Lebih lanjut Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mengeluarkan Peraturan Bupati No. 26 tahun 2013 tentang Pedoman Eliminasi Malaria dalam Kabupaten
Aceh Besar, yang pada bagian kedua pasal 6 membagi sasaran eliminasi malaria dalam tiga kelompok seperti tabel 2.2.
2.1.9. Intervensi Program Malaria
Menurut WHO 2007b dan Kepmenkes RI No.293 tahun 2009 bahwa intervensi program malaria berbeda untuk setiap tahapan program. Dimana ada lima
jenis kelompok intervensi besar bagi setiap tahap yaitu: 1 Penemuan dan tata laksana penderita malaria; 2 Pencegahan dan penanggulangan resiko; 3 Surveilans
epidemiologi dan penanggulangan wabah; 4 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi KIE; 5 Peningkatan sumber daya manusia.
Penyedia pelayanan kesehatan swasta mulai dilibatkan secara intensif pada tahap pra-eliminasi pada hampir semua kelompok intervensi besar, kecuali pada
kegiatan pencegahan dan penanggulangan resiko Depkes, 2009.
2.2. Pelayanan Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu komponen penentu pada indeks pembangunan manusia IPM. Indonesia memiliki nilai IPM 0,629 dan berada pada
posisi 121 UNDP, 2013. Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba 1973 dalam Azwar 1996, adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, pelayanan kesehatan
terdiri dari pelayanan kesehatan perseorangan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pembagian ini ditujukan pada perbedaan sasaran penerima pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Sementara pelayanan kesehatan
masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Selain kedua jenis pelayanan kesehatan
tersebut, Undang-undang ini juga mengatur tentang pelayanan kesehatan tradisional yang diartikan sebagai pengobatan danatau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Lebih lanjut pelayanan kesehatan meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif anonim, 2009.
2.3. Pelaku Penyedia Pelayanan Kesehatan
Penyedia pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai seorang individu atau sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan preventif, kuratif, promotif
dan rehabilitatif secara sistematik kepada individu, keluarga atau masyarakat. Lebih lanjut penyedia pelayanan kesehatan perseorangan atau individu dikenal dengan
tenaga kesehatan. Selain itu, penyedia pelayanan kesehatan sebagai sebuah institusi lebih dikenal sebagai fasilitas pelayanan kesehatan anonim, 2013b.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pengertian tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan danatau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Sementara fasilitas pelayanan kesehatan diartikan sebagai suatu alat danatau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, danatau masyarakat anonim, 2009.
Pada Peraturan Presiden RI No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional mengatur keterlibatan penyedia pelayanan kesehatan swasta pada sub sistem
upaya kesehatan meliputi unsur pemberian pelayanan kesehatan perseorangan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan pada tingkat pertamaprimer, pelayanan
kesehatan tingkat keduasekunder dan pelayanan kesehatan tingkat ketigatersier. WHO 2006 membagi penyedia pelayanan kesehatan secara garis besar
menjadi dua, yaitu: a Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Seluruh penyedia pelayanan kesehatan yang bekerja di sektor publik atau pemerintah, yang menerima gaji atau remunerasi untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan dari pemerintah. b Pelayanan Kesehatan Swasta
Dimaksudkan sebagai seluruh penyedia pelayanan kesehatan yang bekerja diluar sektor publik, dimana ada yang bersifat komersial atau sosial non-profit. Mills
Universitas Sumatera Utara
et al 2002 memasukkan perusahaan komersial berskala besar atau kecil, kelompok-kelompok profesional seperti asosiasi dokter, lembaga swadaya
masyarakat tingkat nasional maupun internasional, penyedia layanan individu maupun penjaga toko obat.
Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan bervariasi dari rumah sakit, klinik bersalin, klinik rawat inap, klinik rawat jalan yang diberikan oleh dokter,
perawat, bidan dan paramedis lainnya, serta fasilitas diagnosis seperti laboratorium dan unit radiologi, ditambah lagi dengan apotek, dan depot obat
maupun toko umum yang sering juga menjual obat – obatan Mills et al, 2002. Sementara Bulsara et al 2012 membagi empat kategori penyedia pelayanan
kesehatan swasta dalam program malaria sebagai berikut: 1. Penyedia pelayanan kesehatan swasta formal
Kelompok ini termasuk perusahaan komersial berskala besar atau kecil, kelompok – kelompok profesional kesehatan. Biasanya berlokasi di daerah
perkotaan urban atau pinggiran kota peri-urban. 2. Penyedia pelayanan kesehatan swasta informal
Kelompok ini termasuk penjual obat yang bersifat statis atau keliling, tokodepot obat, pengobatan alternatiftradisional. Biasanya berlokasi di
daerah pinggiran kota peri-urban, dan perdesaan. Jangkauannya lebih luas dibanding penyedia pelayanan kesehatan swasta formal.
3. Organisasi kemasyarakatan Kelompok ini menyediakan pelayanan tambahan yang berperan sebagai
Universitas Sumatera Utara
perantara antara penyedia pelayanan pemerintah dan swasta. Kelompok ini termasuk LSM NGO: non-government organisation tingkat nasional dan
internasional. Kelompok ini sering lebih luas menjangkau daerah secara geografis.
4. Perusahaan-perusahaan swasta Kelompok ini termasuk perusahaan besar yang berinvestasi dalam program
kesehatan, khususnya perusahaan yang bergerak di industri energi, sumber daya alam dan pertanian. Kegiatan yang dilakukan mencakupi wilayah kerja
baik pagi karyawananya sendiri maupun masyarakat yang tinggal di lingkungan kerja perusahaan.
Menurut Permenkes RI No. 920Men.KesPerXII86 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik pada Bab II dan III pasal 2, 3 dan 4
membagi pelayanan kesehatan swasta medik menjadi dua yaitu pelayanan medik dasar dan pelayanan medik spesialistik.
Bentuk pelayanan medik dasar adalah: Praktik Perorangan Dokter Umum; Praktik Perorangan Dokter Gigi; Praktik Berkelompok Dokter Umum; Praktik
Berkelompok Dokter Gigi; Balai pengobatan; Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak; Rumah Bersalin; Pelayanan Medik Dasar lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Sementara bentuk pelayanan medik spesialistik adalah: Praktik Perorangan
Dokter Spesialis; Praktik Berkelompok Dokter Spesialis; Rumah Sakit Umum; Rumah Sakit Khusus; Pelayanan Medik Spesialis lain yang ditetapkan oleh Menteri
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan. Peraturan diatas diubah ke dalam Permenkes No.028MENKESPER2011
tentang Klinik yang membagi berdasarkan jenis pelayanannya menjadi klinik pratama dan klinik utama. Klinik disini diartikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar danatau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Klinik dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat, sehingga peraturan ini tidak
khusus mengatur pelayanan kesehatan swasta. Secara umum, batasan antara penyedia layanan kesehatan publik dan swasta
terkadang tidak jelas, karena banyak tenaga kesehatan pemerintah yang juga bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan swasta atau menjalanknan praktik pribadi diluar
jam kerja atau istilah ini dikenal sebagai dual practice Bulsara et al, 2012.
2.4. Peran Sektor Swasta dalam Program Malaria