6. Pendidikan pekoperasian
7. Kerja sama antar koperasi
Dari  kedua  prinsip  koperasi  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  essensi  dasar kerja  koperasi  sebagai  badan  usaha  tidaklah  berbeda  secara  nyata.  Koperasi
memerlukan  aturan  main  atau  ketentuan  sebagai  pedoman  kerja  dalam melaksanakan  kegiatan  usaha  yang  dimiliki  oleh  koperasi.  Sesuai  dengan
peraturan  yang  berlaku  keanggotaan  koperasi  tidak  boleh  dipaksakan  oleh siapapun dan terbuka bagi  siapapun yang memenuhi syarat
– syarat keanggotaan atas  dasar  persamaan  kepentingan  ekonomi.  Prinsip  sebuah  koperasi  dapat
menjadikan suatu ciri khas bagi koperasi itu sendiri.
2.1.4 Penggolongan Koperasi
Secara umum penggolongan koperasi  di  Indonesia diatur oleh Undang- Undang , namun pada kenyataannya yang terjadi cukup beragam. Jenis koperasi
lebih  didasarkan  pada  kebutuhan  dan  efisiensi  dalam  ekonomi.  Perkembangan koperasi  mula-mula  hanya  terbatas  pada  tiga  bidang  usaha,  yaitu  Koperasi
Konsumsi  ,  Koperasi  Kredit  ,  dan  Koperasi  Produksi,  namun  lama  kelamaan bertambah luas sesuai dengan keperluan masyarakat.
Menurut  Undang –  Undang  Nomor  25  Tahun  1992  pasal  15,  koperasi
dapat berbentuk Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder. Koperasi primer adalah koperasi  yang  didirikan  oleh  dan  beranggotakan  orang  seorang  sedangkan
Koperasi  sekunder  merupakan  koperasi  yang  didirikan  oleh  dan  beranggotakan koperasi.
Bentuk dan jenis kegiatan ekonomi ini beraneka ragam, sesuai menurut kemampuan  usaha  dari  koperasi  itu  masing-masing  dan  langsung  berkaitan
dengan kebutuhan yang dirasakan bersama para anggota. Jenis  dan  bentuk  usaha  sudah  ditetapkan  sebelumnya  dalam  anggaran
dasar koperasi. Jadi sebelum berusaha para anggota dan pengurus koperasi telah sepakat kebutuhan  kepentingan apakah dari para anggota yang paling mungkin
dilaksanakan melalui usaha koperasi dengan mengingat kemampuan modal yang ada,  keahlian  untuk  mengelola  usaha,  kemampuan  manajemen  dan  kemampuan
lainnya yang dapat menjamin kelangsungan usaha koperasi. Jenis koperasi dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Koperasi Konsumsi
Koperasi  konsumsi  adalah  koperasi    yang  menyediakan  barang konsumsi  atau  barang  yang  diperlukan  setiap  hari,  misalnya  barang
pangan,  barang-  barang  sandang,  dan  keperluan  sehari-hari.  Tujuan koperasi  konsumsi  ialah  agar  anggota-anggotanya  dapat  membeli
barang-barang  konsumsi  dengan  kualitas  yang  baik  dan  harga  yang layak.
2.
Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan kepada
anggota-anggotanya  memperoleh  pinjaman  dengan  mudah  dan  dengan ongkos bunga yang ringan
3.
Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan
ekonomi  pembuatan  dan  penjualan  barang-barang  baik  yang  dilakukan oleh Koperasi      sebagai      organisasi      maupun     orang-orang     anggota
koperasi.  Anggota  koperasi  produksi  terdiri  dari  orang-orang  yang mampu menghasilkan barang dan jasa.
4.
Koperasi Jasa Koperasi  jasa  merupakan  koperasi  yang  berusaha  di  bidang  penyediaan
jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Jenis koperasi jasa dapat dijumpai antara lain pada pemberi jasa di air atau di darat.
5.
Koperasi Serba Usaha Koperasi    serba    usaha    juga    disebut    Koperasi    Unit    Desa    KUD,
dalam  rangka  meningkatkan  produksi  dan  kehidupan  rakyat  di  daerah pedesaan,  pemerintah  menganjurkan  pembentukan  Koperasi  Unit  Desa
KUD. Satu unit desa terdiri dari beberapa desa dalam satu kecematan yang  merupakan  satu  kesatuan  potensi  ekonomi.  Untuk  satu  wilayah
potensi  ekonomi  dianjurkan  membentuk  satu  Koperasi  Unit  Desa. Anoraga  dan  Widiyanti,. 2003: 19-27
2.2 Keberhasilan Usaha Koperasi