentang peraturan perundang-undangan untuk Indonesia, Algemen Bepolingen Van Wetgeving Voor Indonesia atau A.B. Menurutnya hukum merupakan undang-
undang dalam arti formal, yaitu keputusan pemerintah yang karena cara pembuatannya oleh Presiden dan legeslatif yang mengikat bagi seluruh
masyarakat, atau materiilnya. Sehingga hukum dimaknai suatu undang-undang tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah bagi seluruh masyarakat.
Hukum ditinjau dari ilmu politik, menurut Mahfud MD, hukum adalah suatu sarana dari elit penguasa yang memegang kekuasaan dan digunakan sebagai
alat untuk mempertahankan kekusaannya atau untuk mengembangkannya.
17
Menurut Lon Fuller, hukum diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan perilaku manusuia dibawah perintah dari peraturan-peraturan. Lon Fuller
beranggapan bahwa segala tindakan manusia diatur oleh hukum, sehingga apa saja tindakan yang dilakukan manusia yang diatur undang-undang menjadi sah
menurut hukum. Disini menunjukkan hukum merupakan peraturan tertulis yang sah untuk mengatur segala tindakan manusia.
Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur hukum yang terkandung dalam hukum adalah:
1 Peraturan-peraturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang
2 Tujuannya mengatur dan menjaga tata tertib kehidupan masyarakat
3 Mempunyai cirikhas memerintah dan melarang
4 Bersifat memaksa agar ditaati
5 Adanya sanksi bagi yang melanggarnya.
18
Menurut Esmi Warasih,
19
untuk mengenal hukum dalam suatu sistem, maka harus dicermati apakah ia memenuhi delapan asas hukum principles of legality, yaitu:
17
Mahfud MD, Pergaulan Politik dan Hukum di Indonesia, Gama Media, Yogyakarta, 1999, hlm.
4
18
Muchsin dan Fadillah Putra, Hukum Kebijakan Publik, Universitas Sunan Giri Perss, Surabaya,
2002
commit to user
10
1 Sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan, artinya hukum
tidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersifat ad hoc.
2 Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan
3 Peraturan tidak boleh berlaku surut
4 Peraturan-peraturan disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti
5 Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang
bertentangan satu sama lain 6
Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan
7 Peraturan tidak boleh sering berubah-ubah
8 Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan
pelaksanaanya di lapangan. Berdasarkan asas hukum yang dikemukakan oleh Esmi Warasih, bahwa Suatu
sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan yang tidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersifat adhoc, yang mana hal itu
tidak terdapat dalam putusan Mahkamah Konstitusi tentang pemilihan kepala daerah ulang Jawa Timur. Peraturan yang mengatur tentang kewenangan
Mahkamah Konstitusi tertinggalkan dan cenderung untuk menunjukkan domein hakim untuk memutus perkara tersebut, sehingga keputusan yang bersifat adhoc
sangat kuat. Seperti kritik terhadap hukum yang disampaikan oleh Kennedy dan Klare yang memberikan kritik terhadap hukum yang tidak pas dengan hukum itu
sendiri dan memberikan khazanah literature hukum yang luas dan kaya bagi perkembangan hukum.
20
Dalam penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepala daerah di Jawa Timur tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang
bertentangan satu sama lain, maka putusan Mahkamah Konstitusi NO.41PHPU.D-VI2008 dimungkinkan tidak memenuhi asas hukum, karena
putusan Mahkamah Konstitusi tersebut dapat bertentangan dengan UUD 1945, UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, UU No.32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah, dan UU No.12 Tahun 2008 perubahan atas UU No.32 Tahun 2004. Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut tidak sesuai dengan
sistem hukum yang menyebutkan bahwa peraturan-peraturan tidak boleh
19
Esmi Warasih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, PT Suryandaru Utama, Semarang,
2005, hlm. 31
20
Kennedy dan Klare, “A Bibliograpy of Critical Legal Studies,” Yale Law Journal, 1984: 461
commit to user
11
mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan, karena wewenang Mahkamah Konstitusi sudah jelas disebutkan dalam peraturan perundang-
undangan, yaitu untuk memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Sehingga apa yang sudah tertuliskan dalam peraturan perundang-undangan
menjadi pedoman hukum bagi Mahkamah Konstitusi, agar praktek hukum dilapangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Dan semua
sistem hukum tersebut menunjukkan kata peraturan yang berarti hukum positif yang telah tersusun dalam suatu undang-undang tertentu.
Fungsi hukum menurut Sjachran Basah dalam Muchsin
21
adalah: 1
Direktif, adalah prañata dalam membangun untuk masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan bernegara
2 Integratif, hukum sebagai Pembina kesatuan bangsa
3 Stabilitatif, sebagai pemeliharaan dan penjaga keselarasan, keserasian, dan
kesinambungandalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat 4
Perfektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan administrasi Negara, maupun sikap tindak warga dalam kehidupan bernegara dan
masyarakat 5
Korektif, baik terhadap warga Negara maupun administrasi Negara dalam mendapatkan keadilan
Fungsi hukum perfektif yang dikemukakan oleh Sjachran Basah dalam Muchsin terkit dengan topik penelitian tentang pemilihan kepala daerah ulang di Jawa
Timur menggambarkan kekurangsempurnaan tindakan Mahkamah Konstitusi dalam memutus perselisihan hasil pemilihan umum di Jawa Timur, karena
tindakan berupa memutus pemilihan kepala daerah ulang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga tindakan tersebut tidak mendapatkan
perfektif hukum yang ada, dan dimungkinkan telah mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang ada. Tindakan perfektif merupkan tindakan yang
dilakukan berdaarkan hukum positif yang berlaku. Menurut Soetandyo Wignyosoebroto, hukum berfungsi untuk:
1 Memerintah, yaitu hukum termasuk mengendalikan perilaku kedalam
keinginan langsung melalui sanksi positif dan negatif 2
Distribusi, yaitu hukum membantu dalam distribusi dalam rangka membatasi gap di masyarakat.
21
Muchsin, Ikhtisar Ilmu Hukum, IBLAM, Jakarta, 2006, hlm. 12
commit to user
12
3 Melindungi harapan, yaitu hukum mengungkapkan prediksi antara
sejumlah subjek melelui apa yang diharapkan 4
Konflik yang berkepanjangan, hukum membantu memisahkan beberapa subjek yang sedang berkonflik
5 Nilai-nilai yang diwujudkan dalam gagasan, yaitu berfungsi mengutarakan
beberapa gagasan dalam suatu masyarakat. Fungsi hukum untuk memerintah dengan mengendalikan perilaku yang disertai
sanksi, menunjukkan hukum adalah peraturan yang harus ditaati dan yang melanggar akan dikenai sanksi. Mahkamah Konstitusi belum menerapkan fungsi
hukum memerintah, karena peraturan perundang-undangan yang memberikan perintah berupa wewenang Mahkamah Konstitusi untuk menyelesaikan
perselisihan pemilihan kepala daerah di Jawa Timur dikesampingkan. Mahkamah Konstitusi dalam sengketa perselisihan hasil pemilihan kepala daerah di Jawa
Timur dapat juga menerapkan fungsi hukum untuk membantu memisahkan beberapa subjek yang sedang berkonflik, yaitu khofifah dengan Soekarwo. Dalam
menyelesaikan konflik hukum harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepala
daerah. Menurut Utrecht dalam bukunya yang berjudul “Pengantar dalam Hukum
Indonesia”, fungsi hukum adalah untuk menjamin kepastian hukum rechtszekerheid dalam kehidupan masyarakat.
22
Putusan Mahkamah Konstitusi terkait pemilihan kepala daerah ulang di Jawa Timur yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan berarti kepastian hukum yang masih kurang, karena kepastian hukum hanya didapat dari peraturan perundang-undangan.
Secara umum hukum berfungsi untuk mewujudkan ketertiban, keadilan, dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang ada sesuai dengan normatif hukum Negara Indonesia yang menganut civil law system. Secara umum hukum berfungsi untuk mewujudkan
ketertiban, keadilan, dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat yang berdasarkan atas hukum yang berlaku.
22
Utrecht dalam M. Sidik, Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jetiar Baru, Jakarta, 1983, hlm.
13
commit to user
13
2. Teori hukum murni Hans Kelsen