66
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Triwidadi yang terletak di Dusun Triwidadi, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. SDN Triwidadi dipilih karena dalam observasi dan wawancara pendahuluan yang sudah dilaksanakan peneliti, belum diketahui efek
penerapan model pembelajaran guided discovery terhadap sikap ilmiah siswa. Selain itu, kondisi populasi bersifat acak, sehingga secara statistik memenuhi
syarat untuk tempat penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 hingga Maret 2017, yaitu dimulai dengan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan
data, dan penyusunan laporan.
D. Populasi Penelitian
Sugiyono 2012: 61 mengemukakan bahwa wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto 2006: 108 bahwa populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi bukan sekedar jumlah objeksubjek yang hendak dikaji, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimilliki oleh
objeksubjek tersebut.
67 Populasi dalam penelitian ini adalah 34 siswa kelas V SDN Triwidadi tahun
ajaran 20162017, yang terbagi menjadi kelas V A dan V B. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan secara rinci jumlah siswa kelas V A dan V B.
Tabel 5. Populasi Siswa Kelas V SDN Triwidadi Tahun Ajaran 20162017 No
Kelas Jumlah Siswa Populasi
1. V A
17 2.
V B 17
Jumlah 34
Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 112, jika suatu penelitian yang subjeknya kurang dari 100, maka diambil semua subjeknya. Jadi, penelitian ini
mengikutsertakan seluruh subjek, yaitu 34 siswa kelas V SDN Triwidadi untuk menghimpun data penelitian tentang sikap ilmiah.
Dalam penelitian ini, teknik pemilihan penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara undian, dengan menggunakan dua gulungan
kertas yang di dalamnya berisi tulisan kelas V A dan V B. Gulungan kertas pertama yang diambil berlaku sebagai kelompok kontrol sedangkan gulungan
kertas kedua yang diambil berlaku sebagai kelompok eksperimen. Berdasarkan undian didapatkan bahwa kelompok kontrol adalah kelas V A sedangkan kelas
kelompok eksperimen adalah kelas V B.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Sikap Ilmiah Siswa SD Sikap ilmiah merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa
dalam berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah dalam pembelajaran IPA. Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang harus ditunjukkan oleh individu sebagai
68 ilmuwan dalam mencapai atau mengembangkan pengetahuan ilmiah dengan
senantiasa berlandaskan pada sikap ingin tahu, sikap berpikir kritis, sikap kerja sama, sikap tekun, sikap kreatif dan penemuan, sikap respek terhadap data, sikap
berpikiran terbuka, dan sikap sensitif terhadap lingkungan. 2. Model Pembelajaran Guided Discovery
Model pembelajaran guided discovery adalah model pembelajaran yang menerapkan asas di mana siswa menemukan konsep-konsep atau hubungan-
hubungan secara mandiri tetapi bimbingan guru masih diberikan agar siswa tidak kebingungan mengikuti alur pembelajaran. Bimbingan guru yang diberikan dapat
berwujud anjuran-anjuran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan memberikan petunjuk. Sintaks model pembelajaran guided discovery yang diterapkan dalam
pembelajaran IPA pada penelitian ini terdiri dari tahap eksplorasi exploration,
tahap invensi konsepsi conception invention, dan tahap penemuan discovery.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah
penelitian, sedangkan instrumen dalam penelitian kuantitatif adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data Sugiyono, 2015: 133. Berikut ini
dijelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini beserta instrumen yang digunakan.
69 1. Angket
Angket dalam penelitian ini diisi oleh siswa dan digunakan untuk mengukur sikap ilmiah dari sudut pandang siswa, sehingga bersifat intrinsik. Angket
diberikan pada setiap kegiatan akhir pada pembelajaran IPA kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Instrumen dari teknik pengumpulan data melalui angket adalah lembar angket. Siswa secara mandiri membandingkan performanya dengan kriteria-
kriteria berupa skala Likert dalam bentuk rentang frekuensi, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Lembar angket disusun berdasarkan kisi-kisi
yang sudah disusun oleh peneliti. Lembar angket diberikan pada setiap pertemuan sesuai dengan aspek-aspek dalam sikap ilmiah yang telah disusun peneliti. Butir-
butir lembar angket terdiri dari butir positif dan butir negatif. Sebelum lembar angket disusun, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi lembar angket sesuai
sintesis peneliti dalam Bab II. Adapun kisi-kisi lembar angket yang telah disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 6.
