Pengetahuan Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Peranan Penyedia

Sementara pada penemuan kasus suspek, dari 953 kasus suspek yang ditemukan di pelayanan kesehatan swasta hanya 139 kasus suspek yang terlaporkan di puskesmas.

5.2.4. Pengetahuan

Pada tabel 4.22, pengetahuan secara total mengenai malaria berpengaruh terhadap pencapaian eliminasi malaria p 0,001. Selanjutnya berdasarkan analisis yang dalam menunjukkan bahwa pengetahuan per komponen diagnosis p = 0,002, dan pengobatan p 0,001 mempunyai pengaruh signifikans dengan peran penyedia pelayanan kesehatan swasta dalam mencapai eliminasi malaria pada kelompok klinik dan praktik perseorangan. Pengetahuan penyedia pelayanan kesehatan swasta yang rendah dapat memicu terjadinya kesalahan diagnosis malaria dan pengobatan. Pada penelitian ini responden yang dapat menyebutkan dengan benar dan lengkap gejala malaria hanya 24 orang 21,4 pada kelompok klinik dan praktik perseorangan dan 4 orang 9,7 pada kelompok apotek dan toko obat. Studi di daerah rural Tanzania menemukan bahwa penjaga toko kelontongan yang menjual obat malaria kurang paham tentang gejala-gejala malaria dibandingkan penjaga toko obat. Begitu pula dengan pengetahuan tentang pengobatan malaria, pejaga toko obat memiliki pengetahuan yang lebih baik secara signifikan dibanding responden pejaga toko kelontongan. Lebih lanjut, kedua tipe penjaga toko ini tidak menyebutkan pengobatan tradisional atau tidak diberikan terapi apapun Hetzel et al, 2008. Universitas Sumatera Utara Studi kualitatif di Nigeria bagian tenggara melaporkan persepsi penyedia pelayanan kesehatan mengenai gejala malaria yang mirip dengan gejala penyakit lain membuat petugas mengirimkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium malaria, tetapi ketidakakuratan hasil dan kompetensi teknisi yang kurang membuat petugas tidak percaya dengan hasil pemeriksaan malaria. Sementara petugas pelayanan kesehatan swasta hanya mengirimkan pasien dengan kondisi sakit yang berat dan atas kesediaan pasien untuk diperiksa. Beberapa alasan tidak memeriksakan pasien suspek malaria dengan pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan membutuhkan biaya dari pasien, kurang tersedianya alat diagnosis dan persepsi masyarakat mengenai akurasi hasil laboratorium Ezeoke et al, 2012. Lebih lanjut, meskipun pengetahuan mengenai pencegahan tidak berpengaruh dengan peranan dalam pencapaian eliminasi malaria pada penelitian ini, penelitian serupa dilaporkan oleh Hoffman et all 2011 yang dilakukan di 4 empat negara bahwa dari 374 responden hanya 13 penyedia pelayanan kesehatan yang dapat menjawab dengan benar mengenai kelambu berinsektisida sebagai salah satu metode pencegahan malaria, Ghana 10, Laos 0, Senegal 4 dan Tanzania 33. Pentingnya pencatatan dan pelaporan secara umum telah diketahui, pada tabel 4.7. menunjukkan dari 153 responden terdapat 83 orang 54,2 yang mempunyai pengetahuan baik. Lebih lanjut mengenai pentingnya kasus malaria dicatat paling banyak untuk mengetahui jumlah kasus malaria sebagai data atau laporan 17 orang kelompok klinik dan praktik perseorangan dan 3 orang kelompok apotek dan toko Universitas Sumatera Utara obat. Selanjutnya pengetahuan pentingnya melaporkan kasus malaria dalam 1 x 24 jam ke pemerintah paling banyak untuk alasan pengobatan segera 10 responden kelompok klinik dan praktik perseorangan dan penanganan lebih lanjut dijawab 8 responden. Rendahnya kasus suspek malaria yang bisa didiagnosis malaria di pelayanan kesehatan swasta dapat disebabkan karena ketersediaan alat dan bahan diagnosis malaria dan pengetahuan tentang diagnosis malaria. Pengetahuan tentang diagnosis malaria pada kelompok responden klinik dan praktik perseorangan cukup menggembirakan, dimana 67 responden 59,8 mempunyai pengetahuan baik, sementara pada kelompok apotek dan toko obat hanya 17 responden 41,5 yang baik. Studi yang dilaporkan oleh Damte M 2014 menunjukkan dari 264 petugas kesehatan yang bekerja pada 264 fasilitas kesehatan swasta mengetahui pengobatan pada pasien malaria yang terkonfirmasi laboratorium 91,3 untuk P.vivax dan 88,6 untuk P.falsiparum. Hampir 92,4 kasus suspek dilakukan pemeriksaan parasitologi, dengan nilai SPR yang tinggi yaitu 37,5, tetapi hanya 60,6 yang mendapat terapi malaria. Sementara Meremikwu 2007 melaporkan hasil studi di Nigeria bagian Tenggara bahwa hanya 45 dari 665 pasien yang mendapat pemeriksaan laboratorium dengan mikroskop. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan