Ketersediaan Alat dan Obat

yang beroperasi 24 jamhari terdapat pada 14 klinik, 21 praktik bidan, 4 praktik perawat, 8 praktik dokter, dan 3 toko obat.

4.2.3. Ketersediaan Alat dan Obat

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan alat diagnosis, pengobatan, pencegahan, pencatatan dan pelaporan sangat minim di semua jenis pelayanan kesehatan swasta. Ketersediaan alat dan bahan keseluruhan tersedia pada pada 11 responden 7,2 dan sebanyak 142 responden 92,8 tidak memiliki alat dan bahan.Berdasarkan data penelitian, hanya ada 3 responden yang lengkap memiliki seluruh alat dan obat malaria, yaitu 1 praktik dokter, 1 praktik bidan dan 1 toko obat. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Alat dan Bahan Ketersediaan Alat dan Bahan Jumlah orang Persentase Tersedia 11 7,2 Tidak tersedia 142 92,8 Jumlah 153 100,0 Alat diagnosis hanya tersedia pada 12 responden 10,7 dari 112 responden kelompok klinik dan praktik perseorangan dan pada 2 responden 4,9 dari 41 kelompok apotek dan toko obat. Obat malaria juga tersedia pada semua jenis pelayanan kesehatan swasta. Alat pencegahan tersedia pada 22 responden 19,6 klinik dan praktik perseorangan dan hanya pada 1 responden 2,4 kelompok apotek dan toko obat. Ketersediaan pencatatan dan formulir pelaporan paling banyak terdapat pada kelompok klinik dan praktik perseorangan dengan 86 responden 76,8, sementara pada kelompok apotek dan toko obat hanya 1 responden 2,4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Alat dan Obat Per Kelompok Responden No Ketersediaan Alat dan Bahan Klinik dan Praktik Perorangan Apotek dan Toko Obat Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 1 Diagnosis Tersedia 12 10,7 2 4,9 Tidak tersedia 100 89,3 39 95,1 Jumlah 112 100,0 41 100,0 2 Obat Anti Malaria Tersedia 33 29,5 24 58,5 Tidak tersedia 79 70,5 17 41,5 Jumlah 112 100,0 41 100,0 3 Pencegahan Tersedia 22 19,6 1 2,4 Tidak tersedia 90 80,4 40 97,6 Jumlah 112 100,0 41 100,0 4 Pencatatan dan pelaporan Tersedia 86 76,8 1 2,4 Tidak tersedia 26 23,2 40 97,6 Jumlah 112 100,0 41 100,0 4.2.4. Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8, dari 153 responden, sebanyak 70 responden 45,8 memiliki pengetahuan baik untuk seluruh indikator. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Seluruh Responden Pengetahuan Jumlah orang Persentase Baik 70 45,8 Kurang Baik 83 54,2 Universitas Sumatera Utara Pengetahuan dibagi menjadi 4 empat kelompok yaitu diagnosis, pengobatan, pencegahan, pencatatan pelaporan dan pengetahuan secara total Pada kelompok responden klinik dan praktik perseorangan terdapat 50 orang 44,6 yang memiliki pengetahuan baik dari seluruh variabel. Sementara bila dilihat dari per variabel, dapat diketahui pengetahuan baik paling banyak terdapat pada pencatatan pelaporan sebanyak 68 orang 60,7, diikuti dengan diagnosis sebanyak 60 orang 53,6, pengobatan 49 orang 43,8 dan pencegahan 24 orang 21,4. Pada kelompok apotek dan toko obat, sebanyak 21 responden 51,2 memiliki pengetahuan secara total kurang baik. Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Per Komponen pada Kelompok Responden No Pengetahuan Klinik dan Praktik Perorangan Apotek dan Toko Obat Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 1 Diagnosis Baik 67 59,8 17 41,5 Kurang Baik 45 40,2 24 58,5 Jumlah 112 100,0 41 100,0 2 Pengobatan Baik 49 43,8 16 39,0 Kurang Baik 63 56,25 25 71,0 Jumlah 112 100,0 41 100,0 3 Pencegahan Baik 24 21,4 17 58,5 Kurang Baik 88 78,6 24 41,5 Jumlah 112 100,0 41 100,0 4 Pencatatan dan Pelaporan Baik 68 60,7 15 36,6 Kurang Baik 44 39,3 26 63,4 Jumlah 112 100,0 41 100,0 5 Pengetahuan Baik 50 44,6 20 48,8 Kurang Baik 62 55,4 21 51,2 Universitas Sumatera Utara Jumlah 112 100,0 41 100,0 Pada penelitian ini juga menunjukkan variasi alasan responden pada klinik, praktik dokter, praktik perawat dan praktik bidan mengenai pengetahuan perlu tidaknya penderita malaria dilakukan kontrol ulang, dipantau minum obat malaria, dicatat dalam rekam medik atau buku registrasi, dan dilaporkan dalam 1 x 24 jam ke puskesmas Dinas Kesehatan. Total responden dari klinik, praktik dokter, praktik bidan, dan praktik perawat sejumlah 112 orang, yang menyatakan penderita malaria perlu melakukan kunjungankontrol ulang sebanyak 91 responden 81,3, penderita malaria perlu dipantau dalam meminum obat malaria 81 orang 72,3, kasus malaria perlu dicatat dalam rekam medik buku registrasi sebnayak 92 responden 82,1 dan sebanyak 75 responden 67,0 menyatakan penderita malaria positif perlu dilaporkan dalam 1 x 24 jam ke puskesmas atau Dinas Kesehatan. Sementara alasan terbanyak untuk dilakukan kontrol ulang pada penderita malarai adalah untuk mengetahui ada parasit atau plasmodium atau tidak yang diyatakan oleh 15 responden 27,8 dari 51 responden yang menjawab. Lebih lanjut alasan terbanyak untuk dilakukan pemantauan minum obat pada penderita malaria dinyatakan oleh 24 responden 51,1 dari total 47 responden yang menjawab adalah obat diminum teratur, tuntas sesuai dosis. Mengetahui jumlah kasus malaria dan sebagai datalaporan adalah alasan tertinggi dari 45 responden yang menjawab mengapa kasus malaria perlu dicatat di dalam rekam medikbuku register, dengan 17 responden 37,8. Sebanyak 10 responden 28,6 dari 35 responden menjawab Universitas Sumatera Utara pengobatan segera, sesuai standar menjadi alasan terbanyak mengapa penderita malaria harus dilaporkan dalam 1 x 24 jam pertama ke puskesmas Dinas Kesehatan. Tabel 4.10. Distribusi Alasan Komponen Pengetahuan Kelompok Klinik dan Praktik Perseorangan Komponen Pengetahuan Penderita malaria positif perlu dikontrol ulang ? Ya : 91 81,3 Tidak : 21 18,8 n = 51 n = 1 − Mengetahui ada parasit plasmodium atau tidak 15 27,8 Tergantung kondisi pasien 1 100 − Pemeriksaan darah dan laboratorium ulang 9 16,7 − Mengetahui pasien sembuh atau tidak 7 13,0 − Evaluasi pengobatan, mengontrol efek samping obat, memantau minum obat 7 13,0 − Agar malaria tidak terulang lagi 4 7,4 − Cegah komplikasi, anemi 4 7,4 − Supaya tahu ada perbaikan 