70 Tabel 6. Kisi-Kisi Lembar Angket Sikap Ilmiah Sebelum Uji Coba
No Dimensi
Indikator Nomor
Butir Jenis Butir
Jumlah +
-
1. Sikap ingin tahu
Perhatian pada objek yang diamati.
18 -
1
Antusias pada proses sains. 22
-
1 Memperhatikan penjelasan guru.
17 -
1
2. Sikap respek
terhadap datafakta
Mengambil keputusan sesuai fakta.
19
- 1
Tidak mencampur fakta dengan pendapat.
2 -
1
Objektifjujur. 10
-
1
5. Sikap berpikir
kritis Memecahkan permasalahan baru
dengan pemahaman yang sudah didapat.
11
- 1
Tidak mengabaikan
data meskipun kecil.
8,16,21
- 3
Meragukan temuan teman. 20
-
1 Meragukan
anggapanmiskonsepsi umum. 9
-
1
6. Sikap penemuan
dan kreativitas Menggunakan fakta-fakta untuk
dasar mengerjakan lembar kerja. 1
-
1 Menunjukkan laporan berbeda
dengan teman kelas. 12
-
1 Menguraikan kesimpulan baru
hasil pengamatan. 13
-
1 7.
Sikap berpikiran terbuka
Menghargai pendapat
temanorang lain. 3
-
1 Menerima bimbingan guru.
14 -
1
8. Sikap kerja sama
Berpartisipasi aktif
dalam kelompok.
7 -
1
Interaksi dengan
anggota kelompok
4
- 1
9. Sikap tekun
Konsistensi melakukan kegiatan inkuiri.
23
- 1
Memeriksa langkah-langkah
yang telah dilaksanakan. 15
-
1 Mengikuti petunjuk kerja sesuai
arahan guru 6
-
1 Memeriksa kelengkapan isian
dalam lembar kerja. 24
-
1 10.
Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar.
5
- 1
Partisipasi terhadap kegiatan sosial.
25 -
1
Jumlah 13
12 25
71 Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa terdapat butir lembar angket
yang tidak valid, yaitu butir angket nomor 2, 9, 19, 20, dan 21. Butir lembar angket yang tidak valid kemudian dihapus, sehingga masih tersisa 20 butir angket.
Kisi-kisi instrumen angket setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Kisi-Kisi Lembar Angket Sikap Ilmiah Setelah Uji Coba
No Dimensi
Indikator Nomor
Butir Jenis Butir
Jumlah +
-
1. Sikap ingin
tahu Perhatian pada objek yang diamati.
16 -
1
Antusias pada proses sains. 17
-
1 Memperhatikan penjelasan guru.
15 -
1
2. Sikap respek
terhadap datafakta
Objektifjujur 8
-
1
3. Sikap
berpikir kritis
Memecahkan permasalahan baru dengan pemahaman yang sudah
didapat. 9
-
1 Tidak mengabaikan data meskipun
kecil. 7,14
-
2
4. Sikap
penemuan dan
kreativitas Menggunakan fakta-fakta untuk
dasar mengerjakan lembar kerja. 1
-
1 Menunjukkan
laporan berbeda
dengan teman kelas. 10
-
1 Menguraikan kesimpulan baru hasil
pengamatan. 11
-
1 5.
Sikap berpikiran
terbuka Menghargai pendapat temanorang
lain. 2
-
1 Menerima bimbingan guru.
12 -
1
6. Sikap kerja
sama Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok. 6
-
1 Interaksi dengan anggota kelompok
3
- 1
7. Sikap tekun
Konsistensi melakukan kegiatan inkuiri.
18
- 1
Memeriksa langkah-langkah yang telah dilaksanakan.
13 -
1
Mengikuti petunjuk kerja sesuai arahan guru
5 -
1
Memeriksa kelengkapan
isian dalam lembar kerja.
19 -
1
8. Sikap peka
terhadap lingkungan
sekitar Perhatian
terhadap peristiwa
sekitar. 4
-
1 Partisipasi terhadap kegiatan sosial.
20 -
1
Jumlah 10
10 20
72 2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa, aktivitas guru, dan aktivitas siswa dari sudut pandang observer, sehingga bersifat ekstrinsik.
