33 Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap
ilmiah dapat dipupuk, didukung, dan dikembangkan, sehingga siswa dapat menguasai sikap ilmiah. Pembelajaran IPA harus mampu mengakomodasi
aktivitas langsung kegiatan belajar untuk mengkaji fenomena-fenomena alam di lingkungan siswa karena sikap berkembang dari interaksi antarindividu dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, pembelajaran IPA menjadi wahana yang cocok dalam pembentukan dan pengembangan sikap ilmiah.
4. Pengukuran Sikap Ilmiah
Peneliti melakukan sintesis terhadap dimensi dan indikator sikap ilmiah menurut Bundu 2006 dengan hasil sintesis dari dimensi-dimensi sikap ilmiah
dari para ahli pada sub-subbab sebelumnya. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil sintesis peneliti terkait pengelompokkandimensi sikap ilmiah
beserta indikatornya.
34 Tabel 2. Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah
No Dimensi
Indikator
1. Sikap ingin tahu
Perhatian pada objek yang diamati. Antusias pada proses sains.
Memperhatikan penjelasan guru.
2. Sikap respek terhadap
datafakta Mengambil keputusan sesuai fakta.
Tidak mencampur fakta dengan pendapat. Objektifjujur.
3. Sikap berpikir kritis
Menanyakan setiap perubahanhal baru. Tidak mengabaikan data meskipun kecil.
Meragukan temuan teman Meragukan anggapanmiskonsepsi umum
4. Sikap penemuan dan
kreativitas Menggunakan
fakta-fakta untuk
dasar kesimpulan.
Menunjukkan laporan berbeda dengan teman kelas.
Menguraikan kesimpulan baru hasil pengamatan.
5. Sikap berpikiran
terbuka Menghargai pendapat temanorang lain.
Menerima bimbingan guru. 6.
Sikap kerja sama Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Interaksi dengan anggota kelompok
7. Sikap tekun
Konsistensi melakukan kegiatan inkuiri. Memeriksa
langkah-langkah yang
telah dilaksanakan.
Mengikuti petunjuk kerja sesuai arahan guru. Memeriksa kelengkapan hasil kerja.
8. Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar Perhatian terhadap peristiwa sekitar.
Partisipasi terhadap kegiatan sosial.
Seluruh dimensi sikap ilmiah diukur dalam penelitian ini. Bundu 2006: 142 – 149 mengemukakan bahwa sikap ilmiah dapat diukur dengan bentuk penilaian
nontes meliputi, pengamatan atau observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Berikut ini adalah penjelasan terkait metode-metode pengukuran
sikap ilmiah tersebut. a. Pengamatan observasi
Pengamatan adalah cara mengumpulkan data dengan mengadakan pencatatan terhadap objek atau subjek yang menjadi sasaran pengamatan.
35 Pengamatan dapat dilaksanakan secara partisipatif maupun nonpartisipatif.
Keuntungan penilaian dengan pengamatan adalah data diperoleh secara langsung sehingga lebih objektif menggambarkan keadaan yang sesunggunya dari objek
atau subjek yang diamati. Pengolahan hasil juga lebih akurat karena hanya terfokus pada sikap khusus masing-masing siswa. Kelemahan pengamatan adalah
cenderung agak sulit dilaksanakan untuk jumlah siswa yang banyak karena memerlukan waktu yang lama dan sikapperilaku yang diamati mungkin dapat
berubah dari waktu ke waktu. b. Wawancara interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan datainformasi yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan. Terdapat dua jenis wawancara yaitu, wawancara
terpimpin dan wawancara tidak terpimpin. Kelebihan yang dimiliki karena gurupenilai atau pewawancara dapat berhubungan langsung dengan siswapeserta
didik sehingga dapat diperoleh hasil yang lengkap dan mendalam. Kelemahan dari wawancara adalah sukar dan membutuhkan waktu yang lama untuk dilaksanakan
pada penelitian yang memiliki banyak subjek. c. Menyebarkan angket kuesioner
Angket hampir sama dengan wawanara terstruktur, hanya saja angket tidak perlu saling berhadapan face to face antara penilai guru dengan yang dinilai
siswa. Meskipun tanpa berhadapan langsung, penggunaan angket lebih praktis, menghemat tenaga, dan waktu. Hanya saja angket perlu disusun sebaik mungkin
agar dapat menjaring semua informasidata yang diperlukan karena pertanyaan dan jawaban tidak dapat diulangi.
36 d. Dokumentasi
Secara khusus penilaian sikap ilmiah mungkin agak sulit dengan teknik dokumentasi tetapi rekaman peristiwa tentang sikap tertentu yang dimiliki siswa
sering sangat diperlukan pada saat tertentu. Data tersebut dapat direkam pada saat siswa mulai masuk sekolah dan ditambah serta diperbarui pada setiap ada
perubahan data siswa. Pengukuran sikap ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah angket
dan observasi. Pengukuran sikap ilmiah melalui observasi memanfaatkan jasa observer, sehingga data yang diperoleh tidak terpengaruh subjektivitas peneliti.
Selain itu, pengukuran sikap ilmiah juga dilakukan melalui angket yang diisi oleh siswa. Metode wawancara tidak digunakan karena tidak memungkinkan untuk
mengadakan wawancara secara individual terhadap subjek penelitian sebanyak 34 siswa kelas V SDN Triwidadi Tahun Ajaran 20162017.
D. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Guided Discovery
1. Hakikat Model Pembelajaran Guided Discovery