2 3,7 − Preventif 1 1,9 − Plasmodium ada faes bersembunyi 1 1,9 − Ada jenis malaria bersifat dorman 1 1,9 − Virus didalam tubuh pasien benar-benar hilang dengan terapi tersebut 1 1,9 − Tergantung situasi kondisi 1 1,9 Universitas Sumatera Utara melihat perkembangan pasien Tabel 4.10 Lanjutan Komponen Pengetahuan Penderita malaria perlu dipantau dalam meminum obat malaria ? Ya : 81 72,3 Tidak : 31 27,7 n = 47 n = 1 − Obat diminum teratur, tuntas sesuai dosis 24 51,1 Tidak tahu 1 100 − Mengetahui pasien sembuh atau tidak 5 10,6 − Mencegah komplikasi 3 6,4 − Tidak salah minum obat 3 6,4 − Ada penderita yang kurang disiplin minum obat 2 4,3 − Efektifitas obat 2 4,3 − Mencegah resistensi 2 4,3 − Plasmodium mati atau tidak 2 4,3 − Masa minum obat yang lama 1 2,1 − Berkaitan dengan masa kerja obat 1 2,1 − supaya patuh minum obat dan mencegah resistensi 1 2,1 − Mengetahui respon obat terhadap tubuh pasien 1 2,1 Kasus malaria perlu dicatat dalam rekam medikbuku registrasi ? Ya : 92 82,1 Tidak : 20 17,9 n = 45 n = 3 Universitas Sumatera Utara − Mengetahui jumlah kasus malaria, sebagai datalaporan 17 37,8 − Tidak ada buku registrasi 1 33,3 − Riwayat penyakit pasien 14 31,1 − Selalu dirujuk ke puskesmas bila ada positif malaria 1 33,3 Tabel 4.10 Lanjutan Komponen Pengetahuan − Malaria bisa berulangkambuh 5 11,1 − Tidak tahu 1 33,3 − Penilaian dan penanganan kasus 4 8,9 − Pencegahan penularan malaria 3 6,7 − Apabila demam bisa kemungkinan malaria lagi 1 2,2 − Pasien paham gejala malaria 1 2,2 Penderita malaria positif perlu dilaporkan dalam 1 x 24 jam ke Puskesmas Dinas Kesehatan? Ya :75 67,0 Tidak : 37 33,0 n = 35 n = 4 − Pengobatan segera, sesuai standar 10 28,6 − Tidak tahu 2 50,0 − Penanganan lebih lanjut 8 22,9 − Cukup pantau minum obat 1 25,0 − Cegah KLB, fogging 4 11,4 − Tidak terlalu berbahaya 1 25,0 − Mencegah penularan 3 8,6 − Pencatatan data 2 5,7 − Cepat terdeteksi 2 5,7 − Mencegah komplikasi 1 2,9 − Pasien bisa meninggal 1 2,9 − Penyakit malaria mematikan 1 2,9 − Untuk identifikasi 1 2,9 Universitas Sumatera Utara − Untuk dilakukan pemeriksaan dan penyuluhan oleh dinkes 1 2,9 − Kasus jarang, ada arahan PKM melaporkan jika ada kasus 1 2,9 Pada kelompok responden apotek dan toko obat terdapat pula variasi pengetahuan mengenai penjualan obat malaria, pembeli obat malaria apakah perlu melakukan pemeriksaan ulang ke fasilitas kesehatan maupun perlu dicatat dalam buku register. Sebanyak 25 61 dari 41 total responden kelompok ini menyatakan bahwa obat malaria dapat dijual bebas. Sementara dari 25 responden yang setuju, sebanyak 15 responden yang menyatakan alasannya. Alasan terbanyak karena obat tersebut termasuk obat bebas diperjualbelikan 4 responden 22,2, sesuai permintaan pembeli yang akan naik ke gunung 3 responden 16,7, obat malaria berlabel biru 2 responden 11,1. Sementara ada 6 alasan lain yang dijawab oleh masing – masing 1 responden 13,3. Sebanyak 16 responden 39 menyatakan bahwa obat malaria tidak dapat dijual bebas, adanya pemeriksaan laboratorium dinyatakan sebagai alasan oleh 2 responden 33,3 dari total 6 responden yang memberi alasan. Empat alasan lain dinyatakan oleh masing – masing 1 responden 16,7. Pernyataan pembeli obat malaria tanpa resep dokter perlu dilakukan kontrol ulang, dipantau minum obat dan dicatat dalam buku register lebih banyak tidak disetujui oleh responden, dengan perincian alasan tertera pada tabel 4.