Observasi dilakukan dalam setiap pertemuan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Observasi dalam penelitian ini memanfaatkan jasa
observer untuk mengamati sikap ilmiah kedua kelompok, baik sebelum atau sesudah diberi perlakuan. Peneliti memanfaatkan jasa observer agar hasil
pengukuran bebas dari subjektivitas peneliti. Jumlah observer dalam penelitian ini adalah 2 orang.
Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar dan pedoman observasi. Rentang skor yang diberikan pada setiap butir lembar
observasi adalah skor 1 – 4. Lembar observasi dilengkapi dengan pedoman
observasi berisi kriteria-kriteria yang dijadikan parameter pengukuran, sehingga dapat terhimpun data yang objektif dan terukur. Para observer melakukan
pengukuran sikap ilmiah dengan membandingkan performa siswa dalam sikap ilmiah dengan mengacu pada kriteria-kriteria yang sudah ada dalam pedoman
observasi. Sebelum lembar observasi disusun, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi lembar observasi sesuai sintesis sikap ilmiah. Adapun kisi-kisi instrumen
lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 8.
73 Tabel 8. Kisi-Kisi Awal Lembar Observasi Sikap Ilmiah
No Dimensi
Indikator No Item Jumlah
1. Sikap ingin
tahu Perhatian pada objek yang diamati.
1 1
Antusias pada proses sains. 2
1 Memperhatikan penjelasan guru.
3 1
2. Sikap respek
terhadap datafakta
Mengambil keputusan sesuai fakta. 4
1 Tidak
mencampur fakta
dengan pendapat.
5 1
Objektifjujur. 6
1
3. Sikap
berpikir kritis Memecahkan
permasalahan baru
dengan pemahaman
yang sudah
didapat. 7
1 Tidak mengabaikan data meskipun
kecil. 8,9,10
3 Meragukan temuan teman.
11 1
Meragukan anggapanmiskonsepsi
umum. 12
1
4. Sikap
penemuan dan
kreativitas Menggunakan fakta-fakta untuk dasar
mengerjakan lembar kerja. 13
1 Menunjukkan laporan berbeda dengan
teman kelas. 14
1 Menguraikan kesimpulan baru hasil
pengamatan. 15
1 5.
Sikap berpikiran
terbuka Menghargai
pendapat temanorang
lain. 16
1 Menerima bimbingan guru.
17 1
6. Sikap kerja
sama Berpartisipasi aktif dalam kelompok.
18 1
Interaksi dengan anggota kelompok 19
1
7. Sikap tekun
Konsistensi melakukan
kegiatan inkuiri.
20 1
Memeriksa langkah-langkah
yang telah dilaksanakan.
21 1
Mengikuti petunjuk
kerja sesuai
arahan guru 22
1 Memeriksa kelengkapan isian dalam
lembar kerja. 23
1
8. Sikap peka
terhadap lingkungan
sekitar Perhatian terhadap peristiwa sekitar.
24 1
Partisipasi terhadap kegiatan sosial. 25
1 Jumlah
25
74 Penyesuaian indikator lembar observasi dengan indikator angket yang gugur
menghasilkan kisi-kisi akhir lembar observasi sikap ilmiah dalam tabel 9. Tabel 9. Kisi-Kisi Akhir Lembar Observasi Sikap Ilmiah
No Dimensi
Indikator No Item Jumlah
1. Sikap ingin
tahu Perhatian pada objek yang diamati.
1 1
Antusias pada proses sains. 2
1 Memperhatikan penjelasan guru.
3 1
2. Sikap respek
terhadap datafakta
Objektifjujur. 4
1
3. Sikap
berpikir kritis Memecahkan
permasalahan baru
dengan pemahaman
yang sudah
didapat. 5
1 Tidak mengabaikan data meskipun
kecil. 6,7
3
4. Sikap
penemuan dan
kreativitas Menggunakan fakta-fakta untuk dasar
mengerjakan lembar kerja. 8
1 Menunjukkan laporan berbeda dengan
teman kelas. 9
1 Menguraikan kesimpulan baru hasil
pengamatan. 10
1 5.
Sikap berpikiran
terbuka Menghargai
pendapat temanorang
lain. 11
1 Menerima bimbingan guru.
12 1
6. Sikap kerja
sama Berpartisipasi aktif dalam kelompok.
13 1
Interaksi dengan anggota kelompok 14
1
7. Sikap tekun
Konsistensi melakukan
kegiatan inkuiri.
15 1
Memeriksa langkah-langkah
yang telah dilaksanakan.
