Hakikat Model Pembelajaran Guided Discovery

36 d. Dokumentasi Secara khusus penilaian sikap ilmiah mungkin agak sulit dengan teknik dokumentasi tetapi rekaman peristiwa tentang sikap tertentu yang dimiliki siswa sering sangat diperlukan pada saat tertentu. Data tersebut dapat direkam pada saat siswa mulai masuk sekolah dan ditambah serta diperbarui pada setiap ada perubahan data siswa. Pengukuran sikap ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Pengukuran sikap ilmiah melalui observasi memanfaatkan jasa observer, sehingga data yang diperoleh tidak terpengaruh subjektivitas peneliti. Selain itu, pengukuran sikap ilmiah juga dilakukan melalui angket yang diisi oleh siswa. Metode wawancara tidak digunakan karena tidak memungkinkan untuk mengadakan wawancara secara individual terhadap subjek penelitian sebanyak 34 siswa kelas V SDN Triwidadi Tahun Ajaran 20162017.

D. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Guided Discovery

1. Hakikat Model Pembelajaran Guided Discovery

Model pembelajaran guided discovery atau penemuan terbimbing adalah variasi dari model pembelajaran penemuan guided learning di mana aspek yang membedakan guided discovery dengan pembelajaran penemuan adalah keberadaan guidance bimbingan. Wilcox Hosnan, 2014: 281 mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip- prinsip, serta guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan 37 percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Model pembelajaran guided discovery cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD. Carin Sund 1989: 93 mengungkapkan bahwa, What you can do with your students, though, is to combine some of these free discovery or inquiry processes with exposition teaching methods. This will result in a learning model called guided discovery, which is very appropiate for elementary school children. Model pembelajaran guided discovery bertolak pada kegiatan penemuan dengan dipandu oleh guru guided discovery agar siswa dapat bekerja lebih terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan Suprihatiningrum, 2014: 245. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Eggen, Jacobson Kauchak 2009: 209 bahwa selama penerapan model pembelajaran guided discovery, guru masih memberikan susunan structure dan bimbingan guidance untuk memastikan bahwa abstraksi yang sedang dipelajari sudah akurat dan lengkap. Dengan demikian, ciri khas dari model pembelajaran guided discovery adalah adanya bimbingan dari guru selama aktivitas penemuan dalam kegiatan pembelajaran. Eggen Kauchak 2012: 177 memaparkan bahwa penerapan model pembelajaran guided discovery membutuhkan peran guru dalam memberikan contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Pendapat senada juga diungkapkan Brosnahan 2001: 3 bahwa “guided discovery is a teaching model where the teacher guides students through open ended activities in order to encourage them to discover concepts for themselves ”. Penemuan terbimbing adalah model pembelajaran di mana guru membimbing 38 siswa melalui aktivitas terbuka guna mendorong siswa untuk menemukan konsep- konsep untuk diri mereka sendiri. Bimbingan guru dapat diwujudkan melalui berbagai cara. Westwood 2008: 29 mengemukakan bahwa “during the activities, the teacher may make suggestions, raise questions, or provide hints ”. Bimbingan guru yang diberikan dapat berwujud anjuran-anjuran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan memberikan petunjuk. Westwood 2008: 29 mengemukakan lebih lanjut bahwa, “This form of „scaffolding‟ keeps students on track and ensures that understanding, rather than confusion, is achieved ”. Bimbingan yang diberikan guru dalam model guided discovery bertujuan untuk membantu dan menjamin para siswa tidak mengalami kesulitan di tengah pembelajaran. Pendapat ini didukung oleh Sholeh 2014: 229 bahwa guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Dalam kaitannya dengan bimbingan guru pada penerapan model pembelajaran guided discovery, Westwood 2008: 29 mengemukakan pendapat berikut ini. The teacher usually explains the lesson objectives to the students, provides initial input or explanation to help students begin the task efficiently, and may offer suggestions for a step-by step procedure to find out the target information or to solve the problem. Guru dalam menerapkan model pembelajaran guided discovery umumnya menjelaskan tujuan pembelajaran kepada para siswa di kegiatan awal, memberikan masukan atau penjelasan awal untuk membantu para siswa memulai pekerjaan secara efisien, dan dapat menawarkan anjuran-anjuran dalam bentuk 39 langkah-langkah prosedur untuk menemukan informasi yang diharapkan atau menyelesaikan permasalahan. Pendapat ini sejalan dengan Abell, Appleton Hanuscin 2010: 122 bahwa, “a common expectation in guided discovery is that the activity will provide the students with „the answer‟ to the problem they are investigating ”. Aktivitas penyelidikan menjadi upaya siswa untuk menemukan jawaban atas fenomena yang dikaji. Penerapan model pembelajaran guided discovery memiliki implikasi positif terhadap sikap ilmiah. Smith 2012: 290 mengungkapka n bahwa “… the students exposed to Guided Discovery Learning improved their scientific attitudes when compared to the conventional classrooms ”. Model pembelajaran guided discovery terbukti mampu meningkatkan sikap ilmiah siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang umumnya masih diterapkan di SD. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model guided discovery adalah model pembelajaran yang menerapkan asas di mana siswa menemukan konsep-konsep atau hubungan-hubungan secara mandiri tetapi guru tetap memberikan bimbingan yang dapat berupa anjuran, pertanyaan, dan atau petunjuk. Bimbingan guru diperlukan agar siswa tidak mengalami kesulitan dan atau kebingungan di tengah pembelajaran.

2. Landasan Pemikiran Model Pembelajaran Guided Discovery

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 101765 BANDAR SETIA T.A 2016/2017.

0 3 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 101775 SAMPALI TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 3 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 091473 PLUS TIGABALATA.

0 2 27

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM

1 2 46

PENGARUH PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN JUMO.

0 0 249

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI SALAMAN 1.

0 3 221

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMPN 3 PALANGKA RAYA IMPLEMENTATION GUIDED DISCOVERY MODEL AND GUIDED INQUIRY MODEL TOWARD COGNITIVE

1 1 12

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DI SDN 3 KERTAYASA - repository perpustakaan

0 0 16