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Distribusi Alasan Komponen Pengetahuan Kelompok Apotek dan Toko Obat Komponen Pengetahuan Obat malaria dapat dijual bebas ? Ya : 25 61,0 Tidak : 16 39,0 n = 18 n = 6 − Obat bisa dijual bebas 4 22,2 − Harus dengan resep dokter 1 16,7 − Sesuai permintaan pembeli untuk naik ke gunung 3 16,7 − Harus diperiksa laboratorium dahulu 2 33,3 − Obat dijual ke pedagang yang menjual dikampung kios 2 11,1 − Karena pengadaan pemerintah 1 16,7 − Obat berlabel biru 2 11,1 − Tidak ada pemeriksaan laboratorium 1 16,7 − Bisa beli diapotek 1 5,6 − Tidak terdeteksi parasit 1 16,7 − Bukan termasuk obat keras 1 5,6 − Kurang kepedulian pemerintah dalam kontroldi stribusi obat malaria 1 5,6 − Resochin ® dan Fansidar ® 1 5,6 termasuk obat bebas − Tidak tahu 1 5,6 − Untuk kesembuhan pasien 1 5,6 − Untuk pertolongan pertama 1 5,6 Pembeli obat malaria tanpa resep dokter perlu kontrol ulang? Ya : 14 34,2 Tidak : 27 65,9 n = 8 n = 4 − Agar penderita tahu tentang penyakitnya 1 12,5 − Belum ada kasus malaria 1 25,0 − Kebanyakan yang pernah 1 12,5 − Bila tidak sembuh, 1 25,0 Universitas Sumatera Utara mengalami sakit malaria sesekali bisa saja kambuh lagi pasien disuruh ke puskesmas − Perlu pengawasan tim medis 1 12,5 − Karena tidak ada anjuran untuk kontrol kesembuhan 1 25,0 Tabel 4.11 Lanjutan Komponen Pengetahuan − Kemungkinan hasil laboratorium sudah negatif, obat malaria tidak perlu dikonsumsi lagi 1 12,5 − Tidak memeriksakan laboratorium 1 25,0 − Lebih akurat secara diagnosa 1 12,5 − Sakit malaria 1 12,5 − Tahu perkembangan pasien 1 12,5 − Untuk memastikan keadaan pasien 1 12,5 Pembeli obat malaria perlu dipantau minum obat malaria? Ya :15 36,6 Tidak : 26 63,4 n = 11 n = 0 − Cepat sembuh 3 27,3 − Supaya pasien teratur dalam minum obat 2 18,2 − Karena dalam meminum obat ada aturannya 1 9,1 − Mencegah penyakit lebih parah 1 9,1 − Sesuai dengan anjuran dokter 1 9,1 − Supaya kita tahu pasien betul minum obat 1 9,1 − Untuk memastikan obat diminum tuntas 1 9,1 − Biar tepat dosis dan patuh 1 9,1 Pembeli obat malaria perlu dicatat dalam buku register ? Ya : 15 36,6 Tidak : 26 63,4 n = 8 n = 3 Universitas Sumatera Utara − Mengetahui jumlah kasuspasien 3 37,5 − Karena permintaan pasien 1 33,3 − Agar semua obat malaria dapat di kontroltercatat kepada siapa diberikan 1 12,5 − Tidak ada catatan 1 33,3 − Mengetahui sejauh mana penyakit malaria 1 12,5 − Tidak sering 1 33,3 Tabel 4.11 Lanjutan Komponen Pengetahuan − Sebagai dokumendasi 1 12,5 − Untuk diagnosa dan dokumentasi 1 12,5 − Untuk mencocokan jumlah obat agar tidak dobel 1 12,5

4.2.5. Peran