16 1
Mengikuti petunjuk
kerja sesuai
arahan guru 17
1 Memeriksa kelengkapan isian dalam
lembar kerja. 18
1
8. Sikap peka
terhadap lingkungan
sekitar Perhatian terhadap peristiwa sekitar.
19 1
Partisipasi terhadap kegiatan sosial. 20
1 Jumlah
20
75 Berdasarkan uji coba instrumen angket didapat bahwa terdapat butir lembar
angket yang gugur. Dalam penelitian ini, butir-butir lembar observasi berasal dari kisi-kisi yang sama dengan lembar angket. Jika terdapat butir lembar angket yang
gugur, maka butir lembar observasi yang memiliki korespondensi indikator dengan butir lembar angket yang gugur harus dihapus karena indikator tersebut
tidak akan digunakan untuk menghimpun data melalui instrumen lembar angket. Penelitian ini juga mengukur aktivitas guru dan siswa menggunakan
observasi berupa checklist keterlaksanaan setiap poin kegiatan oleh guru dan siswa. Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa
secara berturut-turut dapat dilihat pada tabel 10 dan 11. Tabel 10. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Indikator 1.
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2.
Menjawab pertanyaan guruteman 3.
Melakukan kegiatan pengamatan bersama kelompoknya 4.
Melakukan diskusi membahas hasil pengamatan bersama kelompoknya 5.
Bekerja sama di dalam kelompok 6.
Menyatakan pendapatgagasan dalam diskusi kelompok 7.
Melengkapi data-data hasil pengamatan 8.
Menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan 9.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama guru 10. Mengerjakan soal latihan yang dibagikan guru
76 Tabel 11. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek
Indikator 1.
Kegiatan Awal 1 Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
2 Memeriksa kesiapan siswa 3 Menyampaikan apersepsi
4 Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
yang dicapai 2.
Kegiatan Inti a. Persiapan
1 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 2 Mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan
bersifat hands-on 3 Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa b. Pelaksanaan
1 Membimbing siswa dalam melakukan kegiatan bersifat hands-on
2 Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan bersifat hands-on
3 Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan bersifat hands-on
c. Pembahasan 1 Membimbing siswa untuk mendiskusikan fakta-
fakta yang terhimpun 2 Membahas fakta-fakta yang terhimpun bersama
siswa 3 Memandu siswa menyelesaikan soal pemecahan
masalah 4 Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal
kurang dimengerti oleh siswa 3.
Kegiatan Akhir 1 Menyusun kesimpulan dengan melibatkan siswa
2 Melaksanakan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari
3 Mengerjakan latihan soal 4 Memberikan tindak lanjut
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji coba instrumen dalam bentuk uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan sebelum penelitian. Suharsimi Arikunto 2010: 210 menyebutkan tujuan uji coba
instrumen, yaitu a untuk memahami tingkat keterpahaman instrumen, b untuk mengetahui teknik paling efektif, c untuk memperkirakan waktu yang
dibutuhkan oleh responden dalam mengisi tes, dan d untuk mengetahui apakah
77 butir-butir yang tertera dalam angket udah memadai dan cocok dengan keadaan di
lapangan. Oleh karena itu, peneliti wajib melaksanakan uji validitas dan reliabilitas instrumen.
1. Validitas Instrumen Instrumen yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya
adalah validitas instrumen. Ada dua macam validitas dengan cara pengujiannya, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal meliputi validitas
konstruk dan validitas isi. Sugiyono 2012: 350 mengemukakan bahwa untuk instrumen nontes untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruk.
Untuk menguji validitas konstruk, maka perlu meminta pendapat dari ahli expert judgement. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang disusun
peneliti. Pendapat yang mungkin diberikan ahli yaitu instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Tujuan dari pengujian
validitas internal adalah memperoleh kesesuaian antara bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.
Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen penelitian yang telah disetujui ahli. Pengujian validitas konstruk
dilaksanakan di SDN Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Setelah data uji coba instrumen terhadap subjek diperoleh, validitas seluruh
instrumen maupun setiap butir skala sikap dihitung menggunakan rumus korelasi produk momen.
Sugiyono 2015: 179 mengemukakan bahwa apabila harga korelasi produk momen kurang dari harga kritis r
kritis
sebesar 0,3, maka dapat disimpulkan
78 bahwa butir instrumen tidak valid. Penghitungan validitas butir-butir instrumen
menggunakan perangkat lunak Statistics Package for Social Sciences SPSS v23 for Windows. Uji validitas menguji kelayakan butir-butir dalam instrumen
penelitian. Butir-butir instrumen yang dinyatakan tidak valid dibuang agar siap digunakan untuk menghimpun data penelitian. Setelah diujicobakan kepada
subjek, yaitu 29 siswa kelas V SDN Trucuk tahun ajaran 20162017, melalui perhitungan dengan dibantu perangkat lunask SPSS diperoleh bahwa terdapat 5
butir angket yang tidak valid dari total 25 butir angket yang diujicobakan. Hasil uji validitas dapat dilihat dalam tabel 12.
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket
No Butir r
hitung
r
kritis
Keterangan
1 0,765
0,300 Valid
2 0,126
0,300 Tidak valid
3 0,534
0,300 Valid
4 0,619
0,300 Valid
5 0,634
0,300 Valid
6 0,507
0,300 Valid
7 0,593
0,300 Valid
8 0,478
0,300 Valid
9 0,293
0,300 Tidak valid
10 0,609
0,300 Valid
11 0,422
0,300 Valid
12 0,456
0,300 Valid
13 0,523
0,300 Valid
14 0,515
0,300 Valid
15 0,452
0,300 Valid
16 0,626
0,300 Valid
17 0,504
0,300 Valid
18 0,413
0,300 Valid
19 0,164
0,300 Tidak valid
20 -0,031
0,300 Tidak valid
21 0,102
0,300 Tidak valid
22 0,548
0,300 Valid
23 0,427
0,300 Valid
24 0,765
0,300 Valid
25 0,520
0,300 Valid
79 Berdasarkan tabel 12, dapat dilihat bahwa terdapat 5 butir angket yang tidak
valid, yaitu nomor 2, 9, 19, 20, dan 21. Kelima butir angket tersebut tidak valid karena memiliki r
hitung
yang kurang dari r
kritis
yaitu 0,3. Butir-butir angket yang tidak valid ini kemudian dihapus dari angket. Rincian tentang perhitungan
validitas dari perangkat lunak SPSS dapat dilihat dalam lampiran 13 pada halaman 225.
2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Suharsimi Arikunto, 2010: 221. Jadi, instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama pula jadi data yang dihasilkan dapat dipercaya.
Perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alfa Cronbach dibantu dengan perangkat lunak SPSS v23 for Windows. Koefisien alfa yang
diperoleh melalui perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai r dalam tabel interpretasi koefisien reliabilitas Suharsimi Arikunto, 2006: 276. Setelah
dilakukan perhitungan dengan perangkat lunak SPSS v23 for Windows, diperoleh koefisien alfa sebesar 0,882. Koefisien alfa ini kemudian diinterpretasikan dengan
pedoman harga r. Berikut ini adalah tabel 13 yang berisi interpretasi nilai r. Tabel 13. Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah tak berkorelasi
80 Berdasarkan tabel 13, koefisien alfa hasil perhitungan berada pada tingkat
interpretasi tinggi karena berada di kisaran 0,800 sampai dengan 1,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket dapat digunakan sebagai instrumen untuk
menghimpun data penelitian. Rincian tentang perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan software SPSS dapat dilihat dalam lampiran 14 pada halaman 227.
H. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan beda mean untuk menguji pengaruh model pembelajaran guided discovery terhadap sikap ilmiah
siswa. Uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas tidak perlu dilaksanakan karena subjeknya adalah populasi, bukan sampel.
1. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah beda rata-rata
karena subjek penelitian ini adalah populasi, sehingga tidak ada generalisasi hasil penelitian. Penelitian populasi dalam analisis korelasi, regresi, maupun komparasi
tidak memerlukan uji signifikansi karena tidak bermaksud untuk membuat generalisasi, sehingga analisis data untuk uji hipotesis dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif Riduwan, 2006: 3. Rumus statistik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah
rata-rata mean.
Mean rata-rata = �
�
81 Keterangan:
= jumlah nilai = jumlah data
Riduwan 2006: 102 Dalam penelitian ini, rata-rata skor hasil observasi dan angket sikap ilmiah
awal dan akhir kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dibandingkan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak. Dengan demikian,
pengkategorian perlu disusun guna memudahkan dalam membandingkan rata- ratanya.
Arikunto 2010: 192 mengemukakan bahwa jika ingin menyusun pengkategorian skor maka skor maksimal dibagi menjadi jumlah kategorinya dan
hasil tersebut adalah besar interval dalam kategori tersebut. Pedoman pengkategorian skor angket dan observasi sikap ilmiah siswa kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Pengkategorian Rata-Rata Perolehan Skor Hasil Angket dan Observasi
Sikap Ilmiah Siswa No
Rentang Skor Kategori
Predikat 1. 65 X
≤ 80 A
Sangat Baik 2.
50 X ≤ 65 B
Baik 3.
35 X ≤ 50 C
Cukup 4.
20 X ≤ 35
D Kurang
Keterangan: X adalah perolehan skor siswa. 2. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA sebagai data sekunder penelitian ini dianalisis menggunakan statistik
deskriptif. Indikator dengan jawaban “ya” mendapatkan skor 1, sedangkan jawaban “tidak” diberi skor 0. Skor setiap indikator kemudian dijumlahkan untuk
menentukan skor total. Setelah itu, persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan
82 aktivitas siswa dicari dengan membandingkan skor total dengan skor maksimal
yang dapat dicapat. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa.
83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Triwidadi yang terletak di Dusun Pajangan, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. SDN Triwidadi merupakan salah satu sekolah dasar berstatus negeri di lingkup Gugus II, UPT PPD Kecamatan Pajangan yang telah
berdiri sejak tahun 1948. Skor akreditasi terbaru SDN Triwidadi adalah A per 2016. Gedung SDN Triwidadi terdiri dari dua unit terpisah, yaitu unit barat dan
unit timur. Unit barat fokus untuk kegiatan belajar mengajar kelas I A, II A, III A, IV A, V A, dan VI A, sedangkan unit timur fokus untuk kegiatan belajar mengajar
kelas I B, II B, III B, III C, IV B, IV C, V B, dan VI B. Dalam hal kurikulum, SDN Triwidadi menerapkan dwikurikulum, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP dan Kurikulum 2013 K13. KTSP diterapkan di kelas II, III,
V, dan VI, sedangkan K13 diterapkan di kelas I dan IV.
SDN Triwidadi secara keseluruhan memiliki berbagai prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar, meliputi 15 ruang kelas, 2 ruang guru, 1 ruang kepala
sekolah, 1 aula, 2 ruang perpustakaan, 2 ruang UKS, 1 ruang teknologi informasi dan komunikasi TIK, 1 ruang komputer, 2 mushola, 1 ruang alat peraga, 2
gudang, dan 8 kamar kecil. Sumber daya manusia di SDN Triwidadi, meliputi 1 kepala sekolah, 20 guru, 1 karyawan pengelola administrasi sekolah, dan 1
penjaga sekolah.
84 Peneliti memilih SDN Triwidadi sebagai lokasi penelitian karena memenuhi
beberapa kriteria bahwa SDN Triwidadi memiliki kelas paralel mampu mengakomodasi penelitian eksperimen yang mensyaratkan adanya kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, lokasi dekat dengan domisili peneliti, dan
populasi kelas siswa kelas V A dan V B yang seimbang.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Triwidadi tahun ajaran 20162017, yaitu kelas V A dan V B yang masing-masing terdiri dari 17 siswa,
sehingga populasinya sebesar 34 siswa. Dalam penelitian ini, kelompok kontrol
adalah kelas V A, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelas V B.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
a. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol
Observasi terhadap aktivitas guru dan siswa kelompok kontrol dilaksanakan pada setiap pertemuan yang berjumlah 3 kali. Berikut ini adalah data hasil
observasi terhadap aktivitas guru dan siswa kelas V A sebagai kelompok kontrol dalam penelitian ini.
1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kelompok Kontrol
Pertemuan Pertama a
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan Pertama
Hasil perolehan skor aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan pertama dapat dilihat dalam tabel 15.
85 Tabel 15. Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan
Pertama
No Aspek
Skor Maksimal Skor Guru
1. Kegiatan Awal
4 4
2. Kegiatan Inti
10 4
3. Kegiatan Akhir
4 4
Jumlah 18
12 Persentase Keterlaksanaan
66,67
Berdasarkan tabel 15, data perolehan skor observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan pertama dapat disusun menjadi diagram batang pada
gambar 4.
Gambar 4. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan Pertama
Berdasarkan tabel 15 dan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan awal dan kegiatan akhir sudah memenuhi seluruh indikator kedua
kegiatan tersebut karena perolehan skor observasi guru sama dengan skor maksimal yaitu 4. Namun, keterlaksanaan kegiatan inti belum memenuhi
keseluruhan indikator kegiatan inti karena hanya diperoleh skor 4 dari skor maksimal yaitu 10. Persentase keterlaksanaan aktivitas guru kelompok kontrol
pertemuan pertama sebesar 66,67. Checklist keterlaksanaan aktivitas guru
4 4
4 2
4 6
8 10
Kegiatan Awal Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
S k
or G
u ru
Urutan Kegiatan Pembelajaran
86 kelompok kontrol pertemuan pertama secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
15 halaman 228.
b Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan
Pertama
Hasil perolehan skor aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan pertama
dapat dilihat dalam tabel 16.
Tabel 16. Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan Pertama
No Indikator
Skor Maksimal Skor Perolehan 1.
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari
17 5
2. Menjawab pertanyaan guruteman
17 8
3. Melakukan kegiatan pengamatan
bersama kelompoknya 17
4. Melakukan diskusi membahas hasil
pengamatan bersama kelompoknya 17
5. Bekerja sama di dalam kelompok
17 11
6. Menyatakan pendapatgagasan dalam
diskusi kelompok 17
11 7.
Menyusun laporan hasil kerja 17
8. Menyimpulkan laporan hasil kerja yang
telah dilaksanakan 17
9. Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama guru 17
17 10. Mengerjakan soal latihan yang
dibagikan guru 17
17 Jumlah
170 69
Persentase Keterlaksanaan 40,59
Berdasarkan tabel 16, data perolehan skor observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan pertama dapat disusun menjadi diagram batang pada
gambar 5.
87 Gambar 5. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok
Kontrol Pertemuan Pertama
Berdasarkan tabel 16 dan gambar 5, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan pertama didapatkan bahwa
indikator 1 memperoleh skor 5, indikator 2 memperoleh skor 8, indikator 3 dan 4 memperoleh skor 0, indikator 5 dan 6 memperoleh skor 11, indikator 7 dan 8
memperoleh skor 0, serta indikator 9 dan 10 memperoleh skor 17. Persentase keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan pertama sebesar
40,59. Checklist keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan
pertama secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 231. 2
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan Kedua
a Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan
Kedua
Hasil perolehan skor aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan kedua dapat dilihat dalam tabel 17.
5 8
11 11
17 17
2 4
6 8
10 12
14 16
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
S k
or
Indikator
88 Tabel 17. Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan
Kedua
No Aspek
Skor Maksimal Skor Guru
1. Kegiatan Awal
4 4
2. Kegiatan Inti
10 4
3. Kegiatan Akhir
4 4
Jumlah 18
12 Persentase Keterlaksanaan
66,67
Berdasarkan tabel 17, data perolehan skor observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan kedua dapat disusun menjadi diagram batang pada
gambar 6.
Gambar 6. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan Kedua
Berdasarkan tabel 17 dan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan awal dan kegiatan akhir sudah memenuhi seluruh indikator kedua
kegiatan tersebut karena perolehan skor observasi guru sama dengan skor maksimal yaitu 4. Namun, keterlaksanaan kegiatan inti belum memenuhi
keseluruhan indikator kegiatan inti karena hanya diperoleh skor 4 dari skor maksimal yaitu 10. Persentase keterlaksanaan aktivitas guru kelompok kontrol
pertemuan kedua sebesar 66,67. Checklist keterlaksanaan aktivitas guru
4 4
4 2
4 6
8 10
Kegiatan Awal Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
S k
or G
u ru
Urutan Kegiatan Pembelajaran
89 kelompok kontrol pertemuan kedua secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 229.
b Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan
Kedua
Hasil perolehan skor aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan kedua
dapat dilihat dalam tabel 18.
Tabel 18. Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan Kedua
No Indikator
Skor Maksimal Skor Perolehan 1.
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari
17 6
2. Menjawab pertanyaan guruteman
17 11
3. Melakukan kegiatan pengamatan
bersama kelompoknya 17
4. Melakukan diskusi membahas hasil
pengamatan bersama kelompoknya 17
5. Bekerja sama di dalam kelompok
17 12
6. Menyatakan pendapatgagasan dalam
diskusi kelompok 17
12 7.
Menyusun laporan hasil kerja 17
8. Menyimpulkan laporan hasil kerja yang
telah dilaksanakan 17
9. Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama guru 17
17 10. Mengerjakan soal latihan yang
dibagikan guru 17
17 Jumlah
170 75
Persentase Keterlaksanaan 44,12
Berdasarkan tabel 18, data perolehan skor observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan kedua dapat disusun menjadi diagram batang pada
gambar 7 berikut.
90 Gambar 7. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol
Pertemuan Kedua
Berdasarkan tabel 18 dan gambar 7, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan kedua didapatkan bahwa
indikator 1 memperoleh skor 6, indikator 2 memperoleh skor 11, indikator 3 dan 4 memperoleh skor 0, indikator 5 dan 6 memperoleh skor 12, indikator 7 dan 8
memperoleh skor 0, serta indikator 9 dan 10 memperoleh skor 17. Persentase keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan kedua sebesar
44,12. Checklist keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan
kedua secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 232. 3
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan Ketiga
a Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan
Ketiga
Hasil perolehan skor aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan ketiga dapat dilihat dalam tabel 19.
6 11
12 12
17 17
2 4
6 8
10 12
14 16
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
S k
or
Indikator
91 Tabel 19. Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan
Ketiga
No Aspek
Skor Maksimal Skor Guru
1. Kegiatan Awal
4 4
2. Kegiatan Inti
10 4
3. Kegiatan Akhir
4 4
Jumlah 18
12 Persentase Keterlaksanaan
66,67
Berdasarkan tabel 19, data perolehan skor observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan ketiga dapat disusun menjadi diagram batang pada
gambar 8.
Gambar 8. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan Ketiga
Berdasarkan tabel 19 dan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan awal dan kegiatan akhir sudah memenuhi seluruh indikator kedua
kegiatan tersebut karena perolehan skor observasi guru sama dengan skor maksimal yaitu 4. Namun, keterlaksanaan kegiatan inti belum memenuhi
keseluruhan indikator kegiatan inti karena hanya diperoleh skor 4 dari skor maksimal yaitu 10. Persentase keterlaksanaan aktivitas guru kelompok kontrol
pertemuan ketiga sebesar 66,67. Checklist keterlaksanaan aktivitas guru
4 4
4 2
4 6
8 10
Kegiatan Awal Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
S k
or G
u ru
Urutan Kegiatan Pembelajaran
92 kelompok kontrol pertemuan ketiga secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 15
halaman 230.
b Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan
Ketiga
Hasil perolehan skor aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan ketiga
dapat dilihat dalam tabel 20.
Tabel 20. Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan Ketiga
No Indikator
Skor Maksimal Skor Perolehan 1.
Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari
17 5
2. Menjawab pertanyaan guruteman
17 10
3. Melakukan kegiatan pengamatan
bersama kelompoknya 17
4. Melakukan diskusi membahas hasil
pengamatan bersama kelompoknya 17
5. Bekerja sama di dalam kelompok
17 14
6. Menyatakan pendapatgagasan dalam
diskusi kelompok 17
14 7.
Menyusun laporan hasil kerja 17
8. Menyimpulkan laporan hasil kerja yang
telah dilaksanakan 17
9. Menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama guru 17
17 10. Mengerjakan soal latihan yang
dibagikan guru 17
17 Jumlah
170 77
Persentase Keterlaksanaan 45,29
Berdasarkan tabel 20, data perolehan skor observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan ketiga dapat disusun menjadi diagram batang pada
gambar 9.
93 Gambar 9. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol
Pertemuan Ketiga
Berdasarkan tabel 20 dan gambar 9, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan ketiga didapatkan bahwa
indikator 1 memperoleh skor 5, indikator 2 memperoleh skor 10, indikator 3 dan 4 memperoleh skor 0, indikator 5 dan 6 memperoleh skor 14, indikator 7 dan 8
memperoleh skor 0, serta indikator 9 dan 10 memperoleh skor 17. Persentase keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan ketiga sebesar
45,29. Checklist keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan ketiga secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 233.
b. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kelompok Eksperimen
Observasi terhadap aktivitas guru kelompok eksperimen dilaksanakan pada setiap pertemuan yang berjumlah 3 kali. Berikut ini adalah data hasil observasi
terhadap aktivitas guru di kelas V B sebagai kelompok eksperimen dalam penelitian ini.
5 10
14 14
17 17
2 4
6 8
10 12
14 16
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
S k
or
Indikator
94
1. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Kelompok Eksperimen